Rabu, 13 Januari 2016

Kisah Nyata Cerita Dewasa Antara Aku , Kamu Dan Dia

Kisah Nyata Cerita Dewasa Antara Aku , Kamu Dan Dia

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata


Cerita Dewasa ini adalah Pengalaman Sex Kisah Nyata Cerita Dewasa Antara Aku , Kamu Dan Dia merupakan pengalaman sex yang sangat susah untuk di lupakan. Cerita sex kali ini berdasarkan pengalaman dari pengirim cerita yang tidak mau di sebutkan nama nya , untuk menghormati itu kami menggunakan nama palsu dalam Cerita 17+  kali ini.Untuk itu silahkan langsung di simak cerita nya :

Hai.. Namaku Devi, usia 26 tahun. Aku termasuk cewek yang punya tingkat libido yang tinggi. Aku nggak pernah lama pacaran, karena aku orangnya nggak pernah puas ngesek sama pacar-pacarku dan cepat bosan. Bahkan sampai sekarangpun aku sering mencari kepuasan sendiri. Dan itupun nggak terbatas, cowok bahkan cewek sekalipun aku doyan.

Yang paling ngedukung adalah wajahku yang lumayan dan bodiku yang nggak ngecewain. Hanya dengan modal senyum dan baju sexy, banyak cowok yang kepingin berbagi kenikmatan denganku. Kebayakan mereka nggak tahan kalau melihat dadaku yang padat membusung atau pahaku yang sekal. Aku juga nggak perlu capek cari partner cewek, karena aku mengenal betul siapa cewek-cewek yang bisa diajak main.

Aku bekerja sebagai asisten akuntan di sebuah Jasa Akuntan Publik yang cukup terkenal di kota Surabaya. Pekerjaan yang melelahkan dari jam 8 pagi sampai 8 malam itu terkadang memerlukan refresing juga. Bahkan hari ini aku lembur sampai jam setengah sebelas. Makanya ketika Tina, teman kerjaku ngajakin dugem, aku langsung mengiyakan. Aku tahu Tina nggak mungkin hanya mengajak dugem aja. Karena aku tahu Tina itu penganut paham lesbisme.

Tapi tak apalah, aku juga ketagihan digerayangin jemari lentik cewek. Apalagi Tina sangat menggairahkan. payudaranya montok sedikit tak serasi dengan tubuhnya yang agak kurus, tapi kencang banget. Sudah lama aku pengin meremas-remas payudaranya bahkan mengulum puting payudaranya itu.

Dengan naik mobilnya, kami segera meluncur ke sebuah diskotik yang tak terlalu besar tapi cukup ramai. Sesampainya di diskotik kami segera mencari meja kosong di sudut diskotik. Walaupun di pojok tapi cukup mudah memandang ke arah floor dance. Lalu kami memesan minuman beralkohol ringan untuk menghangatkan badan. Ketika si pelayan beranjak pergi setelah mengantarkan pesanan kami, Tina mulai merapatkan tubuhnya kepadaku. Cerita Sex 2016

Aku pura-pura tak peduli sambil terus mengobrol dengannya. Tapi makin lama jemari Tina mulai berani meraba-raba pahaku yang masih terbalut span ketat. Rangsangan itu mengena padaku hingga aku balas dengan makin memperdekat jarak duduk kami. Tapi belaian Tina makin panas menyusup ke balik rokku. Karena tak tahan dan malu jika harus dilihat orang, aku segera mengajak Tina melantai.
“Kita turun yuk?” kataku.
“Enak disini aja ah,” jawabnya menolak.
“Ayo dong Tina.”

Aku menarik tangannya untuk turun ke floor dance. Kami ngedance mengikuti hingar bingar musik diskotik. Dalam keremangan dan kilatan lampu, aku lihat keayuan wajah Tina yang nampak lugu. Melihatku tersenyum-senyum kearahnya, Tina meliuk-liukkan tubuhnya erotis. Daya rangsang yang dinampakkannya dari gerakan tubuhnya dan senyuman nakalnya semakin membuatku mabuk. Sambil bergoyang aku peluk tubuhnya hingga kedua payudara kami saling berbenturan.

