Minggu, 13 Maret 2016

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata Nikmat Yang Luar Biasa

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata Nikmat Yang Luar Biasa

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata Nikmat Yang Luar Biasa


Cerita Dewasa ini adalah Pengalaman Sex Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata Nikmat Yang Luar Biasa merupakan pengalaman sex yang sangat susah untuk di lupakan. Cerita sex kali ini berdasarkan pengalaman dari pengirim cerita yang tidak mau di sebutkan nama nya , untuk menghormati itu kami menggunakan nama palsu dalam Cerita 17+  kali ini.Untuk itu silahkan langsung di simak cerita nya :

Sebenarnya aku malu menceritakan kejadian yang sampai sekarang masih sering kulakukan ini. Aku adalah seorang ibu rumah tangga dan aku juga punya status sebagai janda. Kehidupan aku cukup baik, karena peninggalan deposito dari suami dan kadang2 ada bisnis jual beli perhiasan dengan teman. Anak aku ada 2 orang dan mereka semua sekolah di Jogya, karena dekat dengan kakek neneknya. Dirumah aku cuma ditemani oleh Surti (pembantu) dan Reni, anjing herder peninggalan suami juga.

Suatu hari teman jual beli perhiasan aku yang bernama Tiny datang kerumahku. Teman bisnisku banyak, dengan Tiny aku baru kenal kira-kira 1 bulan yang lalu. Usia wanita itu sama dengan aku dan punya anak satu, wajahnya cukup cantik ditambah dengan make up yang pandai, dan Tiny tahu cara merawat tubuh dengan baik, aku mendengar dari teman-teman bahwa dia sangat pandai dalam berbisnis perhiasan, apalagi ditambah kepandaiannya berbicara merayu pembeli. 

Tiny datang kerumahku hari itu untuk menitipkan perhiasan yang hendak dijual, biasanya kami suka bertemu direstoran padang langganannya, tumben hari ini dia datang mengunjungiku.
“Halo Rin…….apa khabar nih???” aku tersenyum senang sambil membalas salam Tiny.
“Tumben, kok bisa nyasar kesini Tin?”
“Kangen aku tidak ketemu kamu 2 minggu”
“Aaahhhh….bisa aja….ayo masuk, maaf ya rumah aku berantakan dan kecil” aku mempersilahkan Tiny masuk keruang tamu.
“Ah rumah kamu bagus kok, dilingkungan elite lagi” Komentar Tiny sambil duduk disofa.
“Seperti yg tadi kukatakan di telepon, aku ingin menitipkan perhiasan ini untuk kamu jualin, soalnya lusa aku akan keluar kota dengan suamiku” Kulihat Tiny mengeluarkan kantong beludru hitam dari dalam tasnya.
“Lebih baik dikamar saja Tin, soalnya si Surti ada di dapur” Ajak aku.
aku selalu berhati-hati dalam berbisnis di bidang ini. Tiny mengikuti masuk kekamar aku. Lalu kami duduk diatas ranjang dan Tiny mengeluarkan semua isi kantung beludru itu.  Cerita Sex 2016

Perhiasan bertahtakan berlian terpampang diatas ranjang, berkilauan. aku kuatir juga melihat perhiasan banyak begitu, aku mengambil salah satu kalung yang paling indah.
“Waah indah sekali kalung ini” Kataku, lalu aku mencoba memasangnya dileherku.
“Sini aku bantu” Tiny beranjak kebelakangku, lalu tangannya berusaha mengaitkan kunci kalung itu.
“Leher kamu bagus sekali Rin” Ujar Tiny, kurasakan leherku dibelainya, bulu romaku jadi berdiri, perasaanku jadi nggak enak.

Lalu tangan Tiny membelai pipiku, sementara tangannya yang lain menelusuri leherku terus merayap menuju dadaku.
“Tin….jangan gitu ah…..aku jadi geli nih” Tapi Tiny tidak menjawab. Tiba-tiba aku merasakan pipi kiriku panas, aku menoleh, belum sempat aku sadar apa yang membuat panas pipiku, bibir Tiny sudah menyambar bibirku.

Aku gelagapan dan aku berontak berusaha menghindar, tapi Tiny seperti kesetanan, ia terus menekan mulutnya ke mulutku. Dan kurasakan buah dadaku diremas olehnya. Aku benar2 terkejut sekali dengan perlakuan seperti itu, aku mencoba mendorongnya, tapi tubuhnya sudah menindih tubuhku. 

