Sabtu, 16 Januari 2016

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata 3Some Ibu Dan Anak

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata 3Some Ibu Dan Anak

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata


Cerita Dewasa ini adalah Pengalaman Sex Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata 3Some Ibu Dan Anak merupakan pengalaman sex yang sangat susah untuk di lupakan. Cerita sex kali ini berdasarkan pengalaman dari pengirim cerita yang tidak mau di sebutkan nama nya , untuk menghormati itu kami menggunakan nama palsu dalam Cerita 17+  kali ini.Untuk itu silahkan langsung di simak cerita nya :

Kisah seorang ibu haus seks yang bercinta secara lesbi dengan anak perempuannya dan juga kemudian dengan anak laki-lakinya secara bersamaan. Selengkapnya, berikut adalah kisah ngentot lengkapnya!

“Huhh.., bete banget dech” sungut Lini sambil mematikan TV.
Sekarang Lini sedang sendirian di rumah. Sudah seminggu ini, Papa Lini tugas keluar kota dan rencananya baru pulang minggu depan. Mama Lini sedang pergi arisan di rumah temannya. Bondan juga pergi menginap di rumah temannya. Pembantu mereka pulang kampung menjenguk keluarganya yang sakit. Ibu peri juga jarang menjenguk Lini. Bosan menonton TV, Lini lalu pergi ke kamarnya di lantai dua.

“Coba Bondan nggak pergi, kita bisa main kayak kemarin dulu” pikir Lini.
Memang sejak pengalaman oral seksnya dengan Bondan, Lini sering mengulangi perbuatannya dengan Bondan. Tentu saja diam-diam kalo Mama dan Papa Lini lagi nggak ada dirumah. Bahkan Ibu peri pun tidak Lini beri tau tentang aktivitasnya yang satu ini.prediksi bola

Lini berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya. Kemudian dia melepas pakaian, BH, dan celana dalamnya. Sekarang Lini telanjang bulat sambil memandang dirinya sendiri di cermin. Lini memandangi wajahnya yang cantik manis, kulitnya yang putih mulus, dadanya yang baru tumbuh dengan puting mencuat gara-gara Bondan sering gemas kalo mengulum puting itu, dan vaginanya yang terawat dengan bulu-bulu halus yang masih jarang. Cerita Sex 2016

“Uuhhh.., enak.”, desah Lini sambil tangannya yang kiri mengelus lembut dadanya sendiri.
Sesekali dipilinnya putingnya sambil mMore…embayangkan kalo Kak Rendi yang sedang melumat putingnya itu. Tangan kanannya juga tidak Lini biarkan menganggur tetapi sibuk mengusap lembut vaginanya terutama bagian agak menonjol yang bernama klitoris seperti yang sudah dipelajari Lini dalam pelajaran anatomi tubuh manusia di sekolah. Lini merasa nikmat sekali bila klitorisnya diusap-usap, apalagi kalo dihisap mulutnya Bondan. Mata Lini terpejam, kelihatannya dia asyik menikmati perbuatannya itu sampai Lini tidak menyadari kalo ada seseorang membuka pintu kamarnya.
“Lini! Apa yang kamu lakukan?!”

Lini kaget sekali. Dia segera menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke pintu kamarnya. Ternyata disana sudah berdiri Mama Lini dengan wajah yang kelihatannya sangat marah.
“Mmaa.. Ma”, kata Lini sambil ketakutan.
“Ehm ternyata kalo lagi sendirian, kamu sering melakukan perbuatan kurang ajar seperti ini ya?!”, cibir Mama Lini.
“Mm.. maafin Lini, Ma”, jawab Lini ketakutan sambil berusaha menutupi dada dan kemaluannya.

Mama Lini mendekat sambil memandang Lini yang masih telanjang.
“Ehm.. anak kurang ajar ini rupanya sudah tumbuh jadi gadis yang cantik sekali. Sekarang aku punya kesempatan mencoba oleh-oleh dari temenku dari Belanda sambil mempraktekan apa yang kulihat dari VCD kemarin.”, pikir Mama Lini dalam hati.
“Kamu akan Mama hukum. Sekarang tunggu disini dan jangan pakai bajumu. Kalo kamu tidak mau menurut sama Mama, akan Mama beritahukan perbuatan kamu ini ke Papa.”, kata Mama Lini sambil keluar kamar.
“Iya, Ma.”, jawab Lini pelan.

