Kisah Nyata Suami-Suami Pemuas Sex Cerita Dewasa
Kisah ini merupakan kisah nyata yang di alamin oleh salah satu pembaca cerita dewasa , nama , tempat itu semua sudah di samarkan.Oleh karena itu cerita sex kali ini sangat mengunggah gairah kita untuk mencoba nya. Ingin tau lebih lanjut silahkan di simak saja Kisah Nyata Suami-Suami Pemuas Sex Cerita Dewasa . Berikut cerita 17+ nya :
Adit (samaran 42 tahun) adalah teman sejak Saya SMA yang kini menjadi suamiku. Kini setelah anak-anak kami sudah remaja (kini umurku 38 tahun) hidup kurasakan tambah sepi apalagi Saya tinggal berdua dengan suami saja, anak-anakku sudah kuliah di lain kota. Suamiku adalah pria yang baik dan sukses sebagai karyawan PMA, meskipun jabatan tidak terlalu tinggi tapi kami hidup berkecukupan. Saya sendiri cukup waktu dan uang untuk merawat diri, sehingga meskipun Saya tidak cantik namun orang bilang Saya ini luwes tidak mboseni kalau dipandang suamiku bilang Saya memang tidak cantik tapi”ayu”apalagi kalau lagi orgasme tinggiku cuma 160 cm dengan berat 56 kg agak gemuk orang bilang tapi dadSaya montok sekali dengan puting yang merekah.
Suamiku senang olah raga tenis dan golf kalau badan tidak terlalu tinggi 165 cm tapi cukup atletis dengan berat badan 63 kg. Urusan diranjang sebenarnya Saya cukup bahagia karena suamiku orangnya telaten dan sabar dia selalu memberikan kesempatan dulu pada Saya untuk orgasme seteleh itu baru dia melakukan penetrasi sampai Saya orgasme yang kedua.
Pengalaman ini terjadi karena rasa kesepianku di rumah sendiri akhirnya Saya usul untuk menerima kost toh kamar anakku 2 kamar tidak ada yang nempati. Akhirnya suamiku sepakat dia yang cari dan kebetulan ada teman kenalannya seorang pengusaha yang biasa mondar-mandir Jakarta ke kota Saya karena ada anak perusahaannya di kota Saya. Pertimbangannya dari pada ke hotel boros karena kadang harus sampai dua minggu. Namanya Santo (samaran) keturunan arab dengan cina orangnya tinggi (176 cm 76 kg) besar dengan kulit putih tapi wajah arab kayak Omar Syarif dengan bulu diseluruh tubuhnya, orangnya sangat santun. Kami cepat akrab bahkan seperti keluarga sendiri karena makan malam kami selalu bersama bahkan pada waktu lapor Pak RT kami mengaku sebagai saudara. Oh iya Saya panggilnya Dik karena umurnya baru 38 tahun.
Bahkan jika suamiku dan Saya pergi berlibur ke Tawangmangu atau Bandungan dan pas ada di kota Saya ia kami ajak. Begitu akrabnya kami sehingga tak jarang kami Dik Santo juga membantu kalau ada kerepotan dirumah sehingga lingkungan taunya memang adik saya. Untuk sehari-hari setelah berjalan 3 bulan kami makin akrab saja bahkan suamiku suatu hari, ketika kami ngobrol habis makan malam.
“Ajaklah Isterimu jalan-jalan kemari Dik Santo,” celetuk suamiku, “Biar
dia kenal mbakyumu” lanjutnya, Dik Santo hanya diam dan menghela napas
panjang.
“Ada apa.. Ada yang salah?” lanjut Mas Adit melihat gelagat yang kurang
enak.
“E.. Anu Mas Saya sebenarnya duda isteriku meninggal 3 tahun yang lalu
diruamh cuma ada anak-anak dengan pembantu saja” jawabnya dengan mata
berkaca-kaca.
