Kamis, 14 Januari 2016

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata Selingkuhanku Lesbian

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata Selingkuhanku Lesbian

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata


Cerita Dewasa ini adalah Pengalaman Sex Cerita Dewasa Berdasarkan KIsah Nyata Selingkuhanku Lesbian merupakan pengalaman sex yang sangat susah untuk di lupakan. Cerita sex kali ini berdasarkan pengalaman dari pengirim cerita yang tidak mau di sebutkan nama nya , untuk menghormati itu kami menggunakan nama palsu dalam Cerita 17+  kali ini.Untuk itu silahkan langsung di simak cerita nya :

Ceritanya aku nemuin surat milik Siska, teman sekamarku waktu aku lagi bersih-bersih kamar. Waktu aku baca, isi surat itu bener-bener bikin aku berkeringat dingin. Surat itu dari Suti, seorang janda muda yang tinggal di rumah induk. Dan isinya, Suti pingin ketemuan sama Siska dan Suti pingin berhubungan badan dengan Siska. What? Maksudnya, Siska lesbian? Gawat! Jadi selama ini aku sekamar dengan lesbi? Tapi kenapa Suti pingin tidur dengan Siska ya? Apa dia juga lesbi?
“Aku nggak tahan lagi, Sas. Sudah lama hatiku kering, dan aku merindukan pelukan yang hangat dan mesra. Tapi, aku nggak mau ambil resiko. Jadi aku rasa aku mau menuruti tawaranmu. Malam ini rumah induk sepi. 

Aku tunggu kau di kamarku jam tujuh.” Begitu penggalan surat Suti. Jam tujuh kurang seperempat. Aku sudah siap di kamar Ayu, sebelah kamarnya Suti. Beruntung, karena dua hari lalu ketika Ayu hendak pulang dia menitipkan kunci kamarnya ke aku. Segera aku cari tempat yang strategis buat ngintip suasana kamar Suti. Pas! Ada lobang angin-angin yang menghubungkan kamar Ayu dan kamar Suti. Dan dengan mudah dan jelas aku bisa mengintip ke kamar Suti.
Suti sedang duduk menyisir rambutnya di depan meja rias. Wajah ayunya dihiasi dengan senyum. Matanya yang sayu berkali-kali memandangi jam dinding. Benar juga, nampaknya Suti menanti seseorang. Jam tujuh kurang lima menit. Tok.. tok.. tok..
“Suti.. ini aku, Siska.”

Suti membukakan pintu kamarnya. Nampak Siska tersenyum manis sambil menyapa,
“Hai!”. Busyet! Kayak ngapel ke rumah pacar saja, batinku.
Siska segera masuk dengan mengunci pintu kamar. Dipandanginya wajah Suti sesaat. Dibelainya wajah halus Suti yang tanpa cacat. Tapi nampaknya Suti sudah tak tahan lagi. Segera diburunya bibir Siska. Kedua bibir yang sama-sama mengenakan lipstik itu saling melumat dan menghisap. Bisa kubayangkan lidah-lidah mereka yang bertarung mengganas. Tangan-tangan mereka saling meremas dan memeluk kepala pasangannya. Suti menghisap kuat-kuat bibir Siska, dan Siskapun membalasnya dengan menggigit bibir atas Suti.

Siska segera melepaskan daster yang dikenakan Suti, dan kemudian kembali mereka bercumbu. Daster itu meluncur turun meninggalkan tubuh Suti yang kini tinggal berlapis BH dan CD tipis. Begitupun yang dilakukan Suti. Dilepasnya tali kimono Siska hingga nampak tubuh Siska yang berbalut lingerin hitam.
“Wah, bagus banget!” seru Suti ketika melihat lingerin yang dikenakan Siska. Bagus apaan! 

Menurutku lingerin itu menjijikkan. Warnanya hitam lagi transparan, dan cuman menutup payudara Siska sampai diujung saja. Hingga kedua gumpalan payudara berukuran 36 itu bagai ingin melompat keluar. Pakai lingerin atau bugil, kayaknya sama saja.
“Aku ingin hanya diriku yang kau puji sayang.. bukan lingerin ini.” kata Siska merajuk.
“Iya deh..” kata Suti kembali memburu bibir seksi Siska.
Bibir mereka kembali bergumul. Tangan Siska menyusup masuk ke balik CD Suti. Perlahan-lahan diremasnya kedua pantat kenyal Suti.
“Aah..” desis Suti keenakan.

Siska semakin ganas meraba-raba Suti hingga kemudian melepaskan pengait BH Suti. Penutup dada Suti itu mengendor lalu terjatuh. Ciuman Siska turun ke leher dan dada Suti. Tak disia-siakannya setiap inchi dada Suti yang mungil. Dicumbuinya penuh nafsu hingga ke perut lalu berhenti sebentar di pusarnya dan kemudian naik lagi hingga kembali ke bibir Suti. Diperlakukan seperti itu Suti mendesis-desis penuh birahi,
“Sass.. ashh..ehmm..”.
Siska mendorong Suti terlentang di atas kasur dan menindihnya. Ciuman Siska kembali menurun hingga ke dada Suti. Diciuminya kedua bongkahan gunung kembar Suti yang sudah menegang. Putingnya berwarna kecoklatan menantang. Tanpa malu ladi dimasukkannya salah satu puting itu ke dalam mulutnya.
“Uagghh.. Sas.. ahh.. terus.. say..” gumam Suti meremas rambut Siska yang cepak.

