Kisah Nyata Tentang Cerita Dewasa Karaoke Membawa Sengsara Untuk Dewi
Kejadian ini terjadi karena aku dan pacar aku, Dewi, pergi berkaraoke baik beramai-ramai dengan teman-teman kami maupun hanya kami berdua. Suatu hari aku diberitahu oleh teman aku bahwa ada sebuah tempat karaoke di Kelapa Gading yang memutarkan lagu-lagu karaoke dengan gambar gambar wanita telanjang. Karena penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut aku mengajak Dewi untuk pergi berkaraoke di tempat tersebut.
Saat malam minggu, sekitar jam 22.30 aku mengajak Dewi untuk berkaraoke di tempat tersebut dan Dewi pun tidak keberatan, sebelumnya aku telah memberitahukan Dewi situasi dan keadaannya. Sesampai di sana aku langsung membooking sebuah ruangan VIP, kami terpaksa membooking ruangan untuk sepuluh orang karena ruangan itu yang paling kecil. Lalu kami pun diantar oleh seorang wanita menuju ke ruangan yang telah kami booking. Sesampainya di ruangan, wanita tersebut menawarkan minuman dan makanan. Kami hanya memesan minuman dan makanan kecil saja, kacang garing, karena baru sejam yang lalu kami makan. Setelah menerima orderan, wanita tersebut langsung ke luar. Sementara itu kami berdua mulai memilih lagu yang ingin kami nyanyikan maupun hanya untuk didengar. Dua buah lagu telah selesai kami nyanyikan dan pintu terbuka kembali dan masuklah wanita tadi sambil membawa pesanan kami.
Setelah lama menunggu, kami merasa penasaran karena gambar-gambar yang hot belum juga muncul di layar TV dan ternyata gambar-gambar hot itu baru mulai muncul setelah jam 23.30 WIB. Melihat gambar-gambar wanita telanjang itu membuat aku mulai tinggi nafsu seksnya. aku mulai merapatkan duduk aku dengan Dewi dan mulai melingkarkan tangan aku di pinggangnya. Dewi rupanya peka akan perubahan keadaan yang terjadi dan ia pun mulai menyandarkan tubuhnya ke dada aku sambil terus bernyanyi. aku sudah sulit berkonsentrasi dengan teks-teks yang tertulis di layar TV, tangan aku pun mulai menjalankan tugasnya.
Pertama aku mulai meraba-raba punggungnya dan kemudian perlahan tapi pasti tangan aku mulai berpindah ke bagian depan, tangan aku mulai menyentuh gumpalan daging yang terbungkus rapi oleh BH berenda yang agak tipis. aku mulai meremas-remas ke dua gumpalan daging dengan bernafsu, Dewi mulai mengeluarkan desahan-desahan lembut yang menggoda. Desahan Dewi itu semakin membuat nafsu seks aku semakin meningkat dan segera tangan aku menyelinap di balik kaosnya yang ketat dan langsung aku lepaskan cantelan BH di punggungnya yang mulus. “Kunci dulu pintunya akung, entar kalo ada yang masuk gimana,” kata Dewi, bergegas aku menghampiri pintu dan mencari kuncinya. Pintunya tidak berkunci, segera aku berputar otak. Sofa yang ada di dekat pintu aku dorong hingga menempel dengan pintu, lumayan pintu itu tidak dapat langsung terbuka karena terganjal oleh sebuah sofa.