Aku menendang dan Tiny melepaskan pelukannya. Aku berusaha membetulkan letak buah dadaku yang tadi sampai keluar dari BH. Tiny memandangku dengan mata yang redup.
“Sori Rin…..sejak kenal denganmu aku merasa kamu sangat merangsang sekali” Aku terdiam sambil menahan amarah.
“Kok kamu gitu sih? Kan kamu sudah punya suami??? Teganya kamu….” Sergahku sambil memelototinya. Tiny memandangku dengan pandangan yang makin redup.
“Aku lebih bernafsu dengan wanita sepertimu, lagi pula suamiku tidak pernah bisa memuaskanku, belum apa2 sudah loyo sehingga selama perkawinan aku belum pernah merasakan kepuasan”
“Tapi dengan modal kecantikanmu kan kamu bisa cari laki2 lain utk memuaskanmu!”
“Aku tidak merasakan kenikmatan seperti kalau dengan wanita, aku ingin kamu juga mencoba merasakannya Rin” Jawab Tiny sambil mendekatiku. Aku beringsut mundur kekepala ranjang.
“Tapi aku tidak pernah lesbian begitu” Hatiku berdebar2 memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi bila Tiny menyergapku seperti tadi.
“Jangan takut Rin, aku tidak akan memaksamu, cuma aku ingin kamu mengijinkanku menciummu sekali saja, tolonglah…..” Hatiku makin tak keruan, sudah lama sekali aku tidak pernah dijamah oleh laki2 apalagi perempuan.

Mendengar kata cium saja, aku sudah merasa tidak keruan. Lagi pula apa salahnya dicium Tiny, apalagi mulutnya tidak bau. Aku tahu hati kecilku bersikap pasrah.
“Baiklah…..tapi sekali saja, dan jangan macam2 ya” Jawabku.
Tiny lalu mendekatiku lalu tangannya merangkul leherku, lalu bibirnya mencium mulutku dengan lembut, perasaanku tak keruan merasakan ciuman itu, aku memberanikan diri membalas ciumanya. 

Lalu kurasakan lidah Tiny menjalar masuk kedalam mulutku mencari2 lidahku. Yang kurasakan kemudian adalah perasaan aneh dan gamang yang tidak dapat dilukiskan. Kurasakan hembusan napas Tiny yang panas dipipiku dan lumatan mulutnya yang begitu merangsang birahi.
Hampir 3 menit kami berciuman dan aku tahu kemaluanku sudah basah karena nafsu. Sekarang aku benar2 pasrah waktu Tiny menjilati leherku dengan lembut, tangannya melepaskan tali daster dipundakku, lalu dengan lembut buah dadaku yang masih tertuutp bh diremas2.
“Tiin…..jangan ah….malu Tin” Aku berusaha mencegah setengah hati.

Dan Tiny tahu aku tidak benar2 ingin menghentikan aktivitasnya.Aku merasakan tangan kirinya masuk kedalam celana dalamku, dan jari2nya memainkan klitorisku, kadang2 dicubit2 kecil, benar2 sensasi yang hebat sekali. Tanpa kusadari aku juga sedang meremas2 pantat Tiny. Tubuhnya menindih tubuhku dan kurasakan buah dadanya yang berukuran sedang menekan buah dadaku yang memang dari dulu tergolong besar. Tiba2 aku baru sadar Tiny sudah setengah telanjang, cuma memakai cd saja, sedangkan aku benar2 bugil total.

Tubuh Tiny berbau harum, entah parfum apa yang dipakainya, tapi wangi tubuhnya menambah getaran berahiku. Tanganku menjalar melepaskan celana dalamnya, lalu kulihat sekilas kemaluannya berkilat tanpa sehelai bulu, rupanya bulunya dicukur rutin. Jari2ku masuk kedalam lubang kemaluannya lalu kutusuk2 dengan lembut. Tiny merintih keenakan, tangannya makin dalam beroperasi dilubang kemaluanku. Aku juga merintih keenakan. Aku tidak tahu ternyata wanita dengan wanita dapat saling memuaskan dalam urusan sex.

Sekarang Tiny sedang menghisap puting buah dadaku, sementara tangannya yang lain terus bermain di klitorisku. Aku merasakan Tiny mulai menciumi perutku, lalu memainkan lidahnya di pusarku, aku kegelian, tak lama kemudian lidahnya sudah menjilati kemaluanku.
“Tin jangan disitu ah……kan jorok” Bisikku sambil berusaha mendorong kepalanya. Tapi Tiny malah makin merenggangkan pahaku dan klitorisku dhisap2 olehnya, kadang2 lidahnya masuk keluar dalam lubang kemaluanku.

Aku sudah tak dapat berpikir sehat lagi, yang kurasakan cuma kenikmatan yang tiada taranya. Tahu2 didepan wajahku sudah ada kemaluan Tiny, kedua lututnya ada dikiri kanan kepalaku. Tiny tidak menurunkan pinggulnya, jadi aku dapat dengan jelas melihat kemaluanya yang botak. Bibir kemaluannya berwarna merah kehitaman dan kulihat klitorisnya cukup besar menonjol bertengger diatas bibir kemaluannya.