Lini takut sekali kalo Mama mengadukan dia ke Papa. Lini berpikir hukuman apa yang akan dijatuhkan Mama. Apa dia akan dipukul? Tapi Lini berpikir lebih baik dipukul daripada diadukan ke Papa.
Tak lama kemudian Mama Lini kembali dengan hanya memakai kimono sambil membawa sebuah kotak. Mama menyuruh Lini berdiri mendekat. Kemudian Mama melepas kimononya. Lini kaget, ternyata Mamanya tidak memakai apa-apa di balik kimononya. Diam-diam Lini kagum terhadap Mamanya yang jelas merawat tubuhnya dengan baik. Lini mengamati wajah Mamanya yang masih cantik, tubuhnya yang masih langsing dan bagus, dadanya juga indah, besar tapi tidak turun dan masih padat, dan vagina Mamanya ternyata bulunya dicukur habis.
“Sekarang kamu harus menurut sama Mama dan jangan ceritakan ini ke siapa pun. Kalo tidak Mama akan melaporkan kamu ke Papa”, perintah Mama.
“Iya, Ma.”, jawab Lini ketakutan.

Tiba-tiba Mama Lini mencium bibir Lini dengan penuh nafsu. Mama Lini penasaran ingin tahu rasanya bercinta sesama perempuan setelah dia melihat VCD porno milik temennya yang ada adegan lesbinya. Sekarang dia bisa mencobanya dengan anak tirinya ini.
Lini terkejut tetapi dia tidak berani melawan perbuatan Mamanya. Diam-diam Lini bersyukur bahwa hukumannya ternyata tidak dipukul seperti biasanya. Lini heran dengan perbuatan Mamanya tapi lama-lama Lini juga menikmatinya. Lidah Mamanya bergerak Linir dimulutnya, Lini pun meniru perbuatan Mamanya. Mulanya memang Lini agak kaku dan risih, tapi kemudian dia menikmatinya. Apalagi tangan Mamanya juga mulai meremas-remas pantat Lini sambil sesekali mampir mengusap-usap memek Lini, dan tangan satunya Linir beroperasi di dada Lini sambil memilin putingnya.

 Nafsu Lini mulai naik seperti kalo dia lagi oral dengan Bondan. Lini merasa kakinya mulai lemas oleh kenikmatan.
“Ma, Lini capek berdiri.”, keluh Lini.
“OK. Sekarang kita ke ranjang aja.”, jawab Mama sambil mendahului tidur di ranjang Lini.
“Kamu juga naik kesini dan cium susu Mama sambil diremas-remas.”

Lini menurut. Lini menciumi payudara Mamanya yang besar itu sambil tangannya meremas payudara yang satunya.
“Eehhm.. yeah. Terusin La, isep putingnya. ookh.. anak pintar.”, desah Mama Lini keenakan.
Lini senang mendengar Mamanya senang. Mama nggak pernah memuji Lini sebelumnya. Lagipula Lini suka melakukan perintah Mamanya yang satu ini. Lini gemas dengan payudara Mamanya, dia suka sekali kalo Mamanya mendesah keenakan ketika putingnya Lini isap keras-keras.
“Aakh.. bagus sayang. Memek Mama coba kamu usap pake tangan kamu. aakh.. yeah begitu. Jari kamu masukin ke lubang memek Mama, pakai tiga jari biar lebih enak. ookh kocok-kocok keluar masuk. aakh..”

Lini mengocok memek Mamanya, mula-mula pelan lalu bertambah cepat. Lini merasakan jarinya basah oleh cairan, memek Mamanya jadi agak becek oleh cairan kenikmatan yang membanjir.
“Eehm.. sekarang jilatin memek Mama.”, perintah Mama Lini.
Lini mencoba apa yang sering dilakukan Bondan pada memeknya kalo lagi oral. Lini menciumi memek Mamanya, lidahnya bergerak Linir sambil sesekali menusuk lubang memek itu. Tak lupa, Lini juga mengulum klitoris Mamanya dengan kuat karena Lini merasa paling enak kalo Bondan mengulum klitorisnya. Tubuh Mamanya kontan tersentak, dan pantatnya agak terangkat sebentar.
“Ookh.. eehm.. belajar dari mana kamu sayang?”, tanya Mama Lini.

Lini tak berani menjawab kalo Bondan yang mengajari. Lini meneruskan mengerjai memek Mamanya sambil sekarang jarinya ikut mengocok memek Mamanya dengan cepat.
“Aakkhh.. Mama nyampe sayang. aakkhh..”, jerit Mama sambil menjepitkan pahanya dan tangannya menjambak rambut Lini.