Langsung aku balik ke sofa tempat aku duduk semula dan mulai melepaskan kaos dan beha yang dikenakan Dewi. Kali ini Dewi tidak keberatan dengan tindakan aku malah membantu aku melepaskan kaos yang dikenakannya. Begitu kaos dan BH itu terlepas aku melihat dua buah gumpalan daging yang sangat menggemaskan, ukurannya tidak terlalu besar tapi sangat proporsional dengan tubuh Dewi yang ramping. Walaupun sering melihat Dewi telanjang bulat, akan tetapi aku selalu terpesona jika melihat buah dada Dewi yang indah dan sekal itu. Tak kubiarkan diriku terpesona terlalu lama, langsung kuraih buah dada Dewi yang sudah menantang untuk diremas-remas dan dihisap-hisap. Desahan halus kembali terdengar ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dan disertai dengan hisapan maupun jilatan. “Ahh… ahh… ahh…, nikmat, nikmat, teruskan akung jangan dilepaskan hisapannya,” Dewi bergumam dengan penuh nafsu. Melihat Dewi yang sudah mulai tinggi nafsunya, segera tangan aku pun berpindah ke paha. Tangan aku pun mulai menyusup di bawah rok mininya dan mulai meraba-raba paha yang putih mulus, sampai tangan aku meyentuh CD-nya yang juga berenda. Segera aku pelorotkan CD itu dan tangan aku pun kembali bergerilya di pahanya sampai di sebuah bukit kecil yang tandus, Dewi baru saja mencukur habis bulu rambut kemaluannya, sehingga aku dapat dengan leluasa menemukan celah di bukit itu. Segera tangan aku mulai menyusup masuk ke dalam celah dan mulai memainkan clitorisnya yang empuk dan legit. Tubuh Dewi mulai bergetar sambil terus mengeluarkan suara desahan-desahan nikmat, ahh… ahh… ahh…, nikmat akung, nikmat sekali, sambil disertai dorongan pantat Dewi. aku pun semakin bernafsu untuk meremas-remas kemaluannya.
Tiba-tiba Dewi bangkit dari duduknya sambil berkata, “Mas mau lihat aku menari striptease tidak?” Walaupun agak sedikit kaget karena Dewi tiba-tiba berdiri mendadak, segera aku menganggukkan kepala pertanda setuju dengan usulnya. Dewi pun kembali mengenakan seluruh pakaiannya dan mulai memilih lagu yang akan menemaninya menari-nari. Dewi mulai berdiri di tengah-tengah ruangan dan ketika lagu mulai dilantunkan, tubuh Dewi mulai meliuk-liuk mengikuti irama lagu. Dewi meliuk-liukkan tubuh yang sintal dengan lemas dan menggairahkan, Dewi sesekali meremas remas buah dadanya dan juga terkadang meraba-raba kemaluannya sambil menjulurkan lidahnya. Satu lagu berlalu, Dewi pun mulai menanggalkan kaos dan BH-nya, sambil terus meliuk-liukkan tubuhnya. aku sebenarnya sudah tidak dapat menahan nafsu seks aku lagi, apalagi melihat buah dada Dewi bergoyang-goyang dengan indahnya. Melihat aku yang mulai blingsatan karena nafsu, Dewi semakin hot meliuk-liukkan tubuhnya yang sintal dan tiba-tiba ia melepaskan rok mininya terus melemparkannya ke aku. “Buka, buka, buka CD-nya,” kataku. Mendengar teriakanku Dewi semakin kerasukan dan ia semakin bernafsu meliuk-liukkan badannya sambil terus meremas-remas buah dadanya supaya aku semakin bernafsu.
Setelah puas melakukan gerakan-gerakan yang merangsang, Dewi membelakangiku dan mulai memelorotkan CD secara perlahan-lahan yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan lagi. Segera aku tubruk tubuhnya dan kuremas-remas buah dadanya dari belakang. Tanganku dengan cepat menarik lepas CD-nya yang masih menempel di kakinya dan tanganku langsung menyusup ke celah di bukitnya yang tandus. Dewi pun menjerit kenikmatan, “Aahh… ahh… ahh… nikmat, nikmat sekali teruskan, teruskan ahh, ahh, ohh… Mas, Dewi sudah tidak tahan nich pingin ngerasain tusukan pedang Mas yang kuat dan perkasa,” katanya. “Ok, Dewi,” segera kulepaskan baju dan celana jeans yang kukenakan.
Tiba-tiba aku teringat bahwa aku membawa seutas tali dan penutup mata yang akan kugunakan untuk mengikat tangan Dewi dan juga menutupi kedua matanya. Segera kusampaikan gagasanku itu sambil terus merangsangnya dengan remasan-remasan di buah dadanya maupun di kemaluannya. Dewi mengangguk-angguk tanda ia menyetujui gagasanku itu, segera aku mendudukkan tubuh Dewi kembali di sofa dan aku pun mulai mengikat kedua tangannya di sofa dan kemudian matanya pun kututupi dengan selembar kain. Nafsuku benar-benar memuncak melihat Dewi yang dalam keadaan telanjang bulat, terikat dan tertutup matanya. Melihat Dewi yang sudah tidak berdaya dan pasrah, aku pun langsung membuka CD yang kukenakan dan mengacunglah penis yang keras dan gagah.