Kami akhirnya tahu statusnya dan kami minta suatu ketika kalau liburan sekolah biar anak-anak diajak kebetulan anaknya 2 orang masih 7 tahun dan 4 tahun. Sejak itu keakraban kami tambah dekat bahkan suamiku sering membisiki Saya kalau keturunan arab biasanya barangnya besar dan panjang. Saya pun merasa Dik Santo makin memperhatikan Saya, pernah Saya dibawakan hadiah liontin permata yang cantik. Bahkan sehari-hari kami makin terbuka misalnya ditengah guyonan, kadang kadang Dik Santo seolah mau memelukku dan bahkan sembunyi-sembunyi berani menciumi pipiku kalau mau pamit pulang Jakarta.
Demikian pula sebaliknya Mas Adit seolah membiarkan kami bercengkarama kadang kadang bahkan ngompori, “Ooo mabkyumu itu biar STW tapi malah tambah punel (maksudnya memeknya) lho Dik Santo” kalau sudah begitu Saya yang merah padam, tapi untungnya hanya kami bertiga.
Seperti kebiasan kami, pada hari libur Sabtu Minggu kami bertiga week end di kebun kami di Tawangmangu. Walaupun tidak terlalu luas namun kebun ini cukupanlah untuk hiburan dan cukup nyaman untuk beristirahat. Entah apa sebabnya Mas Adit hari itu dengan manja tiduran berbantal pahaku di depan Dik Santo setelah selesai makan malam sambil menonton TV dan ngobrol kesana kemari diruang keluarga. Kulihat Mas Adit sangat atraktif mempertontonkan kemesraannya di depan di Santo. Saya sebenarnya agak kikuk tapi karena sudah seperti adik sendiri Saya bisa mengatasi perasaanku, lagian Dik Santo sudah sering melihat kemesraan kami sehari-hari dirumah. Kulihat Dik Santo acuh saja melihat tingkah laku Mas Adit. Malah akhirnya Dik Santo mengambil inisiatif mengambil kasur dari kamar tidur untuk dihamparkan ke lantai.
Akhirnya kamipun menonton TV sambil tiduran, Saya dan Dik Santo bersandar didinding berjajar cuma berjarak setengah meter sedang Mas Adit tiduran di paha Saya. Acara yang ditayangkan kebetulan agak menyerempet-nyerempet hubungan suami isteri. Kulihat Dik Santo tidak bisa konsentrasi, ia lebih sering mencuri pandang ke arah dada Saya yang saat itu hanya terbungkus daster,
Saya pura-pura nggak tahu tapi Saya sempat melihat arah tengah celananya yang Saya yakin sudah setengah ereksi.
Tiba-tiba Mas Adit memeluk paha Saya sambil mengusap usap tonjolan payudara dari luar baju daster yang kukenakan, Saya bingung.
“Mas malu ah masa ada Dik Santo,” protesku sambil melemparkan tangannya
kasar.
“Ah nggak apa apa, wong Di Santo juga pernah merasakan koq.” sahut Mas
Adit sambil senyum penuh arti ke Santo.
Santo tersenyum kecut Saya melengos sebel tapi jujur saja rabaan Mas Adit membuat Saya on apalagi udara dingin Tawangmangu yang menusuk tulang. Sementara Mas Adit malah nekat dan kepalanya yang menindih paha Saya digeser ke arah selangkanganku, sehingga tak terhindarkan baju dasterku yang memang pendek makin tersingkap sehingga Santo makin leluasa melahap pahSaya yang terbuka lebar..
“Mbak.. Saya.. Jadi ingin nih..” Santo bicara pada Saya.
Gila batinku Saya benar-benar kaya kepiting rebus mendengar kata-kata Santo hampir saja Saya tampar. Tapi Mas Adit malah menimpali, “Nggak pa-pa, ya Mam? Kasihan khan Dik Santo sudah lama lho nggak merasakan”
sahutnya.
“Pap!! apa-apaan sih ini” sahutku nggak kalah seru.
“Papa boleh kok mam, papa iklas please, ..!” pintanya sambil mengedip ke
Dik Santo.
Rupanya Santo tanggap langsung saja dia miringkan badannya, karena jarak
kami cuma sejengkal maka langsung direngkuhnya belakang kepala Saya dan
diciumnya mulutku dengan paksa. Saya ingin menolak tapi Mas Adit memegang
tanganku dan meraba tengah CDku Saya terombang-ambing antara nafsu dan
nilai yang ada dalam diriku tapi Saya makin terangsang, tanpa sadar malah
kumiringkan tubuhku menghadap Dik Santo sehingga Saya bisa berhadapan,
melihat reaksiku tanpa segan Dik Santo menyelusupkan tangannya dibalik
dasterku untuk meremas remas buah dada Saya, sementara Mas Adit tangannya
sudah masuk CD untuk mengelus elus klitorisku yang menjadi titik
kelemahanku.