Sesekali tanganku dengan nakal meremas bokongnya yang masih tertutup celana panjang. Tangannya mendekap erat tubuhku bagai tak ingin terlepas. Tanganku kian nakal mencoba berkelana dibalik kemejanya dan meremas kedua payudaranya yang masih terbalut BH. Ooohh.. begitu halusnya payudara Tina, halus dan kenyal banget. Lalu tanganku bergerak melepas pengait BH nya sehingga dengan bebas tangan kananku dapat membelai dan meremas buah dadanya yang keras sementara tangan kiriku telah membekap kemaluannya yang masih terlindung celana panjangnya.
Sementara Tina memejamkan matanya meresapi setiap sentuhanku sambil terus bergoyang mengikuti musik yang menghentak-hentak. Tubuhnya bergerak merapat ke tubuhku.
“Kamu ganas juga, ya?” bisiknya.
“Tapi kamu suka kan?”

Tina merapatkan tubuhnya sambil menciumi belakang telinga kananku. Hembusan hangat nafas Tina membuat gairahku bagai dipacu. Jemariku segera mencari-cari puting susunya lalu memelintirnya sampai membuat Tina mengikik kegelian.
Satu jam kemudian Tina mengajakku pergi dari diskotik itu. Kami telah sama-sama sepakat akan meneruskan gairah kami hingga terpuaskan. Kami menuju ke sebuah hotel terdekat lalu segera menuju kamar yang telah kami pesan. Setibanya di kamar Tina melucuti pakaiannya sambil menirukan gaya penari stripis. Secara halus, perlahan demi perlahan dilucutinya pakaiannya satu persatu dengan gerakan yang membuat air liurku hendak nenetes. Tinggal CD-nya saja yang masih melekat.

Dengan kedua payudara yang menggantung indah Tina mendekatiku perlahan sambil mempermainkan CDnya yang sudah basah. Akupun ikut melucuti pakaianku dengan gerakan-gerakan yang juga aku buat seerotis mungkin. Mata Tina berbinar-binar ketika BH-ku menghilang dari kedua payudaraku.
“Wowww.. besar dan kencang sekali.. buat aku ya..” kata Tina sambil membelai pinggiran buah dadaku, kemudian Tina mengulum putingnya yang sudah mengeras sejak tadi.
“Ooogghh.. sshh.. enak banget,” rintihku.
Diisapnya dalam-dalam putingku itu dengan keahliannya. Sambil mengisap jemarinya terus menari-nari di payudara kiriku. Tanganku meremas-remas rambutnya yang mulai kucal sambil meremas-remas payudara kirinya yang sempat aku gapai.

Lidah Tina yang sudah terlatih menyapu seluruh permukaan payudaraku dan melumat putingku secara bergantian. Desahan kami berpacu diantara nafas-nafas kami yang sudah tak teratur lagi. Kemudian Tina mencumbui perutku dan terus kebawah ke arah pusat kenikmatanku yang sebelumnya telah ditelanjanginya.
“Bukit venusmu indah banget Wi..” pujinya membuatku tersanjung.
Otot-otot vaginaku terasa menegang ketika jari-jari Tina merenggangkan labia mayoraku. Lalu jari tengahnya mengorek-ngorek klitorisku dengan penuh perasaan.
“Aaahh.. sshh.. mmhh..” desahku untuk kesekian kalinya.
“Jilatin say.. aku paling suka..”

Tina menjilat klitorisku yang terasa tegang. Lalu menghisapnya kuat-kuat. Uaahh.. rasanya nikmat banget.. bahkan ketika lidahnya mulai turun menyusuri daerah sekitar lubang kawinku. Rasanya ingin mengeluarkan semua lava kenikmatanku yang menggedor-gedor ingin keluar.

Akhirnya Tina menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menarik tanganku. Sementara buah dadanya kian kencang. Putingnya kian memerah. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya. Seperti keringatku. Juga nafasku. Aku lorot CD-nya yang sudah basah benar. Lalu aku menindihnya hingga tubuh dan payudara kami saling berimpitan, bibirku dilumatnya dengan liar. Vagina kami saling bergesekan hingga menimbulkan rasa panas di masing-masing vagina kami. Suara srek.. srek.. akibat gesekan rumput vagina kami menambah nikmat sensasi yang tercipta.
“Ooohh.. Vi.. sudah lama banget aku naksir kamu.. aahhgghh..”
“Malam ini aku milikmu Kriiss..”