Ketika aku ingin mendekat ke tubuh Dewi yang sedang duduk bersandar dengan pasrahnya, tiba-tiba tubuh aku disergap dari belakang oleh tiga laki-laki yang kekar dan langsung mulut aku dibekap dengan sebuah gumpalan kain. Tubuh aku didudukkan di sofa berseberangan (sofa di ruangan itu berbentuk huruf U) dengan tubuh telanjang Dewi dan tubuh aku pun diikat dengan kuat dan erat. “Sorry yach, gue pinjem dulu wanita lu, lu nontonin aje kami bertiga menikmati tubuh wanita lu, ok.”
Selesai membereskan aku hingga tak berdaya, ketiga laki-laki itu mulai menghampiri tubuh Dewi yang masih telanjang dan duduk bersandar dengan pasrahnya menunggu untuk disetubuhi. Melihat tubuh Dewi yang telanjang bulat tanpa seutas benang, dengan buah dadanya yang sekal dan menantang serta bukit kemaluannya yang tandus telah membuat nafsu seks ketiga laki-laki itu meninggi. Mereka pun lalu melakukan undian terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang berhak menikmati Dewi terlebih dahulu. Ternyata yang menang adalah laki-laki yang agak kekar dan berkulit gelap, ia tersenyum menyeringai dan segera menghampiri Dewi dan mulai meremas-remas buah dadanya. Dewi tidak menyadari bahwa yang meremas-remas buah dadanya bukanlah aku lagi, Dewi hanya mengeluarkan lenguhan-lenguhan nikmat, “Ahh, ahh, ahh, nikmat, nikmat akung terus, terus, hisap, hisap akung.” Mendengar permintaan Dewi untuk menghisap buah dadanya, langsung laki-laki itu menghisap-hisap buah dada Dewi yang menantang.
Hisapan dan jilatan laki-laki itu semakin membuat Dewi bernafsu, terlihat dari tubuhnya yang mengejang-ngejang dan juga puting susunya tampak menegang. Dewi sudah tidak dapat lagi menahan nafsunya, “Ayo akung masukkan barangmu, cepat akung, ahh, ahh, aah, aku sudah tidak tahan lagi nich,” seru Dewi. Permintaan Dewi segera disambut dengan tusukan kemaluan laki-laki itu yang berukuran cukup besar, panjangnya sekitar 17 cm dan tebalnya sekitar 4 cm. Mulanya ujung kemaluan laki-laki itu hanya menempel di kemaluan Dewi dan perlahan tapi pasti ia mulai menggoyangkan pantatnya sehingga kemaluannya mulai menusuk ke dalam kemaluan Dewi. Setelah yakin kemaluannya pada arah yang benar, langsung laki-laki itu menghentakkan pantatnya dengan keras sehingga amblaslah seluruh kemaluannya ke dalam kemaluan Dewi. Ahh… ah… ahh, ooohh, nikmat akung, nikmat, ohh… nikmatnya.” Desahan Dewi semakin membuat laki-laki itu mempercepat gerakan pantatnya sehingga juga semakin membuat Dewi menjerit nikmat.
Melihat temannya sedang asyik menikmati tubuh telanjang Dewi, membuat kedua laki-laki yang lainnya menjadi tidak tahan juga. Mereka pun akhirnya menghampiri dan mulai ikut menikmati tubuh Dewi dengan meremas-remas dan menjilati serta menghisap buah dada Dewi. Karena nafsu sexnya yang sudah memuncak, Dewi tidak menyadari bahwa yang menikmati tubuhnya tidak hanya satu orang melainkan tiga orang. Dewi hanya terus mengeluarkan suara desahan-desahan nikmat, sampai suatu saat tubuh Dewi tiba-tiba mengejang dengan kuat yang menandakan bahwa ia telah mencapai puncak kenikmatan yang ternyata dibarengi oleh tembakan dari kemaluan si laki-laki itu. Satu menit tubuh Dewi mengejang-ngejang dengan nikmat dan kemudian tubuh Dewi pun mulai
melemas.