Mama Lini beristirahat sejenak sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya yang pertama. Kemudian Mama Lini menyuruh Lini tidur telentang. Sekarang gantian Mama Lini yang beroperasi.
“Kamu cantik sekali La. Mama akan bikin kamu merasa keenakan.”, puji Mama.
Lini senang sekali. Mama mencium bibir Lini sambil tangannya meraba-raba tubuh Lini. Ciuman Mama turun ke leher. Lini menikmatinya, nafsunya mulai naik. Kemudian mulut Mama beroperasi di dada Lini yang baru tumbuh dan masih terlihat datar. Puting Lini dikulum kuat-kuat oleh Mama sambil tangannya mulai aktif di memek Lini.
“Eehmm.. Enak Ma esstt..”, desah Lini.

Puting Lini bertambah keras dan besar karena rangsangan dari Mama. Kemudian kaki Lini dibuka karena Mama Lini akan mengerjai memek anaknya itu. Mama Lini mulai menjilat memek anaknya.
“Sstt aakh.. terus Ma.”, erang Lini bertambah keras.
Lidah Mamanya terasa mengorek-ngorek Lining memeknya dengan Linir. Lini mendesah merasakan nikmat birahi yang melanda dirinya. Apalagi ketika Mamanya menyedot klitorisnya, badan Lini sampai melengkung ke atas menahan nikmat. Mama Lini pun menemukan keasyikan tersendiri menjilati memek anak tirinya itu. Dia terus menjilati memek anaknya. Semakin Lini mendesah dengan keras dan merasa nikmat, Mama Lini pun semakin bersemangat mempermainkan memek mungil yang masih perawan itu. Mama Lini pun menahan diri untuk tidak menggunakan jarinya, belum waktunya pikir Mama Lini.
“Aakkhh.. aah Ma, Lini.. eh.. Lini..aakh..”.

Lini merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang mau jebol keluar dan dia tidak dapat menahannya lagi. Kakinya dirapatkan menjepit kepala Mamanya. Lini pun mengalami orgasmenya yang pertama. Cairan kenikmatan Lini yang membanjir keluar ditelan habis oleh Mamanya. Setelah itu badan Lini lemas dan dia terkulai di ranjangnya.
“Hukuman untukmu belum selesai Lini.”, kata Mamanya.

Lini melihat Mamanya berdiri dan menghampiri kotak yang ada di meja. Kelihatannya Mamanya mengambil sesuatu dari dalam kotak lalu memasangnya seperti sabuk melingkari pinggang dan pantatnya. Lini tidak bisa melihat benda itu dengan jelas karena Mamanya memunggunginya. Dan ketika Mamanya berbalik, Lini kaget sekali. Benda itu ternyata berbentuk seperti burungnya Bondan tetapi dari karet dan dua kali lebih besar dari punya Bondan. Penis karet dipasang Mamanya hingga seakan-akan Mamanya adalah laki-laki.
“Ma, kok Mama pake barang kayak gitu sih?”, tanya Lini heran.
“He.. he.. kamu pasti suka sama barang ini. Sekarang kamu kulum kontol ini pake mulut kamu.”, perintah Mama.

Lini menurut, lagipula Lini memang suka mengulum burungnya Bondan. Dan punya Mama kelihatannya lebih besar dan menarik sekali. Lini mempraktekan pengalamannya dengan burung Bondan pada mainan Mamanya. Tapi penis mainan Mama ternyata lebih besar, mulut Lini hampir tidak muat menampung besarnya benda itu. Walaupun dipaksa, penis mainan itu cuma bisa masuk separuhnya. Mama Lini memegangi kepala Lini sambil memaju mundurkan pinggulnya seperti memperkosa mulut Lini. Mama Lini menikmati perbuatannya itu sambil tertawa senang. 

Kemudian Mama Lini mengajak Lini memainkan posisi 69 dengan Mama Lini dibawah agar dapat menjilati memek anaknya lagi.
“Eehm.. eehhmm.. sst.. aakh Mama.. enak Ma ehhm.. eehm.”, desah Lini saat dia mengambil nafas, lalu dia meneruskan kulumannya.
Lini pun mulai terangsang kembali. Kemudian Mama Lini menyuruh Lini tidur terlentang. Lalu mengambil posisi misionaris untuk memerawani Lini dengan penis mainannya itu.
“Apa yang Mama lakukan?”, tanya Lini.
“Tenang saja sayang, kamu pasti senang.”, jawab Mama Lini sambil menggesek-gesekkan kepala penis mainan itu ke memek Lini.