Siska meremas-remas buah dada yang baru saja dikulumnya itu. Dan sekali-kali diplintirnya putingnya hingga membuat Suti bergelinjangan. Dan kemudian dihisapnya kuat-kuat. Sedang telapak tangan kirinya menekan kemaluan Suti yang masih dilapisi oleh CD.
“Siskaa..” teriak Suti menghentak-hentak keasyikan.
“Hmm.. ehm..” gumam Siska keenakan. Tak dipedulikannya erangan Suti. Kedua bukit kembar Suti digarapnya bergantian. Dikenyot-kenyotnya payudara Suti yang sudah bengkak benar bagai bayi yang amat kehausan. Suti yang sudah lama tak merasakan kenikmatan itu bagai menikmatinya dengan sepenuh hati.

Kupalingkan muka sejenak, karena tak tahan dengan libidoku sendiri yang mulai terbakar. Keringat dingin yang menetes di dahiku. Tapi aku segera kembali mengikuti permainan itu, nggak ingin rasanya tertinggal sedetik saja.

Siska segera merosot satu-satunya CD yang melekat di tubuh Suti yang terlentang di ranjang hingga janda muda itu bagai bayi yang baru terlahir. Kemudian Siska berdiri di hadapan Suti yang mengerang pasrah.
“It’s show time.” kata Siska.

Suti terdiam memandangi Siska yang mulai melucuti lingerinnya. Kain tipis itu meluncur turun meninggalkan tubuh Siska yang bugil total. Nampaklah dada Siska yang membusung bengkak menggemaskan, juga bukit kemaluannya yang licin tanpa bulu. Siska mulai meremas-remas buah dadanya sendiri, membangkitkan gairah Suti hingga pada titik puncaknya. Diremasnya kedua payudaranya dengan gerakan memutar hingga kedua gunung kembar itu bergoyang-goyang menantang. Dan bagai iklan sabun Siska membelai tubuhnya sendiri, dari dada.. perut.. hingga kemaluannya yang gundul. Tubuhnya meliuk-liuk lalu menungging membelakangi Suti dan memamerkan kesekalan bokongnya kemudian menyibak lorong kecil yang merah merekah. Nampak liang kawin Siska yang berlumuran lendir putih kental. Siska memasukkan jemari telunjuknya ke dalam liang kawin itu. “Aagh..” desah Siska pelan. Lalu ditariknya telunjuk yang telah basah itu. Kemudian dijilatnya dengan mata sayu menatap Suti. Oh, Batara Kala.. jangankan Suti, akupun merasa terbakar gairah.

Suti segera memburu Siska. Dalam keadaan berdiri diterkamnya kedua payudara Siska secara bergantian sedangkan tangannya mengerayangi setiap lekuk kemaluan Siska yang telah basah betul. “Sut.. ough..” desah Siska sambil mendekap kepala Suti erat. Dengan buas Suti melakukan pembalasan atas semua lumatan Siska.
“Aaagghh..” pekik Siska ketika Suti menghisap puting payudaranya sekuat tenaga.
Siska berkelojotan ambruk di kasur. Suti menindihnya dan terus melumat buah dada Siska yang bagai mau meledak. Kedua kaki Siska menyilang bagai mengunci tubuh Suti. Jemari Suti kembali beroperasi di sekitar kemaluan Siska.
“Sut.. ayo.. masukkan Sut.. aghh..” ujar Siska sambil mengacung-acungkan sebatang dildo kepada 
Suti. 

Suti mengerti apa yang Siska mau. Maka Sutipun segera memasukkan dildo itu perlahan-lahan pada memek Siska.
“Ee.. eghh.. ehh..” Siska mengedan sebentar lalu, krak! nampaknya selaput dara Siska semakin sobek saking kerasnya sodokan Suti.
“Aagh.. brengsek..!” pekik Siska ketika Suti menghunjamkan dildo itu seluruhnya ke dalam memek Siska. Agak sakit mungkin, karena sebelumnya Siska selalu melakukannya dengan perlahan-lahan dan tidak sepenuh itu. Tapi sodokan yang keras dan cepat itu memberikan kenikmatan yang belum pernah Siska rasakan.
“Tenanglah Sas.. nanti pasti enak..” kata Suti sembari menggoyang-goyangkan batang dildo yang tinggal dua senti itu. Dan benar saja, tubuh Siska terguncang-guncang nikmat. Peluh membanjir di seluruh tubuhnya yang terkulai lemas. 