Setelah selesai menunaikan tugasnya laki-laki yang pertama pun mencabut senjatanya dan duduk di sofa dengan tubuh berkeringat. Laki-laki yang kedua pun mulai melakukan tugasnya dengan mulai merangsang Dewi lagi dengan jilatan-jilatan di buah dadanya dan juga remasan-remasan di kemaluannya. Setelah beberapa lama Dewi mulai terangsang lagi dan mulai terdengar kembali suara desahan nikmatnya. Tanpa membuang waktu, laki-laki yang kedua pun mulai menancapkan kemaluannya di lubang kemaluan Dewi. Walaupun ukurannya tidak sebesar laki-laki yang pertama tapi karena lubang kemaluan Dewi yang masih msempit maka tetap saja Dewi merasa nikmat dan mulai mendesah, “Ahh, ah, ahh, ooh… nikmat, nikmat, ahh… ahh… nikmat sekali.”
Setelah beberapa menit laki-laki yang kedua tidak lagi dapat menahan semburan lahar panas. Rupanya Dewi belum mendapatkan orgasme yang kedua sehingga cepat-cepat laki-laki yang ketiga menancapkan kemaluannya ke lubang kemaluan Dewi yang sudah basah oleh cairan dari laki-laki yang kedua dan juga cairan dari kemaluan Dewi sendiri.
Laki-laki yang ketiga pun langsung menggempur Dewi dengan kecepatan tinggi sehingga nafsu Dewi kembali meninggi dan Dewi pun kembali mengeluarkan desahan, “Ahh, ahh, ough… terus, terus, makin cepat, makin cepat, ahh… ooogh… nikmat, nikmat, nikmat, ahh…” Setelah beberapa menit kemaluan Dewi terus digempur akhirnya tubuh Dewi mengejang dengan keras sambil menjerit nikmat, “Aahh… ooogh…” Dewi telah mencapai klimaksnya yang kedua yang juga dibarengi dengan semburan dari laki-laki yang ketiga.
Setelah ketiga laki-laki itu menikmati tubuh Dewi, muncul niat mereka untuk membagi kenikmatan itu dengan teman-teman mereka yang lain yang ada di ruangan VIP yang lain. “Bagaimana kalo kita bawa wanita ini ke tempat teman-teman kita dan kita nikmatin bersama-sama,” kata salah satu dari laki-laki itu. “Setujuuu…” kedua laki-laki itu menyahuti ajakan tersebut. “Steve, cepat ambil kamera di tempat anak-anak, kita foto dulu nich wanita biar dia nanti nurutin kemauan kita,” segera laki-laki yang bernama Steve mengenakan kembali pakaiannya dan bergegas keluar dari ruangan. Tak lama kemudian laki-laki yang bernama Steve itu pun sudah kembali dan menenteng sebuah kamera.
“Bangun manis,” kata laki-laki itu seraya melepaskan tutup mata yang masih menempel di mata Dewi. Rupanya Dewi tertidur setelah merasakan kenikmatan orgasme sebanyak dua kali. Tubuh Dewi terlihat menggeliat perlahan dan mulai membuka matanya. Ketika Dewi membuka matanya, betapa terkejutnya ia melihat ternyata ada tiga laki-laki yang tidak ia kenal ada di samping tubuhnya yang telanjang. Tubuh Dewi meronta-ronta sambil berkata, “Lepaskan aku, lepaskan aku.” “Sabar manis, kami akan melepaskan ikatan kamu setelah kami selesai membuat foto tubuhmu yang telanjang.” Segera laki-laki itu memotret tubuh telanjang Dewi dari berbagai arah dan Dewi pun tidak dapat berbuat banyak untuk menutupi mukanya ataupun kemaluannya karena kedua
tangannya masih terikat di sofa.