Lini merasa nikmat saat memeknya digesek ujung mainan Mamanya. Apalagi Mamanya mulai melumat bibirnya lagi sambil tangannya memilin putingnya yang kini semakin keras.
“Aduuh.. sakiitt Maa.”, jerit Lini karena Mama mulai berusaha memasukkan penis itu ke memeknya.
“Cuma sebentar, nanti juga enak lagi.”, jawab Mama sambil memompa penis yang baru masuk kepalanya saja.
Lini mulai merasa enak bercampur sedikit perih. Sampai..
“AAKKH.. SAKIIT MAA..”, jerit Lini ketika Mamanya tiba-tiba menekan amblas hingga penis itu menjebol selaput daranya.

Mama Lini mendiamkan dulu gerakannya agar memek Lini terbiasa dengan penis besar itu. Dia pun mencium lagi bibir anaknya dan memainkan payudara anaknya agar Lini teralihkan rasa sakit akibat jebol keperawanannya. Ketika Lini sudah agak tenang, Mama Lini mulai memompa pelan-pelan.
“Aakh.. ii.. iiya Ma. Terus Ma.”, desah Lini ketika dia mulai merasakan nikmatnya seks walaupun masih ada sedikit rasa perih. Mama Lini pun merasa keasyikan tersendiri ketika dia berperan sebagai laki-laki dengan penis mainannya itu.
“Uukkhh.. enak Ma. Terusin Ma. Lini sayang Mama.”, desis Lini.

Lini memang merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, bahkan melebihi permainannya dengan Bondan. Mama Lini semakin bersemangat mendengar desahan Lini dan diapun makin mempercepat pompaannya di memek anaknya.
“He..he.. kamu suka khan dientot sama kontol Mama ini?”, kata Mama.
“Iiya Ma. Lini suka.”, jawab Lini.
“Suka ngapain? Ayo bilang. Kamu suka dientot sama kontol Mama ini. Ayo.”, perintah Mama Lini.
“Aakkh.. Lini suka.. aakh Lini suka dientot sama kontol Mama yang gede.”, jawab Lini yang mulai terhanyut dalam permainan Mamanya.

Mama Lini senang mendengar Lini ngomong jorok begitu, dan dia pun makin gencar melakukan tusukannya sambil diselingi goyangan agar Lini bertambah nikmat.
“Uukkh.. terus Ma. Enaakk.. aakkhh.”, desah Lini sambil menggoyang pinggulnya mengikuti irama pompaan Mamanya.
“Kamu memang Perek kecil yang suka dientot sama kontol besar.”, kata Mama Lini yang semakin terangsang dengan ngomong yang jorok-jorok.
“Iya, Ma. Lini ini perek yang senang dientot. aakkhh Entot terus Ma.”, jawab Lini meniru kata-kata Mamanya yang jorok.

Mama Lini senang mendengar desahan dan ucapan jorok Lini. Dia menikmati melihat wajah Lini yang terangsang. Gadis cantik yang baru tumbuh dewasa itu terengah-engah keenakan. Kadang dia menggigit bibirnya menahan nikmat. Ekspresinya yang sedang terangsang membuat Lini semakin kelihatan cantik.
“Ma, Lini.. aakh.. Lini mau..”, desis Lini.
Melihat anaknya akan orgasme, Mama Lini mengangkat pantat Lini dan memompa Lini semakin cepat.
“Aakkhh.. Lini nyampe, Ma.”, erang Lini saat mencapai orgasmenya yang kedua.

Lini menjepitkan kakinya ketat ke pinggul Mamanya. Tangannya menarik dan memilin putingnya sendiri. Matanya terlihat putihnya saja dan bibir bawahnya digigit sendiri menahan sensasi orgasme yang dia rasakan. Mama Lini akan membiarkan Lini istirahat sebentar ketika..
“Ma, Bondan boleh ikutan nggak?”, tanya suara dari arah pintu kamar.
Mama Lini kaget. Saat dia menoleh ke arah pintu, dia melihat anaknya si Bondan sudah telanjang bulat sambil memegangi burungnya yang sudah berdiri.