Kelincahan tangan-tangan Suti yang menggoyang tubuhnya sambil terus meremas-remas payudaranya membuat Siska tak tahan lagi.
“Sut.. aku keluar nih.. eghh..” Siska mengedan sebentar lalu terkapar lemas.
Suti segera menarik dildo dari memek Siska. Dildo itu berlumuran cairan kawin Siska yang membanjir. Suti berbaring di samping Siska dengan wajah kecewa.
“Makasih ya, Sut. Aku puas banget.” kata Siska
“Sas, kamu curang. Aku kan belum selesai.” ujar Suti kesal.
“Iya, tunggu sebentar say.. biar aku pulihkan tenaga.” jawab Siska membelai wajah Suti.

Suti hanya diam, tapi roman mukanya kurang sedap. Karena merasa tak enak hati, maka Siska kembali membelai-belai payudara Suti. Suti memandang Siska degan mata sayu, kemudian di belainya kemaluan Siska yang masih basah.
“Hik.. kik..” Siska mengikik kegelian sedang Suti tersenyum-senyum menikmati rasa dingin yang menyiram tubuhnya yang ditimbulkan dari gelitikan jemari Siska di kedua puting susunya. Siska meraih batang dildo yang tergeletak tak jauh darinya lalu menyodorkannya ke wajah Suti.
“Ayo jilatlah sayang..” bisik Siska.

Walaupun sedikit jijik, Suti menuruti keinginan Siska. Dijilatinya ujung dildo yang masih basah oleh lendir kawin Siska itu. Pikiran Suti melayang pada Bas, mantan suaminya. Maka dengan ganas dijilatinya ujung dildo itu bagaikan menjilati penis Bas yang luar biasa besarnya. Walaupun belum pernah melakukannya sebelumnya, tapi nampaknya Suti sangat menikmatinya. Apalagi jemari Siska mengutak-atik isi kemaluannya. Menyusuri lorong sempit di antara rimbunan belantara dan menyentil-nyentil daging kecil yang tumbuh diantara goanya. “Ough.. Saskii..” Suti menumbruk Siska dengan liar.

 Namun Siska lebih cepat membantingnya, hingga posisinya kembali berada di bawah kendali Siska. Siska segera mengambil posisi 69.
“Ayo Sut.. kamu makan bagianmu, dan aku makan bagianku yach..”
Terhampar di depan Siska sebidang hutan nan lebat yang telah basah dan becek. Jemari Siska ikut membantu menyibak belukar basah itu. Lidahnya menjulur melintasi semak belukar hingga masuk ke mulut goa. Lidah itu menyusuri goa itu hingga kemudian menjilati ujung daging kecil yang tersembul merah dan kenyal. Dihisapnya hingga daging kecil itu mengembang hingga membuat Suti yang sibuk dengan vagina Siska mendengking tertahan,
“Achh.. ehmm.. eennaakk..”

Tak tahan dengan rangsangan Siska yang begitu dasyat, Suti menggigit-gigit kecil vagina mayora Siska. Siska pun mendengking perlahan,
“Ough.. Sut.. sakit..”
Dan secara bersamaan tubuh keduanya menegang dan..
“Uachg..!” Suurr.. lendir-lendir kenikmatan mereka mengalir dengan deras. Suti merintih dalam nikmat. Lalu keduanya saling menjilat seluruh cairan kental itu hingga tandas. Rasa nikmat yang tercipta seakan ikut terasa olehku. Akupun merasa ada cairan basah yang menetes dari kemaluanku.
“Saski.. ayo masukkan penisnya.. sebelum aku keluar..” perintah Suti. Siskapun segera meraih dildo dan membenamkannya ke dalam memek Suti. Namun memek Suti tak selebar milik Siska, hingga Siska harus perlahan-lahan menyodokkannya.
“Engh.. terus Sass..” pekik Suti yang terdiam menikmati sodokan Siska.

Perlahan batang dildo itu amblas dimakan oleh memek Suti. Janda itu menangis merasakan kenikmatan yang lama tak terasakan itu. Siska bangkit dan segera mengocok dildo yang bersarang di memek Suti. Gerakannya yang ritmis membuat Suti terantuk-antuk. Ranjang itu berdecit-decit seakan bersorak atas rasa puas yang dirasakan oleh Suti. Dan untuk kedua kalinya Suti mengalami orgasme yang nikmatnya tiada tara.

Aku berpaling dan menjauh dari lubang pengintipanku itu ketika Suti menangis bahagia. Dan Siska memeluknya mesra seraya berkata, “Suti, mulai sekarang akulah milikmu. Kau tak sendiri lagi karena aku akan selalu sayang padamu. Maukah kau menjadi kekasihku, Suti?” Dan Suti pun menangis di pelukan Siska.

Kubasuh peluh yang mengalir di keningku dan juga airmata yang membasah di pipiku. Akupun segera meningalkan kamar Ayu. Malam itu di kamar Suti, aku mendapati pengalaman yang tak mungkin terlupakan.

Bagaimana Dengan Cerita Nya? Menarik Bukan Karena Di Sini Kita Bisa Ikut Merasakan Rasa Nya Melalui Cerita Dewasa Nya Ini.Oleh Karena Ini Jangan Lupa Untuk Di Simak Cerita Hot Lainnya Di Bawah Ini :
Share this article now on :

0 komentar:

Posting Komentar