Setelah laki-laki itu selesai membuat foto telanjang Dewi segera ia mengeluarkan film dari kamera dan mengantunginya. “Ok, manis kami sudah selesai membuat foto telanjangmu jadi sekarang kamu nurut aja sama kami atau kami cuci film ini dan kami sebarin ke temen-temen lu dan juga orang tua lu!” Mendengar perkataan laki-laki itu Dewi tersadar bahwa ia tidak mempunyai pilihan lain selain menuruti kemauan mereka atau film itu akan membuatnya malu di kemudian hari. “Steve lepasin ikatannya.” Setelah ikatannya terlepas segera Dewi mencari pakaiannya, tapi ternyata pakaiannya sudah berada dalam genggaman salah satu laki-laki itu. “Ini yang kamu cari manis,” sambil laki-laki itu menunjukkan pakaian Dewi. “Udech lu nggak usah mikirin buat make pakaian lu lagi, kami semua justru pengen ngeliat tubuh lu yang mulus itu tanpa sehelai benang pun. Ayo sekarang lu ikut kami ke ruang yang lain.” kata salah satu laki-laki itu. “Eh, gimana nich dengan pacarnya, mau kita biarin di sini atau kita ajak aje kesebelah biar dia bisa ngeliatin kita semua nikmatin tubuh wanitanya.” kata temannya yang lain. “Bawa aje sekalian, ntar kalo ketauan ama pelayan di sini bisa berabe, jangan lupa bajunya juga dibawa.”
Kami berdua pun digiring dalam keadaan telanjang bulat keluar dari ruangan itu dan menuju ke sebuah ruangan lain yang ada di ujung. Sesampai di ruangan itu ternyata di situ ada delapan orang laki-laki yang sedang asyik berkaraoke sambil minum-minuman keras. “Hay teman-teman, gue bawain oleh-oleh nich buat kita nikmati bersama-sama sampe puas”, seraya laki-laki itu mendorong tubuh telanjang Dewi ke tengah-tengah ruangan. Melihat tubuh Dewi yang telanjang bulat, segera semua laki-laki itu berteriak-teriak kegirangan. “Wow, ok bener nich oleh-oleh lu, dapat dari mana? Dan siapa tuch laki-laki yang lu bawa?” tanya temannya. “Gue nemuin wanita ini di ruangan karaoke lain dan ini laki-laki adalah pacarnya, tapi dia udeh ngijinin kita untuk nikmatin tubuh wanitanya kok, iya khan?” seraya laki-laki itu mendorong tubuhku ke lantai hingga aku pun terjerembab di lantai. “Ok, teman-teman mari kita mulai pestanya jangan buang-buang waktu lagi.” “Eh, lu nari-nari dulu dech buat kami makin nafsu dan lu musti memohon-mohon kepada kami semua supaya kami mau nikmatin tubuh lu,” seru salah seorang laki-laki itu. Mendengar perintah itu Dewi hanya bisa pasrah dan mulai menggoyangkan tubuhnya yang putih mulus itu. “Ayo narinya yang semangat donk, kayak tadi waktu lu nari buat laki lu,” rupanya laki-laki itu sudah mengintip kami dari awal. Dengan terpaksa Dewi pun mulai menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan lebih bersemangat dan Dewi pun berusaha menikmati keadaan itu. Lama kelamaan pun Dewi semakin hot menggoyangkan tubuh sambil meremas-remas buah dadanya dan juga kemaluannya, sambil mengeluarkan suara desahan, “Aahh, ahh, ayo nikmatin tubuh aku, ahh… ahh, ayo siapa yang mau nikmatin aku, ayo silakan nikmatin tubuh aku, aahh, ahh, jangan malu-malu.”
