Kamis, 31 Desember 2015

Kisah Nyata Cerita Dewasa Sex Bersama Kak Rini

Kisah Nyata Cerita Dewasa Sex Bersama Kak Rini

Cerita Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata


Kisah ini merupakan kisah nyata yang di alamin oleh salah satu pembaca cerita dewasa , nama , tempat itu semua sudah di samarkan.Oleh karena itu cerita sex kali ini sangat mengunggah gairah kita untuk mencoba nya. Ingin tau lebih lanjut silahkan di simak saja Kisah Nyata Cerita Dewasa Sex Bersama Kak Rini . Berikut cerita 17+ nya :

Kak Rini adalah teman kakak ku sejak SMP sampai SMA, mereka berpisah saat kuliah. Kak Rini kuliah di luar daerah mengambil jurusan Seni Rupa, sementara kakak saya tetap di kota M**do mengambil jurusan ekonomi akuntansi. Setelah wisuda dia membuka rumah modenya sendiri di ibukota. Bagi saya dia adalah salah satu contoh wanita sukses karena masih muda, belum menikah, dan sudah memeiliki usaha sendiri yang bisa dibilang sudah maju.

Bodynya lumayan juga untuk wanita seumurannya yang sudah menginjak usia 36 tingginya sekitar 167cm mempunyai dada yang montok dan pantat yang padat, berat badannya kurang lebih 65Kg. yang pasti kalo dia pake baju yang ketat bodynya yang padat berisi membuat mata setiap laki-laki normal tidak berkedip dibuatnya.
Kakak saya baru saja menikah jadi biasanya kalo kak Rini nginap di rumah, tidur bareng kakak saya sekarang dia tidur di kamar tamu.

Awal kejadiannya ketika saya disuruh kakak saya membantu kak Rini untuk mengangkat koper pakaiannya ke dalam kamar tamu. Saat itu dia hanya memakai kaos berdada rendah sama celana jeans pendek ketat tapi bagi saya itu bukan lagi celana jeans tapi hotpants soanya tinggal beberapa cm lagi udah kelihatan selangkangannya. Saat dia membungkuk mengambil koper yang kecil secara tidak sengaja kalo belahan dadanya ngintip diantara kaos nya.
Pemandangan itu tepat di depan saya,dan angan-angan saya langsung melayang mengenai pemandangan indah sepasang gunung kembar yang tadi saya lihat. wuiiiih… toketnya padat banget kira-kira ukuran berapa yah seandainya saja saya bisa…… pikirku dalam hati.

Selanjutnya hayalanku buyar oleh suara kak Rini.
“Pen ayo dong… kok ngelamun aja… udah punya pacar ya….” Canda kak Rini.
“Eh nggak kok kak biasa aja” jawab saya.
Selanjutnya saya langsung membawa koper itu ke dalam kamar. Sesampainya di dalam saya merapikan kamar itu sementara itu kak Rini lagi sibuk mengatur pakaian-pakaiannya ke dalam lemarinya. Saat sementara merapikan kamar kami berbincang-bincang mengenai pekerjaan dan lain-lain.

Saya mencoba menanyakan tentang bisnisnya dia menjawab… “yah biasa aja maklum lagi masa sunyi semua lagi dalam masa reses, trus ngomong-ngomong gimana kerja kamu Pen..?” Tanya kak Rini.
“yah biasa aja kak masih seperti dulu” Jawab saya tapi lumayanlah buat nambah uang jajan. Daripada bergantung kepada orang lain”.
“yah bagus deh kalo kamu punya pemikiran seperti itu…” daripada anak-anak lain hobynya cuman bisa habisin duit orang tua” sambung kak Rini.
“Ah biasa aja kak…” jawab saya.
Sambil berbincang-bincang mata saya tak luput curi-curi pandang kepada dada kak Rini yang lumayan besarnya, setiap dia membungkuk mengambil pakaian di dalam koper untuk dimasukkan ke lemari pasti belahannya nongol diantara kaosnya paha dan pantatnya yang montok tergambar jelas dengan balutan celana jeans pendek ketat yang dipakainya.
“akhirnya semuanya sudah rapi…!” kata kak Rini..
Selanjutnya saya langsung permisi sambil membeRinihukan kalo mo makan langsung aja ambil di meja makan. Kami semua udah makan siang.
‘ok deh Pen… makasih yah udah bantuin..”