Setelah sepuluh menit kami saling berpagutan lidahku bergerak menuruni leher jenjang Tina sampai bibirku hinggap di payudaranya yang kencang dan ramun. Aku hisap puting susunya yang keras dan coklat. Akhirnya tercapai juga keinginanku untuk mengganyang pentilnya yang besar itu.
“Vi.. terus aachh.. ehmm..” desahnya keenakan.
Kemudian aku semakin turun dan menghisap pusarnya, Tina tidak tahan diperlakukan demikian. Erangannya semakin panjang.
“Aaach.. geli aach.. Vi..”

Aku terus menghisap-hisap pusarnya lalu aku turun dan saat sampai di Vaginanya. Aku sibak rumput-rumput liar di bukit belahnya itu kemudian mulai menjilatinya dan sesekali menghisap klitorisnya yang menyembul sebesar kacang.
“Aaacchh.. Wii terus achh.. enak..”
Tina semakin menggelinjang tangannya menarik-narik sprei kamar hotel itu dan beberapa saat kemudian dia menjerit kuat. Aaacchh..!! Dan dari vaginanya menyembur lendir kenikmatan yang cukup banyak. Sruupp.. langsung aku hisap habis.
“Aaach Wii.. acchh..” jeritnya untuk kesekian kalinya.

Setelah mengalami orgasme yang pertama itu, Tina tergeletak di atas ranjang. Aku segera meraih HPku di dalam tas. Lalu segera mengirim SMS buat Edy, temanku ngewe. Tina yang tahu kalau aku menghubungi seseorang berlagak cemburu. Dia segera duduk tepat di depanku.
“Sms siapa sih say?” tanya Tina cemberut.
“Ada deh..” jawabku sambil tersenyum padanya.
“Ah, nggak asyik. Katanya kamu malam ini milikku?” rajuk Tina yang kemudian mengutak-utik vaginaku.

Birahiku kembali bergelora. Aku biarkan saja Tina mempermainkan daerah tersensitifku itu dengan jari-jari lentiknya. Nafasku memburu ketika ujung jari telunjuk Tina masuk ke dalam lipatan vaginaku yang berair kemudian mengelus-elus lipatan dalamnya.
“Hoohh.. baby swety.. enak banget..” rintihku.
Payudaraku yang telah bengkak dijilatnya dengan lidahnya kemudian dilumatnya putingku yang sudah sangat keras itu. Sedangkan telunjuknya terus memilin-milin clitorisku.
“Aaaghh.. terus.. yeaahh.. jilatin say..”

Tina berganti menjilati vaginaku sedangkan tangannya beralih meremas-remas payudaraku yang sudah sangat bengkak dan berwarna merah oleh hisap-hisapannya. Rasanya kakiku tak kuat menyangga tubuhku yang terasa berat oleh birahi yang telah sampai di ubun-ubun. Maka aku menghempaskan tubuhku diatas kasur dan Tina meneruskan permainannya yang membawaku ke awang-awang.

Kini kami melakukan 69 style. Saling hisap, saling jilat dan terkadang aku menekan lubang kenikmatannya dengan jempolku. Lubang asyiknya yang merah merona aku tusuk dengan jari telunjukku berkali-kali, begitu pula yang dilakukannya terhadapku. Berkali-kali klitorisku dihisap oleh Tina kuat-kuat. Berkali-kali Tina mengalami orgasme, tapi aku masih bisa bertahan. Hingga kemudian pintu kamar dibuka dari luar dan Edy muncul dari balik pintu.
“Hallo gadis-gadis! Sedang asyik nih?” sapanya.
“Edy, cepat sodokin aku dengan penismu!” teriakku pada Edy.