Melihat Dewi yang menari-nari dengan hot, maka semua laki-laki itu mulai melepaskan pakaiannya satu-persatu hingga telanjang bulat. Dewi sempat terkaget-kaget ketika melihat kemaluan laki-laki itu yang sudah berdiri tegak semua dan sebagian besar berukuran besar, lebih kurang 18 cm dan ketebalannya sekitar 4,5 cm. “Ayo manis silakan pilih yang mana yang mau lu pake duluan,” sambil kesebelas laki-laki itu merubungi tubuh telanjang Dewi. Rupanya dikelilingi laki-laki telanjang telah membuat sensasi lain bagi Dewi, ia merasakan suatu keinginan yang selama ini terpendam dalam dirinya, yaitu berhubungan seks dengan beberapa orang laki-laki sekaligus dapat terwujudkan walaupun keadaan ini sebenarnya tidak ia inginkan. Melihat kesebelas penis mengacung di dekatnya seakan-akan meminta untuk dielus dan diremas, maka Dewi sengaja memainkan penis-penis itu sehingga membuat para laki-laki itu semakin tidak dapat menahan nafsunya. “Ayo cepetan pilihnya manis atau lu mau kita semua sekaligus menikmati tubuh lu.” Dewi hanya diam saja sambil ia memainkan dua buah kemaluan yang ukurannya paling besar sehingga membuat kedua laki-laki itu blingsatan keenakan, “Oohh… ohh… nikmat juga remesan lu manis.” Tetapi hanya sebentar saja Dewi memainkan kedua kemaluan itu segera ia berpindah ke kemaluan yang lainnya lagi. “Rupanya lu minta dikerjain sekaligus dengan beberapa laki-laki, ok kalo itu maunya lu maka akan kami berikan manis.”
Dewi pun disuruh berlutut dan menghisap kemaluan salah seorang laki-laki dan setelah cukup basah maka Dewi pun disuruh berjongkok di atas kemaluan laki-laki yang berdiri tegak, dengan perlahan Dewi mulai memasukkan kemaluan itu ke dalam kemaluannya, dengan perlahan tapi pasti kemaluan itu terbenam semuanya ke dalam kemaluan Dewi yang diiringi jeritan nikmat dari Dewi, “Ahh… ahh… ahh.” Kemudian Dewi disuruh menumpukkan tubuhnya dengan kedua buah tangannya sehingga pantat Dewi agak menungging yang segera disambut dengan kemaluan yang telah ia jilati, perlahan tapi pasti kemaluan itu menerobos masuk ke lubang pantatnya, tubuh Dewi mengejang karena lubang pantatnya terasa nyeri dengan masuknya kemaluan itu, tiba-tiba laki-laki itu menghentakkan dengan keras pantatnya sehingga seluruh kemaluannya amblas ke dalam lubang pantat Dewi, dan Dewi pun menjerit antara nikmat dan sakit.
Melihat mulut Dewi yang terbuka lebar, seorang laki-laki yang tepat berdiri di depan muka Dewi langsung memasukkan kemaluannya ke dalam mulut Dewi sehingga Dewi pun tersedak karena sekarang mulutnya tersumpal dengan kemaluan. Selain itu dua orang laki-laki lain tidak mau menyia-nyiakan buah dada Dewi yang ranum dan sekal itu, segera kedua laki-laki itu pun menjilati dan menghisap-hisap dengan penuh nafsu.
Jadilah Dewi dinikmati oleh lima orang sekaligus yang membuat Dewi tidak dapat menahan nikmat yang dirasakan, sakit yang dirasakan di lubang pantatnya pun telah berubah menjadi kenikamtan yang tiada taranya. Dengan penuh semangat kelima laki-laki itu pun menikmati tubuh mulus Dewi sehingga membuat Dewi sampai orgasme tiga kali dan pada orgasme yang keempat kenikmatan itu semakin lengkap dengan disertai semburan dari tiga kemaluan laki-laki yang memenuhi di setiap lubang yang dimilikinya, kemaluannya, lubang pantatnya dan mulutnya. Ketiga laki-laki yang telah mendapatkan kenikmatan segera digantikan dengan tiga orang laki-laki lainnya dan hal ini terus dilakukan sampai semua laki-laki mendapatkan kepuasannya dan Dewi pun sudah tidak terhitung lagi berapa kali ia mendapatkan orgasmenya. Setelah lebih kurang 3 jam para laki-laki itu menikmati Dewi, mereka pun kecapaian dan beristirahat. Dewi pun kecapaian dan terkulai lemas dengan perasaan nikmat yang tidak terlupakan.
Bagaimana Dengan Cerita Dewasa Kisah Nyata Dwi Janda Yang Haus Sex ? Menarik Bukan Karena Di Sini Kita Bisa Ikut Merasakan Rasa Nya Melalui Cerita Dewasa Nya Ini.Oleh Karena Ini Jangan Lupa Untuk Simak Cerita Hot Lainnya di bawah ini :
Cerita Dewasa Kisah Nyata Dwi Janda Yang Haus Sex
0 komentar:
Posting Komentar