Kata kak Rini ditambah senyumannya yang khas…
Selanjutnya saya pun melanjutkan kerja saya yang harus dibawa pada hari senin. “Uh dasar bos nggak bisa lihat orang senang hari sabtu masih aja disuruh kerja” gumamku dalam hati.. sambil dengerin musik Fade to Black nya Metallica saya melanjutkan kerja di kamar saya. Nggak kerasa hari sudah sore sekitar pukul 16:20 dan pekerjaan saya belum juga kelar.
“Ah mending dilanjutin ntar malam aja” saya langsung mematikan laptop saya tapi tidak lupa save dahulu pekerjaan saya.
Saya kemudian duduk di luar rumah sambil memperhatikan motor saya yang becek karena hujan kemarin..
“hmmm daripada bengong mending cuci motor aja deh” pikirku.
Sementara saya mencuci motor muncul kak Rina yang kelihatannya baru bangun tidur.
“eh kak baru bangun ya…?” saya membuka percakapan dengannya
“ia nih capek karena perjalanan tadi, jadi… tadi habis mandi kakak langsung bobo” jawabnya.

Nggak lama kemudian muncullah kakak saya dan mereka pun berbincang-bincang di depan rumah
sementara saya masih sibuk “memandikan” motor saya.
Trus terdengar ledekan dari kakak saya…
“Pen… motor aja yang loe pikir gimana nggak mo diputusin cewek… kamu lebih merhatiin motor daripada cewek loe”.
“Ah kakak.. biarin aja pasti ada kok yang mau sama saya” jawab saya.
Setelah saya selesai mencuci motor langsung deh saya parkir di garasi dan masuk ke rumah lalu santai nonton TV.
Baru saja mo santai terdengar suara kak rina
“Pen sebentar bisa temenin kak Rini..?”
“mo ke mana kak..?” Tanya saya.
“Nggak kok cuman mo cari gorengan aja sambil putar-putar kota.. udah kangen ama suasana di sini.. nanti ada ongkos bensinnya kok” jawabnya.
“Ok deh kak… tapi janji ya ada ongkosnya” jawab saya..
Tapi saya disuruh tunggu oleh kak Rini karena mo ganti baju…. Setelah sekitar 5 menit kak Rini pun keluar, dia memakai celana jeans pendek tadi lalu dipadukan dengan tank top putih. Wah… saya sampai kaget melihat kak Rini yang tampil seksi Selanjutnya kami pun berangkat
“kak.. tolong jaga rumah ya…” canda saya kepada kakak saya..

Dengan PD nya saya jalan bareng motor saya sambil membonceng wanita sexy
“wah kapan lagi motor gw dinaiki cewek sesexy dan secantik ini” karena motor gua udah dimodif jadi kak Rini boncengnya aga nungging.
Tanpa malu-malu kak Rini menyandarkan dadanya ke punggung saya lalu kedua tanganya memegang bahu saya.. ah padat benar nih dadanya tapi saya pura-pura santai aja. sambil jalan jalan kami pun kembali berbincang-bincang..
“Pen… gimana kabar pacarmu yang kemarin…?” Tanya kak Rini
“ah yang itu kak… udah putus soalnya orangnya cemburuan. Nggak bisa lihat gw bicara ama cewek lain” jawab saya.. sepanjang perjalanan kami berbncang-bincang mengenai keseharian kami.. seringkali dadanya “menghantam” punggungku entah itu disengaja atau pengaruh motor tapi yang pasti saya sangat menikmati kesempatan yang langka ini dan dia pun sepertinya cuek aja.

Sementara saya asik dengan motor dan dadanya kak Rini tiba-tiba saja hujan membasahi kami, saya pun langsung mencari tempat berteduh yang aman dari hujan.
“Sial barusan saja dicuci tiba-tiba hujan deras, tapi lumayan juga walaupun motor gw kotor nggak sebanding degan kesempatan yang saya dapatkan sore ini”, gumam saya dalam hati.
Akibat hujan yang tiba-tiba membasahi kami berdua membuat baju putihya menjadi transparan dan menjadi semakin nampak dua gunung kembar yang ditutupi BH hitam. Pemandangan ini pun tak luput dari mata saya yang mulai mencuri-curi pandang ke arah dadanya. Sekitar 5 menitan hujan mulai reda dan kamipun langsung tancap gas pulang, karena waktu sudah menunjukkan hampir jam 6 sore.Sementara di motor saya ngak sangka tiba-tiba saja dia langsung memeluk tubuh saya, saya pun kaget tapi saya membiarkan saja karena saya juga menikmatinya. Konsentrasi saya pun menjadi semakin kacau diantara melihat kendaraan yang lalu lalang dan pelukan hangat dari kak Rini…