Tetapi Mama Lini malah tersenyum dan berkata, “Boleh, sayang. Ayo kesini”.
Bondan kegirangan, dan segera naik ke ranjang. Dia berdiri di atas lututnya dan mengangkangi tubuh Lini. Bondan lalu menyuruh Lini mengkaraoke burungnya. Lini menurut walaupun sudah lemas.
“Aakh enak La. Helen aja kalah pinter kalo urusan kayak begini.”, kata Bondan.
Sementara itu, Mama Lini sedang membersihkan memek Lini dengan kain lap. Terlihat ada noda merah di cairan Lini, tanda kalo dia sudah tidak perawan lagi. Kemudian dia menjilati memek Lini untuk membangkitkan birahi anak tirinya lagi.
“Ma, minggir dulu, Ma. Bondan pengen ngentot nih.”, pinta Bondan dengan nafsu.
“Tunggu, sayang. Kamu tiduran saja di situ. Mama mau ambil sesuatu.”, perintah Mama.

Bondan menurut, dia tiduran setengah bersandar pada kepala ranjang dengan diganjal bantal pada punggungnya. Mama Lini pergi ke kotak di meja, melepas penis mainan dan mengambil bungkusan kecil. Setelah Mamanya mendekat, Bondan baru tahu kalo yang diambil Mamanya adalah kondom. Lalu Mama memasang kondom itu pada burung Bondan.
“Ayo, Lini. Naik ke atas Bondan.”, perintah Mama.
“Tapi Lini masih capek, Ma.”, jawab Lini lemah.
“Jangan membantah. Bondan sudah pengen ngentot kamu. Sini Mama bantu.”, jawab Mama sambil membantu Lini.

Mama membimbing Lini duduk diatas Bondan dengan memeknya tepat di atas burung Bondan. Mama menuntun penis Bondan memasuki memek Lini yang walau sudah tak perawan tapi masih rapat.
“Aakkhh.. memek kamu enak banget, La. Burungku kayak dijepit.”, desah Bondan.
Bondan senang posisi ini karena dia bisa melihat wajah Lini yang cantik dan tangannya pun bisa mengerjai puting Lini. Sementara itu, Mama Lini yang memeluk Lini dari belakang membantu Lini memompa penis Bondan sambil menciumi leher Lini dari belakang.
Pelan-pelan, birahi Lini naik lagi karena kocokan penis Bondan di memeknya, putingnya yang dipilin Bondan dengan gemas, juga ciuman Mama di lehernya. Lini mulai mendesah pelan mengiringi desahan Bondan yang keenakan.

Setelah Lini mulai pulih, Mama meninggalkan kedua anaknya yang asyik ngentot. Mama mengambil penis mainan dari dalam kotak dan memakainya. Tetapi yang ini lebih kecil dari yang tadi, kira-kira besarnya sama dengan burung Bondan. Mama kembali lagi ke ranjang sambil membawa botol kecil dari plastik. Kemudian Mama menyeret tubuh Bondan agak ke bawah hingga Bondan tidur terlentang. Lalu Mama mendorong tubuh Lini ke depan hingga Lini telungkup merapat dengan Bondan, dan memek Lini masih mencengkeram burung Bondan. Bondan menyambut Lini dengan melumat bibir Lini. Kemudian Mama menjilati anus Lini dan menusukkan lidahnya ke lubang anus itu.
“Uukh.. geli, Ma. Enak.”, desah Lini.

Mama tersenyum, dia mau mencoba ide yang muncul saat Bondan minta bergabung tadi. Mama mengambil botol kecil tadi, lalu menyemprotkan isinya ke lubang anus Lini. Kemudian diratakan dengan jarinya yang berusaha membuka sedikit anus Lini hingga cairan itu bisa masuk ke dalam Lining belakang Lini.
“Apa itu Ma? Rasanya dingin.”, tanya Lini.
“Kamu tenang aja. Mama jamin ini lebih enak dari yang tadi.”, bujuk Mama.
Lalu Mama memposisikan penis mainannya yang sudah dipasang kondom dan diolesi cairan pelumas dari botol tadi ke Lining anus Lini. Mama mulai berusaha memasukkan penis mainannya ke anus Lini.
“Aduh Ma. Mama ngapain Ma? Sakit Ma.”, rintih Lini.
“Pertamanya aja kok yang agak sakit. Ntar juga enak.”, bujuk Mama.

Mama terus memaksa mainannya masuk, dan nggak peduli Lini yang merintih kesakitan. Penis mainan itu dimasukkan pelan-pelan sampai masuk semuanya. Lalu Mama membiarkan dulu sampai Lini agak tenang. Bondan juga membantu Lini melupakan rasa sakitnya dengan melumat bibir Lini lagi.