Aku menyibak bibir kemaluan Tiny, dan kulihat kemaluannya basah sekali oleh lendir yang bening, aku lalu menusuk2 kemaluan itu dengan telunjuk, jari tengah dan jari manisku, kadang2 dengan kelingking juga. Lubang kemaluan Tiny sudah agak kendur, mungkin punyaku juga sama. Aku ragu2 mejilat kemaluannya, soalnya aku belum pernah menjilat kemaluan sesama wanita. Tiny terus mengeluar masukkan lidahnya dilubang kemaluanku, aku sudah tak tahan lagi.
“Tin….aku hendak keluarrrr…..” Tubuhku bergetar hebat, kurasakan lidah Tiny masuk makin dalam kedalam kemaluanku, dan aku merasakan orgasme yang hebat sekali.

Sepertinya ini yang paling enak semenjak aku menikah. Tiny masih terus menjilati lendirku, aku juga tak perduli lagi, kuraih pinggul Tiny lalu ketarik sampai wajahku terbenam disela2 pahanya. Tercium bau yang sama dengan bau kemaluanku. Kujilat2 klitorisnya lalu kumasukkan juga lidahku kedalam lubang kemaluannya, kurasakan lendir asin masuk kedalam mulutku. Aku tidak perduli lagi. Lalu kurasakan ada yang geli di lubang pantatku.
“Aduh Tin jangan disitu dong…..jorok kan?” Kurasakan lubang pantatku berkerut ketika lidah Tiny berusaha menerobos masuk.

Kemudian aku tak perduli juga, karena aku merasakan kenikmatan yang sama, aku juga melakukan hal yang sama dengan Tiny. Kutusuk2 lubang pantatnya dengan lidahku, lubang yang kehitam2an itu jadi becek oleh air liurku dan lendir kemaluannya. Tiba2 Tiny seperti tersentak lalu beku…….mulutnya mengeluarkan jeritan kecil, lalu kurasakan ia menekan lubang memeknya makin dalam kewajahku dan menggoyang2kan pinggulnya sehingga hampir seluruh wajahku tersapu oleh kemaluannya.
“Aduuuuh riiin…..enak sekaliii….” Ia memeluk erat2 pinggulku, klitorisku digigit2 kecil olehnya. 

Tak lama kemudian tubuhnya melemas lalu betul2 lemas sehingga aku tidak bisa bernapas karena tekanan kemaluannya diwajahku. Keringatnya bergulir turun masuk kedalam mulutku. Aku juga benar2 puas sekali.
Kemudian Tiny bangun lalu mencium mulutku, kami kembali bergelut sambil mendesah2. Tiny menempelkan kemaluannya pada kemaluanku, lalu menggosok2nya. Kira2 15 menit kami berciuman sambil berpelukan erat sampai aku tak merasa kalau aku tertidur.

Entah berapa lama aku tertidur, samar2 aku seperti mendengar suara Reni. Aku membuka mataku dan……astaga!!! Kulihat Tiny sedang bergelut dengan Reni dilantai kamarku yang beralaskan karpet biru. Kulihat Tiny sedang menjilat2 kemaluan Reni yang sudah keluar dan berwarna merah sekali. Mulut Tiny berlumuran cairan yang keluar terus dari kemaluan anjing itu, dan anjing itu bersuara kecil sepertinya keenakan kemaluannya dihisap oleh Tiny. Kemaluan Reni cukup besar, mungkin karena anjing herder dan cairan seperti lendir itu terus keluar menetes netes, dan Tiny mencerucup cairan itu……
“Tin!! Gila kamu……kok sama Reni sih???” Aku memberondong Tiny. Tapi lagi2 Tiny tidak menjawab, yang kulihat kemudian ia berusaha menuntun kemaluan Reni memasuki kemaluannya. 

Dan Kudengar rintihan Tiny ketika kemaluan yang cukup besar itu masuk kedalam lubang kemaluannya. Kulihat Reni menggerakkan bokongnya dengan amat cepat, lalu tidak berapa lama kemudian terdengar Reni mendeking halus lalu dari sela2 kemaluan Tiny kulihat cairan merembes keluar banyak sekali, seperti air kencing tapi juga seperti lendir yang encer. Kulihat Tiny mengerang2 lalu tangannya meraih kemaluan Reni dan dimasuk keluarkan sendiri olehnya.