Saya mencoba menanyakan kepadanya… “dingin ya kak…?”
“ia Pen.. saya kedinginan, nggak apa-apa kan soalnya dingin banget nih” jawabnya..
“Mmmm ngga apa-apa kak…” jawabku, kesempatan ini membuat hayalan saya semakin tinggi saja.
Sesampainya di rumah saya kaget rumah dikunci, ternyata kakak saya sedang keluar bersama suaminya.
“wah ini kesempatan langka, karena mereka berdua lagi nggak di rumah” Ucap saya dalam hati, kakak saya setiap akhir pekan dia selalu saja jalan-jalan bareng suaminya dan seringkali kalo bersama rekan-rekannya bisa sampai subuh.
Saya pun langsung mengambil kunci cadangan saya untuk membuka pintu lalu kami pun masuk ke rumah dalam kondisi basah, mata saya tak henti-hentinya memandang body kak Rini yang tergambar jelas karena bajunya yang basah hingga dia masuk kamar. Setelah saya selesai mandi saya pun duduk santai dengan ditemani sebatang rokok sambil mendengarkan musik, nggak lama kemudian datanglah kak Rini dan kami pun kembali berbincang-bincang mulai dari hal-hal umum sampai saya mencoba memancing ke arah yang berbau mesum dikit.

Dalam pikiran saya terus dibayangi oleh payudara dan tubuh kak Rini, “seandainya sja saya bisa menikmati tubuhnya wah.. wah… kapan yah…”
Saya pun mencoba bertanya…
“kak..! kata kakak saya kalo kak Rini jago pijat ya..?”
“bisa kok… tapi biasa aja lagi, emangya kenapa kamu mau coba…?” ucapnya
“bisa tolong pijatin saya kak…? soalnya punggung saya terasa seperti masuk angin mungkin akibat kehujanan tadi”
jawab saya dengan kondisi yang dibuat-buat. Padahal sebenarnya saya punya maksud lain untuk mendekati kak Rini.
“ok deh ini ganti ongkos ojek tadi yah..” jawabnya sambil tersenyum.
Saya pun duduk di karpet membuka baju saya, lalu kak Rini duduk di belakang saya sambil memijat punggung saya.

Wah ternyata pijatannya ok juga. Nggak nyangka cewek secantik dan sesexy ini jago pijat juga. Pijatannya pun makin membuat saya menjadi-jadi tanganya yang halus, ditambah penis saya yang semakin mengeras akibat sentuhan-sentuhan dari kak Rini apalagi aroma parfumnya yang sesekali tercium membangkitkan libido saya untuk menciumi tubuhnya.
Seringkali dadanya menyetuh kepala saya entah itu disangaja atau tidak sengaja, tapi saya sangat menikmati dadanya yang montok “menghantam” kepala saya. Entah setan apa yang merasuki saya saya pun memberanikan diri memegang tangannya sambil mencium tangannya, dia pun membiarkan saya melakukan itu. Beberapa saat kemudain saya langsung berbalik trus langsung memeluk sambil mencium bibirnya.

Tangan saya pun mencoba menggerayangi tubuhnya mulai dari paha ke dadanya lalu meremas-remas toketnya yang lumayan kenyal. Sesekali dia mendesah kenikmatan karena ciuman & lidah saya yang mengerayangi leher dan telinganya ditambah nakalnya tangan saya yang bergerilya dari paha sampai toketnya. Karena dia cuman memakai daster membuat saya leluasa untuk menggeranyangi tubuhnya yang sexy ditambah aroma parfumnya makin membuat saya bernafsu.
“aahhhh Pen…. sshhh lagi Pen…” desahannya mengisi ruangan pada malam itu.
Suasana pada malam itu juga sangat mendukung yang diiringi hujan dan alunan musik dari Air Supply makin membuat saya bernapsu untuk “menikmati” indahnya tubuh kak Rini.
Detak jantungku makin tak menentu akibat libido saya yang semakin memuncak, dan tampaknya kak Rini juga demikian karena nafasnya makin tak beraturan seperti pemangsa yang mengincar mangsanya.

Lalu dia pun meminta saya duduk dan dia mengambil posisi di depan saya.
“ada suprise buat kamu” katanya diiringi senyuman nakal.
Wah apa ya yang akan dia lakukan… ucap saya dalam hati. Dia pun langsung membuka resleting celana saya, dia pun kaget karena penis saya langsung menyembul keluar..
“kamu udah nggak pake CD ya..?” tanya kak Rini.
Saya pun hanya tersenyum kepadanya..
Dengan cekatan kak Rini pun membuka celana saya dan langsung menggengam terus menghisap penis saya. Kali ini saya yang dibuat kerepotan oleh permainannya, jilatannya dari kepala penis sampai ke dua buah kantong hingga ke SUN HOLE saya. Sensasinya luar biasa apalagi saat di mulai menjilati daerah di antara dua kantong dan SUN HOLE saya. Wah seakan-akan berada di langit ke tujuh, sangat berbeda dengan apa yang pernah saya alami dengan layanan para WP di tempat Pijat PP.