Tina segera minggir ketika Edy melucuti seluruh pakaiannya. Sepintas kulihat roman muka Tina yang sedikit cemberut. Tapi aku nggak peduli yang penting Edy segera memuaskan birahiku dan membawaku ke pucuk-pucuk kenikmatan. Edy tersenyum lebar memandangi bibir kemaluanku yang semakin basah. Aku enggak tahan lagi, segera aku arahkan penis Edy yang sudah mengacung-acung keras itu ke lubang kemaluanku.
“Aaaggh!” pekikku saat Edy menekan penisnya agar masuk semua ke dalam lubang kemaluanku.
Blees!! Akhirnya seluruh batang penis Edy mampu menjebol lubang kenikmatanku. Rasa perih bercampur nikmat jadi satu ketika Edy mulai mengocok liang kawinku keluar masuk.
“Aaawww.. enak banget vagina kamu Devi.. seret.. tapi siip..” bisik Edy menyanjungku.

Edy terus memompa vaginaku sampai kami tak sadar mengeluarkan desahan dan rintihan birahi yang membuat Tina terangsang banget. Rasa cemburunya hilang bahkan Tina mendekatiku lalu mengenyot payudara kiriku, sedangkan Edy juga mengenyot payudara kananku. Segala kenikmatan syahwat aku rasakan dengan mata tertutup dan bibir yang menganga mendesah-desah. Hingga kemudian aku merasakan lava kenikmatanku yang menggedor-gedor.
“Aaahh aku mau keluar.. aahh.. sshh.. aahh..” pekikku.

Edy memompa penisnya semakin cepat hingga aku kesulitan untuk mengimbanginya. Sedangkan lidahnya maupun lidah Tina semakin liar menjelajahi payudaraku. Lalu.. aahh.. Lendir kenikmatanku menghangat basah dan licin menyembur
hingga membecek di sekitar selakanganku. Edy terus memompa dengan liar hingga kemudian dia berteriak tertahan,
“Aaagghh!!” Croot..croot.. spermanya muncrat tertelan lubang kenikmatanku hingga menghangat di dalamnya.
“Riic.. keluarin penismu itu biar Tina ngerasain nikmatnya pejuhmu. Tina.... hisap vagina aku say..” kataku kemudian.
Tina menjilat dan menghisap tandas semua cairan di vaginaku setelah Edy mencabut penisnya dari Vaginaku. Tapi tiba-tiba saja Tina terpekik keras,
“Aaacchh!!”

Ternyata Edy menusukkan penisnya ke vagina Tina yang cantik kalau menungging. Tina misuh-misuh tapi kemudian ikutan ngerasain nikmatnya sodokan Edy yang sudah sangat berpengalaman ngentotin cewek-cewek dari berbagai usia. Sambil mengocok maju mundur, Edy berpegangan sambil meremas-remas payudara Tina yang sudah keras banget. Aku sendiri menjilati vagina dan klitoris Tina dan sekali-sekali menjilat buah pelir Edy hingga membuat mereka sampai di pucuk-pucuk asmara.
“Aduuh sayang.. terus.. ah.. enak say.., nikmat sekali.. rasanya ingin keluar say, aduuh.. nikmatnya, terus.. yang cepat.. say.. aduh aku nggak tahan ingin keluar..” Tina menceracau tak karuan beberapa saat kemudian tubuh Tina menegang dan sur.. suurr croot.. croot..

Kemudian kami bertiga terkulai lemas bersimbah keringat yang membanjir.
“Makasih ya say.. kalian berdua memang hebat,” gumamku penuh kepuasan.
“Aku juga. Aku kira paling enak itu jadi lesbian, ternyata aku butuh variasi juga,” sambung Tina.
“You’re welcome. Kapan-kapan aku bersedia di episode berikutnya..,” ujar Edy. Lalu kami tertidur kelelahan tapi penuh kepuasan. 

Bagaimana Dengan Cerita Nya? Menarik Bukan Karena Di Sini Kita Bisa Ikut Merasakan Rasa Nya Melalui Cerita Dewasa Nya Ini.Oleh Karena Ini Jangan Lupa Untuk Di Simak Cerita Hot Lainnya Di Bawah Ini :
Share this article now on :

0 komentar:

Posting Komentar