Mendapat seranngan dua orang sekaligus sensasiku melambung tinggi ada
kenikmatan yang tiada tara. Kucoba memberanikan diri meraba perut Santo
dan turun kebawah pusar, ada rasa penasaran ingin tahu ukuran barangnya.
WAU.. luar biasa rupannya sudah berdiri keras dan tidak pakai CD lagi
tanganku tak bisa memegang semuanya genggamanku penuh itupun baru
separonya. Ketika itu Mas Adit melepaskan seluruh pakaiannya dan
mencopoti dasterku, Santo melepaskan pakainnya juga dan menggeser
posisinya merapat ke arahku dari sebelah kiri kami berhadapan, sedangkan
Mas Adit memiringkan tubuhnya yang bugil sebelah kanan (belakangku),
sehingga dengan sendirinya kontol Mas Adit yang sudah kencang menempel
bokongku dan kontol Santo yang luar biasa panjang dan besar menempel
paha Saya karena Santo tak mau melepaskan pelukannya pada Saya jadi Mas Adit
hanya merogoh memekku dari belakang.
Santo menciumi diriku sambil mengelus payudara penuh nafsu, kulihat Santo
yang penuh dengan gairah, Saya ikut terhanyut. Saya tak sempat berfikir
macam macam, nafsuku telah mendominasi pikiranku, kunikmati apa yang
dilakukan Santo pada Saya tanpa menghiraukan Mas Adit yang meremas-remas
bokongku, dan mengelus vagina Saya yang sudah basah. Saya mendesis desis tak
karuan karena keenakan dengan tangan kanannya Santo mendekap punggungku
erat erat, sedangkan tangan kirinya mulai menyibak vagina Saya rupanya dia
sudah nggak tahan ingin memasukkan kontolnya ke memekku.
Dituntunnya penisnya ke arah lubang vagina Saya, dan dalam tempo singkat
Saya sudah melayang kelangit ke tujuh menikmati kontol Dik Santo yang
panjang besar ada meskipun rasa perih dan penuh menyesak di vagina Saya
namun kenikmatan yang kurasakan mampu membuatku melupakan rasa perih
memekku. Otomatis jepitan lobang kemaluanku makin jadi dan
denyutan-denyutan memekku yang selama ini dipuja oleh Mas Adit dirasakan
oleh Santo.
“Oh Mbak memekmu luar biasa, benar-benar punel Mbak” bisik Santo sambil
mulai memompa batang kemaluannya secara ritmis.
Sementara Saya mengimbangi mengocoknya perlahan lahan, Santo mendesis
desis keenakan, kini wajah Santo menghadap ke arahku dengan matanya yang
terpejam sungguh tampan sekali apalagi desisanya membuatku benar-benar
melayang. Gesekan bulu dada di ujung putingku membuatku seperti kesetrum
listrik ribuan watt. Setelah hampir sepuluh menit Santo memompa memekku
Saya mulai kesetanan mau meledak tapi dia mulai mengendurkan pelukannya.
“Ganti posisi yuk Mbak, nggak adil kan masa yang punya (Mas Adit
maksudnya) nggak kebagian” bisik Santo pada Saya.
Santo melepaskan kontolnya dari memekku pelan-pelan terasa ada yang
hilang dari selanggkanganku, Santo berdiri sambil membimbingku Mas Adit
masih ikut dibelangku sambil meremasi pantatku. Saya menoleh memandang
suamiku penasaran ingin tahu reaksinya, tapi ternyata kulihat Mas Adit
begitu bahagia bahkan dia tersenyum.
“Kita main bersamaan ya Mas?” ajak Santo pada suamiku.