Sedotannya pun makin menjadi-jadi karena desahan kenikmatan saya
“arghhh kak…. geli banget kak… ahhhhh…!”
“gimana mantap nggak..?” tanya kak Rini
Saya hanya mengganggukan kepala sambil tersenyum, karena servicenya yang mantap.
Selanjutnya dia berdiri di depan saya lalu membuka perlahan-lahan pakaian yang menutupi tubuhnya mulai dari daster hingga pakaian dalamnya hingga tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Wah inilah pemandangan yang saya impi-impikan sejak lama mulai dari dua gunung kembar ke bagian bawah, saya sangat menimati detai tubuhnya yang begitu indah, saya tidak menyangka bisa melihat dan menikmati body montok kak Rini secara langsung tanpa curi-curi pandang.

Akhirnya kami berdua berada dalam kondisi yang sama-sama bugil, tanpa malu-malu lagi dia pun naik ke atas pangkuan saya, saya pun langsung mencium sambil meremas-remas payudaranya. Saya pun tidak mau kalah dengannya tangan saya mulai menggerayangi tubuhnya mulai dari payudara hingga ke Vagina. Saya pun mulai memainkan jari saya di bibir vaginan dan klitorisnya. Dia pun kembali mengerang kenikmatan saat saya memasukkan jari saya ke dalam Vaginannya.

Lalu kami berganti posisi dia pun berbaring di sofa lalu membuka lebar kakinya, tapi saya tidak mau terburu-buru saya pun langsung menciumi vaginanya sambil menjilati klitorisnya, wah wangi banget aroma vaginanya dan rambutnya yang sedikit membuat saya tidak kerepotan untuk menjilati klitorisnnya, kak Rini tampaknya rajin juga merawat daerah kewanitaannya.
“ahhhh yesss….. ahhh…!” Desahannya makin membuat saya bersemangat untuk menjilati klitorisnya.
“ahh yess geli banget Pen… cepat Pen masukkan aja udah ngak tahan nih…!”
Saya pun langsung ambil kuda-kuda untuk bersiap memasukkan penis saya..
Jleebbb..!! penis saya langsung masuk ke dalam vaginanya lalu mulailah pertempuran yang saya tidak sangka selama ini.
“akhirnya saya bisa menikmati setiap detil tubuh kak Rini” pikir saya dalam hati…

Saya pun langsung tancap gas
Plok… plok… kedua tubuh kami yang berkeringat bercampur menjadi satu diatas sofa yang menjadi saksi bisu permainan kami berdua.
Mulut saya pun tidak mau diam, mulai dari menjilati lehernya kemudian ke belakang telinga sampai payudaranya dan putingnya tak luput dari mulut, tangan saya pun demikian mulai meremas remas payudaranya yang kenyal sampai ke pantatnya.
Kami pun berganti posisi, kali ini dia mengambil posisi WOT, goyangannya yang nikmat ditambah hantaman penis saya ke dasar vaginanya membuat dia seringkali mendesah dan mengerang kenikmatan.

Sekali-kali dia memeluk sambil rnenyandarkan dadanya ke kepala saya seolah mau berkata
“ayo… hisap sambil kulum puting saya”.
Saya hanya bisa mengulum kedua putingnya sambil meremas remas kedua pantantnya yang lumayan bahenol dan kak Rini pun semakin menjadi-jadi, saya juga sesekali meladeni goyangan pinggulnya yang seksi yang seolah-olah sedang menari di atas perut saya. Sekitar 15 menitan tiba-tiba kak Rini mengerang kenikmatan sambil memeluk saya…
“ahhh Pennn saya udah sampai nih…!”
Saya pun tidak mau membuang kesempatan, saya langsung meremas payudaranya sambil mengisap dan mengigit lembut putingya yang sudah tegang…
Saat dia klimaks saya juga merasakan sensasi yang tidak kalah hebatnya.. Vaginanya seperti meremas-remas penis saya entah bagaimana cara dia melakukan tapi itu membuat penis saya merasakan kenikmatan yang tiada taranya.