Beberapa saat kemudian Mama mulai memompa penis mainannya pelan-pelan. Mula-mula Lini merasa anusnya perih sekali, tubuhnya terasa penuh dengan dua penis di kedua lubangnya. Tapi setelah lancar, Lini mulai merasakan sensasi kenikmatan yang melebihi persetubuhannya dengan satu penis. Apalagi Mama mulai meningkatkan irama kocokannya. Bondan yang ada dibawah pun merasa nikmat sekali. Memek Lini terasa lebih rapat dan menggigit karena penis Mama yang ada di anus Lini. Walaupun Bondan tidak bergerak tapi kocokan Mama diatas membuat pergerakan otot memek Lini seperti memijat-mijat burungnya.

“Aakkhh.. iya, Ma. Sekarang rasanya jadi enak lagi. aakh.. sst.. terus.. entotin yang cepet, Ma.”, erang Lini yang mulai merasakan sensasi nikmat threesome.
“Uuhf.. memek kamu rasanya tambah sempit. Kamu suka kontolku, La?”, rayu Bondan. Bondan mengimbangi gerakan Lini dan Mamanya dengan menggoyang pinggulnya memutar.
“Kontol kamu enak juga kok Mbom. aakh..eehhmm..”, Lini mendesis keenakan.
Ibu dan anak-anaknya itu terus memacu birahi mereka. Tubuh mereka sudah mengeluarkan peluh.
“Hei Perek, kamu suka dientot dua kontol begini? 

Ayo, jawab.”, Mama mulai ngomong jorok lagi sambi mempercepat kocokannya. Rambut Lini yang panjang dijadikan pegangan untuk lebih cepat mengocok.
“Suka, Ma. Lini paling suka ngentot. aakkhh entot Lini terus Ma. Tiap hari.”, sahut Lini.
Lini merasa memek dan anusnya penuh. Gerakan dua penis di memek dan anusnya memberikan sensasi yang luar biasa. Putingnya yang menempel di dada Bondan, tergesek-gesek dan membuat putingnya makin mengeras karena nikmat. Tiba-tiba Lini merasa seperti gunung mau meletus. 

Kenikmatan-kenikmatan yang dia terima membuat kelenjar didalam tubuhnya mengumpul dan mau muntah keluar melalui memeknya. Kenikmatan ini lebih dari orgasme sebelumnya.
“Aakhh.. sstt.. aakkhh.. Lini mau nyampe.”, erang Lini.
Lini pun menggapai orgasmenya yang ketiga dan keempat sekaligus. Lini baru merasakan indahnya multi orgasme. Mama melepaskan penis mainannya dari anus Lini. Bondan yang belum keluar segera membalik tubuh Lini dan bersiap-siap menggenjot Lini lagi.
“Berhenti dulu, mBom. Lini capek bener nih.”, pinta Lini memelas.
“Sini. Pake memek Mama aja, mbom.”, sahut Mama yang sudah melepas peralatannya.

Mama mengambil posisi menungging di atas tubuh Lini. Bondan pun langsung mengocok memek Mamanya dari belakang dengan cepat. Lini pun tidak ketinggalan mengajak Mama berciuman sambil tangannya meremas-remas dada Mamanya.
“Uuhhff.. Bagus, anak-anak. KaLinin pintar sekali.”, desah Mama keenakan.
Bondan terus mengocok memek Mamanya yang masih terasa menggigit walau sudah punya anak. Apalagi goyangan Mamanya, top. Tak lama, Bondan mulai merasa kalo mau keluar.
“Ma.. Bondan mau keluar, Ma.”
“Tunggu Mama. Mama juga mau nyampe. aakkh..”, erang Mama.

Kemudian Ibu dan anak itu orgasme bersamaan. Setelah itu mereka bertiga istirahat dan tertidur di ranjang bersama-sama. Sejak saat itu, mereka sering bermain seks bila Papa tidak ada dirumah. Kadang berdua, kadang bertiga. Lini juga senang sekali karena sikap Mama terhadapnya berubah menjadi baik, tidak lagi seperti dulu. 

Bagaimana Dengan Cerita Nya? Menarik Bukan Karena Di Sini Kita Bisa Ikut Merasakan Rasa Nya Melalui Cerita Dewasa Nya Ini.Oleh Karena Ini Jangan Lupa Untuk Di Simak Cerita Hot Lainnya Di Bawah Ini :
Share this article now on :

0 komentar:

Posting Komentar