Santo mengambil posisi duduk bersandar di sofa dengan paha mengangkang,
tampak kontolnya yang besar panjang dan kokoh dengan topi baja yang
mengkilat karena cairan memekku berdiri seperti prajurit siap serbu,
kemudian ia menyuruhku mengangkang diatasnya dengan menumpangkan paha Saya
pada pahanya sambil membelakanginya. Perlahan-lahan Saya turunkan
bokongku dan Santo membibing kontolnya untuk memasuki memekku, bles,
ahh.. Rasanya tambah nikmat dan sudah nggak perih lagi. Dengan posisi
begitu maka dari depan mencuatlah klitorisku yang sudah keras dan
kencang, perlahan-lahan Saya mulai memompa dengan menaik turunkan
bokongku, melihat pemandangan seperti itu Mas Adit langsung duduk
jongkok di depanku oh.. Ia menjilati klitorisku yang terbiar menantang.
Oh.. Luar biasa sensasi yang timbul seluruh tubuhku bergetar kurasakan
memekku makin berdenyut keras, kuraih kepala Mas Adit kurapatkan ke
selangkanganku sementara Santo terus menyodokku dari bawah. Ahh.. Saya mau
meledak.. Mas.. Saya mau meladak..!!
Santo menggeram karena kontolnya kucengkeram dengan denyutan memekku yang
makin kuat,. Dan dengan sambil meremas-remas payudarku kurasakan kontol
Santo dalam memekku berdenyut keras.. Ahh Mbak Saya mau keluar..
Ditariknya putingku sambil menyodokku dari bawah kuat-kuat sementara Mas
Adit melumat klitorisku Saya benar-benar tidak bisa menggambarkan
kenikmatan yang kudapat ketika kontol Santo menyemburkan spermanya ke
dalam memekku bersamaan orgasmeku dan hisapan-hisapan pada klitorisku.
Belum selesai sensasiku Mas Adit menarikku dan meminta Saya nungging ini
kebiasaan Mas Adit dia mau memompa Saya kalau Saya sudah orgasme katanya
enak sekali keSanton-keSanton memekku kalau orgasme. Saya mengambil posisi
nungging dengan bertumpu pada kedua paha Santo pas kontolnya yang
berlendir-lendir di muka Saya langsung saja Saya bersihkan sementara Mas
Adit mulai memasukkan kontolnya yang meskipun tidak panjang tapi
kepalanya sangat leber sehingga seperti klep pompa. Kurasakan sensasi
yang lebih hebat lagi ketika Mas Adit mulai memompa Saya dari belakang.
Hampir saja kugigit kontol Santo kalau saja Santo tidak berteriak, mengaduh.
Entah Saya merasa tidak kuat lagi menahan ledakankanku yang berikutnya
dan segara saat kontol Mas Adit mulai berkedut-kedut akan menyemburkan
spermanya Saya pun juga merasakan diriku akan meledak lagi. Dan aahh
dengan teriakan panjang Mas Adit menyemprotkan spermanya ke dalam
memekku. Saya segera berbalik untuk membersihkan kontol Mas Adit, rasa
sperma dua orang laki-laki yang bercampur membuat lidah merasa aneh dan
asing. Kami terkulai lemas tapi Saya merasa lapar dengan tetap bugil Saya
kedapur untuk masak kulihat dua orang laki-laki itu berpelukan saling
menepuk punggung.
“Gimana dik?” lamat lamat kudengan suara Mas Adit menanyakan kesannya
pada Santo.
“Wah luar biasa Mas, Saya nggak nyangka kalau Mbak Rin.. Begitu hebat,
pantas Mas Adit tidak pernah jajan,” timpal Santo.
“Begini aja dik, Dik Santo nggak usah sungkan lagi sekarang ini mbakyumu
ya isterimu, tapi janji Dik Santo nggak boleh jajan, Saya jijik kalau
mbayangkan Dik Santo jajan,” sambung Mas Adit.
“Sumpah Mas Saya nggak pernah jajan sepeninggal isteriku, pernah
pembantuku Saya pakai itupun cuma sekali selebihnya Saya pake alat,”
lanjut Santo.
“Jadi janji betulan lho dik, dan kita nggak boleh cemburu, satu sama
lain..”
“Eh.. Enak aja ngomongin nasib orang nggak ngajak yang diomongin” Saya
langsung protes nglendot di pangkuan Mas Adit.