Selanjutnya saya meminta kepadanya untuk Doggy Style. Kak Rini pun langsung nungging diatas sofa penis saya pun kembali menghantam dinding vaginanya,
“Pen… yess… trussinnn.. mphhh Pennn gelii banget nih, ini posisi fav aku”
Beberapa saat kemudian saya merasakan akan segera keluar. Saya pun melambatkan tempo permainan karena tidak ingin cepat-cepat keluar.. sementara dia hanya bisa merem melek menikmati penis saya di dalam vaginanya…
Saya pun mencabut penis saya kemudian memintanya untuk berbaring di sofa. Kami pun kembali ke posisi misionaris.
“ahhh… Kak enak sekali…” ucap saya kepada kak Rini..
Dia hanya bisa mengerang kenikmatan tanda dia menyukai permainan saya. Saya pun semakin bernafsu untuk memuaskan dia.

Sekali-kali dia mendesah trus menggigit bibir bawahnya sambi memejamkan mata apabila saya menghujamkan penis saya dalam-dalam hingga mencapai dasar vaginanya.
“oohh… yess… kalo gini terus saya bisa dua kali ni.. kamu belum keluar juga…?” tanya kak Rini kepada saya.
“belum… tadi udah mau keluar tapi saya tahan… karena masih ingin menikmati tubuh yang sexy ini, sayang lho kalo mo cepat-cepat” jawab saya
“ah.. kamu ini nakal… bisa aja..” jawabnya..
Saya pun makin semangat menggenjot tubuh kak Rini. Kak Rini juga sesekali menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama goyangan saya. Vaginanya seperti meremas-remas penis saya itu membuat saya makin tidak tahan sensasi geli dari permainan ini. Akhirnya setelah beberapa menit saya makin mempercepat goyanga saya karena saya merasa sudah akan mencapai puncak kenikmatan
“ahhh.. saya sudah mau keluar nih….”
“muncratnya di dalam saja Pen… saya ingin merasakan sensasi kenikmatan cairanmu” katanya….

Saya pun makin bersemangat karena ini kali pertama pengalaman saya tanpa memakai konPen apalagi klimaksnya di dalam vagina…
Sambil mempercepat tempo permainan kak Rini berkata..
“cepetan Pen… saya juga udah mau klimaks nih..”
Sofa pun berbunyi akibat pertempuran kami yang semakin memuncak, dan akhirya dia kembali mencapai puncak kenikmatan.
“ooohhh yeesss… Pennn.. aku klimaks Pen…!! barengan aja lebih nikmat Pen… ahhhh yesss..”
Tubuhnya pun bergetar dan menggelinjang kenikmatan sambil mengangkat pinggulnya.
“ahhh.. ahhh… saya juga akan klimaks” kata saya kepada kak Rini.

Kemudian penis saya tancapkan dalam-dalam ke vaginanya lalu mulai terasa cairan kenikmatan itu menyemprot di dalam dinding vagina, dia hanya bisa mendesah sambil memejamkan mata menikmati cairan kenikmatan saya lalu memeluk saya erat-erat. Sambil menikmati oragasme kami berdua saling berpelukan seperti sepasang kekasih yang dimabuk asmara, saya mengulum bibirya sambil memperlambat tempo permainan.

Saya melihat wajahnya dia tersenyum puas dengan kenikmatan. Selanjutnya penis saya tarik perlahan-lahan, sesaat setelah saya mengeluarkan penis saya dari dalam vaginanya cairan kenikmatan kami berdua pun ikut keluar dari dalam vaginanya membasahi sofa. Saya pun langsung mengambil baju untuk menyeka sofa yang basah oleh cairan kenikmatan kami. Kami pun kembali berpakaian lalu kak Rini mengatakan
“sebenarnya tadi siang kak Rini sudah mengamati mata kamu yang nakal itu lho.. tapi kak kak Rini sengaja membiarkan Nkamu malahan seringkali kan yang susah kamu juga… Apalagi yang waktu di motor itu lho.. kamu menikmati juga kan..? jujur aja deh Pen.. kak Rini juga menikmatinya kok..”
Selanjutnya dia pun beranjak ke kamar mandi…
“saya mo bersih-bersih dulu yah… soanya udah rasa gimana gitu…” katanya.
Saya hanya tersenyum dengan perkataan kak Rini, selanjutnya saya menonton TV bersamanya.
Itulah awal kisah “kedekatan” saya dengan kak Rini.

Bagaimana Dengan Cerita Nya? Menarik Bukan Karena Di Sini Kita Bisa Ikut Merasakan Rasa Nya Melalui Cerita Dewasa Nya Ini.Oleh Karena Ini Jangan Lupa Untuk Di Simak Cerita Hot Lainnya Di Bawah Ini :
Cerita Dewasa Ini Berdasarkan Kisah Nyata Bercinta Dengan Pembantu
Share this article now on :

0 komentar:

Posting Komentar