Melihat pemadangan itu tubuhku kembali bergidik, ada perasaan aneh merayap kedalam jiwaku. Aku tahu bahwa aku terangsang oleh aksi Tiny. Tanpa sadar aku juga turun kelantai dan kepalaku mengarah menuju selangkangan Tiny. Kulihat dari dekat kemaluan Reni masih digerak2an Tiny keluar masuk dalam kemaluannya, dan dari kemaluan hewan itu masih terus menetes lendir, sedangkan kemaluan Tiny kulihat sudah merah sekali, juga kulihat lendir Reni memenuhi kemaluan Tiny.
“Rin….dijilat Rin….tolonglah Rin” Rintihan Tiny makin merangsang nafsuku.

Seperti ada yang mendorong, kepalaku segera menyusup keselangkangan Tiny. Pelan2 kujilat kemaluan Tiny yang sangat banjir itu. Aku merasa cairan kemaluan Reni terasa asin sekali, tapi baunya tidak menyengat. Seperti kesetanan aku menghirup dan mencelucupi kemaluan Tiny. Persis seperti Reni jika sedang minum air. Lidahku menguak bibir kemaluan Tiny, lalu masuk menjelajahi seluruh dinding vaginanya.
“Riiiiiiinnnnnn……….” Tiny merengek hebat,pinggulnya terangkat menekan mulutku.

Aku tak perduli lagi. Kemudian aku berpindah menghisap kemaluan Reni, kumasukkan seluruh kemaluannya kedalam mulutku. Penis Reni terasa panas dalam mulutku dan aku mencium bau hewan itu, tapi pikiranku sudah gelap yang ada hanya nafsu yang selama ini terkubur dalam2 dan kini meledak tak terbendung.Aku tahu aku bakalan menyesali perbuatanku setelah ini.

Aku terus menjilat dan mengulum penis Reni. Anjing itu mendeking2 pelan, kadang2 berusaha menghindar, tapi Tiny memegang kedua kakinya dengan erat. Tak lama kemudian dari penis Reni menyembur cairan panas kedalam mulutku. Kumasukkan seluruh penis Reni lalu kusedot2, anjing itu mencoba memberontak, entah kenikmatan atau kegelian. Tiny memajukan wajahnya lalu kami saling berciuman, kukeluarkan sebagian cairan Reni kedalam mulutnya. Wajah kami sudah basah oleh cairan encer itu.

Sekarang aku berbaring dibawah Reni, kemudian Tiny mulai menghisap kemaluan Reni agar nafsu Reni kembali. Setelah itu Tiny mencoba memasukkan penis Reni kedalam vaginaku. Ternyata penis itu kebesaran untuk lubang vaginaku. Mungkin lubang vaginaku menciut sepeninggal suamiku yang meninggal 4 tahun yang lalu. Kepala penis Reni yang meruncing itu masuk sedikit, tiba2 Reni mendorong keras sambil menusuk2 cepat sekali. Aku merasa agak perih, tapi kemudian kurasakan kenikmatan yang tak terbayangkan, lubang vaginaku seperti ditusuk oleh mesin penggerak yang amat cepat.

Aku tak tahu bagaimana melukiskannya sampai aku mencapai orgasme yang sangat hebat. Seluruh rambut ditubuhku seperti berdiri tegak membuatku merinding. Tak lama kemudian aku merasakan cairan panas menyemprot dalam vaginaku, aku berusaha mengeluarkan penis Reni, tapi hewan itu seperti tak perduli, aku pasrah membiarkan seluruh cairannya keluar dalam vaginaku. Kemudian Tiny menyuruhku jongkok diatas wajahnya. Tiny melumat vaginaku dengan penuh nafsu, kulihat dari vaginaku mengalir cairan Reni yang tersisa, mengalir seperti air kencing masuk dalam mulut Tiny. Akupun tidak mau ketinggalan, kulumat juga vagina Tiny yang sekarang sudah agak lembab dan lengket.

Hari itu aku dan Tiny bersetubuh 3 kali, pagi, siang dan malam hari. Aku tak mengerti lagi apakah aku ini normal atau tidak. Yang pasti kebutuhan yang selama ini tak tersalurkan, kini menemukan muaranya. Aku sangat menyesal dengan perbuatanku yang mungkin bertentangan dengan agama yang kuanut, tapi aku terus menerus melakukannya dengan Tiny. Seolah2 kami sudah tak terpisahkan. Tiny selalu mempunyai ide2 yang baru dalam setiap permainan kami. Aku juga tak tahu apakah aku harus berterima kasih padanya atau mengutuknya. Dan belakangan aku Tiny mengatakan bahwa hampir semua ibu2 yang kukenal pernah diajak berlesbi olehnya.

Bagaimana Dengan Cerita Nya? Menarik Bukan Karena Di Sini Kita Bisa Ikut Merasakan Rasa Nya Melalui Cerita Dewasa Nya Ini.Oleh Karena Ini Jangan Lupa Untuk Di Simak Cerita Hot Lainnya Di Bawah Ini :
Share this article now on :

0 komentar:

Posting Komentar