“Tapi Mama setujukann..” lanjut suamiku.
“Mmm.. Gimana.. Ya.. Mmm” sengaja kubuat-buat jawabanku Saya ingin
melihat reaksi Santo.
“Maaf Mbak, kalau Mbak nggak setuju Saya nggak pa-pa kok Mbak” Santo memelas.
“Habis.. Habis..” jawabku nggak kulanjutkan.
“Habis apa Mbak?” Santo panasaran.
“Habis.. E n a a k hi.. Hi.. Hi” jawabku sambil cekikikan.
Santo langsung menubrukku yang masih dipangkuan Mas Adit, tanpa sungkan
lagi diciumnya bibirku diremasnya dada Saya kulihat kontolnya sudah ngacung.
“Eh.. Makan duluu.. Ah Saya lapar nih.. Nasi goreng sudah masak tuh di
meja” pinta Saya.
Santo menghentikan cumbuannya terus membopongku kekursi makan sambil
memangkuku dia menghadapi meja makan sementara Mas Adit mengikuti dari
belakang dan mereka duduk berimpitan kursi. Saya membagi bokongku diatas
kedua paha mereka yang berhimpitan satu berbulu yang satu agak licin.
Mereka dengan sabar bergantian menyuapi Saya. Saya benar-benar bahagia
mereka berdua sekarang suamiku, yang siap memuaskanku.
Selesai makan kusiapkan sikat gigi dan odol buat mereka, Saya mendahului
membersihkan diriku di kamar mandi sperma yang kering berleleran di
paha Saya terasa lengket. Setelah itu Saya kekamar utama menyisir rambut ku
di depan cermin.
Tak lama kemudian kulihat mereka berdua mengendap-endap beriringan masuk
kamar Saya seolah tak melihat. Kurasakan elusan lembut sebuah tangan
dengan bulu-bulu halus menelusuri bokongku, bahkan kemudian mengarah
keselangkangan dan mengelus memekku. Saya sudah bisa menduga pemilik
tangan itu, dan hatiku berdesir ketika kulihat tangan Santo lah yang
sedang mengelus belahan memekku, dan Mas Adit mengelus batang penisnya,
sambil mulutnya menciumi dada Saya. Sambil berubah posisi dengan setengah
duduk di depanku Mas Adit siap dengan selangkanganku yang terbuka lebar
memperlihatkan vagina merah basah yang sangat indah, sementara tangan
kanannya menggosokan gosokkan kemaluanya, sementara Santo tidak tinggal
diam buah dada saya yang menggantung diremas remas dan diciumi dari belakang.
Santo merubah posisinya dengan duduk di meja rias dengan kontol siap
dimuka mulutku. Sekarang Saya baru bisa mengukur panjangnya kontol Santo
yang ternyata ada dua kepalan tanganku dengan kepala agak meruncing dan
diameter kepala bajanya lebih kecil dari punya Mas Adit. Langsung
kugenggam dan ku jilati dan kukocok-kocok. Begitu kulakukan sampai
hampir setengah jam dan dalam waktu yang tidak terlalu lama gerakan Santo
tak terkendali, bahkan ia membalas menekan kepala Mas Adit yang sedang
mengenyot klitorisku dibawah meja pada saat itulah Santo menghentak
hentakkan pinggul dan menyorong-nyorongkan kontolnya dimulutku dan..
Croot.. Croot.. Croot..
Sperma Santo memenuhi kerongkonganku. Dia telah orgasme. Ini terlalu
cepat, padahal Saya merasa masih belum apa-apa. Santo terus turun
membopongku ke ranjang dan Mas Adit sekarang menindihku semetara Santo
mempermainkan ku dari bawah ah rupanya mereka telah kompak untuk kerja
sama memuaskan diriku. Mas Adit sudah terlengkup ditubuhku, sementara
pinggulnya naik turun, mengocok batangnya yang sudah melesak ditelan
liang kenikmatanku. Sekali kali tangannya meremas bokongku.
Saya mulai on lagi dan otot-otot vagina Saya mulai berdenyut-denyut tapi
tiba-tiba Mas Adit menghentikan kocokannya, dan mencabut penisnya, Saya
masih tanggung tetapi Saya memang juga tidak ingin selesai sekarang, Saya
masih berharap Santo bangkit lagi setelah istirahat. Saya ingin Santo
memompa Saya dulu baru Mas Adit yang mengakhiri puncaknya. Tapi Mas Adit
minta Saya dan Santo melakukan 69 dengan posisi Santo dibawah begitu Saya
posisi enam sembilan Mas Adit menusukku dari belakang dan Santo ganti
yang ngenyot klitorisku. Sungguh luar biasa rasanya ber 69 sambil
memekku dipompa Saya tak dapat menahan kenikmatan yang menyerbu lubang
memekku. Denyutan-denyutan mencengkeram makin keras dan ini yang paling
disukai Mas Adit, kemudian kurasakan Mas Adit mulai mencengkeram
bokongku dan melenguh seperti sapi di sembelih sambil mempercepat
goyangannya, semetara mulut Santo tak henti menciumi klitorisku dan
lidahnya menerobos kadang masuk ke memekku disela kontol Mas Adit.
Nafasku tersengal, Saya mulai masuk kemasa orgasme.
Tanpa menunggu waktu lagi Mas Adit mempercepat kocokannya, dan
kemaluankupun sudah berdenyut denyut kencang, akan segera akan keluar.
Mas Adit merengkuh bokonku, makin kencang, sambil dari mulutnya keluar
erangan kenikmatan yang panjang dan kemaluannya ditekan keras ke
kemaluanku, dia semprotkan spermanya..
Crot.. Crot.. Crot tapi Saya belum orgasme.
Dan segera berlelehanlah air maninya menyemprot didalam vagina Saya Pada
saat yang sama, Saya tak tahan menahan orgasmeku, kugenggam kontol Santo
kuat-kuat dan kuhisap sampai batangnya sambil mengejan menikmati
orgasmeku bersama Mas Adit mendapat perlakuan begitu Santo juga orgasme
kembali dan menyemburkan maninya ke mulutku untuk yang kedua kali.
Kenikmatan yang luar biasa. Walaupun permainan sudah berakhir tetapi Mas
Adit tidak mau mencopot kemaluanku dari memekku, Saya paham betul dia
paling suka menikmati denyutan memekku.
“Pah.. Saya sudah nggak tahan.. Pahaahh.. Eghh.. Eegghh capek nih kasian
Santo kita tindih”
Malam ini adalah malam pertama Saya merasakan penis orang lain selain
punya Mas Adit apalagi penisnya lebih panjang, sebuah pengalaman yang
sangat memuaskanku.
Pembaca terhormat masih banyak pengalaman nikmat yang kualami bersama ke
dua suamiku namun sementara sampai disini dulu, bila ada kesempatan akan
Saya ceritakan lainnya. Sejak kejadian itu Santo minta jatahnya pada Saya
setiap ada dikota Saya bahkan anak-anaknya sering diajak untuk bersama
tinggal dikota Saya saat libur agar tidak bolak-balik.
Saat Santo ada hampir tiap hari sekali Saya mendapat giliran dari Mas Adit
dan Santo kadang kami lSayakan treesome kadang hanya berdua saja dengan
salah sat dari mereka, dan kami sepakat hanya dilakukan bertiga saja.
Pembaca yang terhormat kalau anda wanita disayangi 2 orang pria
percayalah mereka bisa akur sabar tidak ada rasa cemburu dan yang hebat
anda akan dimanja seperti diriku. Nggak percaya cobalah. Pengalaman ini
benar-benar nyata kami telah 5 tahun bersama tapi kasih sayang mereka
sangat tulus pada Saya. Saya jadi rajin jamu dan senam untuk kepuasanku dan
kepuasan mereka bagi yang ingin tanya silahkan kirim email pasti
dijawab. Mau coba Saya punya caranya.
Bagaimana Dengan Cerita Nya? Menarik Bukan Karena Di Sini Kita Bisa Ikut Merasakan Rasa Nya Melalui Cerita Dewasa Nya Ini.Oleh Karena Ini Jangan Lupa Untuk Di Simak Cerita Hot Lainnya Di Bawah Ini :
0 komentar:
Posting Komentar