Kisah Nyata Cerita Dewasa Mbak Helva Owner Toys Shop
Cerita Dewasa ini adalah Pengalaman Sex Kisah Nyata Cerita Dewasa Mbak Helva Owner Toys Shop merupakan pengalaman sex yang sangat susah untuk di lupakan. Cerita sex kali ini berdasarkan pengalaman dari pengirim cerita yang tidak mau di sebutkan nama nya , untuk menghormati itu kami menggunakan nama palsu dalam Cerita 17+ kali ini.Untuk itu silahkan langsung di simak cerita nya :
Senin pagi itu, tak biasanya Helva Suntari datang pagi-pagi sekali ke tokonya di Daerah Tambun, daerah selatan stasiun Tambun Bekasi. Saat itu ia mengenakan blouse hijau tanpa lengan yang sangat ketat di tubuhnya yang putih montok. Rambut ikalnya yang panjang bercat kemerahan diikatkannya ke atas, memperlihatkan tengkuknya yang putih seksi.
Rupanya pagi itu, ia memang orang pertama yang datang ke tokonya. karyawanya biasanya baru datang pukul 8 pagi. Setelah membuka pintu toko mainannya, ia langsung menuju meja kasir dan menghitung laba perolehan hari sebelumnya, sambil menunggu para pegawainya datang 1 jam lagi. Helva Suntari adalah seorang wanita keturunan Jawa, yang sudah cukup berumur.
Akan tetapi, walaupun usianya sudah kepala 4, tetapi perawakannya masih mengundang air liur lelaki yang memandangnya. Tubuhnya yang montok selalu mengundang lirikan lelaki dan memancing fantasi liar untuk dapat menindihnya. Belum lagi bila memandang buah dadanya yang putih montok itu, setiap lelaki pasti ingin meremas gemas dam memelintir lembut putingnya.
Di usianya itupun, wajahnya masih menunjukkan garis-garis kecantikan, serta sorot matanya yang sayu tetapi tajam, menandakan kebinalannya di atas tempat tidur. Sebagaimana umumnya orang Bisnis, naluri bisnisnya memang cukup tajam. Baru beberapa bulan saja toko mainannya ini ia kelola, ia sudah mendapatkan cukup banyak pelanggan. Mungkin karena harga mainan anak-anak di tokonya ini relatif murah dibandingkan harga ditoko lainnya.Sambil menunggu pegawainya, Helva Suntari duduk di belakang meja kasir, menghitung laba hari sebelumnya. Cerita Sex 2016
Belum ada pelanggan yang datang, mungkin karena hari masih cukup pagi, dan di luar pun cuaca terlihat agak mendung.
“Wah, pagi-pagi begini sudah mendung, bisa susah rejeki nih!” pikirnya sambil melihat ke arah luar.
”Mudah- mudahan aja, nggak hujan..”Helva Suntari kembali melanjut pekerjaannya, sampai tiba- tiba di luar gerimis pun turun.
“Lho, baru aja dibilangin, malah hujan beneran deh..” gerutunya.
”Anak-anak bisa terlambat dateng nih!” ujarnya lagi sambil melirik arloji emas berbentuk kotak di lengan kanannya.Gerimis itu lama-kelamaan menjadi hujan yang cukup deras, sehingga hawa pagi itu menjadi semakin dingin.
Di luar pun, beberapa orang menghentikan sepeda motornya untuk mengenakan jas hujan, lalu kembali meneruskan perjalanannya. Kecuali beberapa pejalan kaki yang terus berjalan sambil berusaha menghindari hujan, ada juga dua orang pengendara motor yang memilih untuk berteduh sebentar di depan tokonya.Salah seorang pengendara motor itu, kelihatannya seorang mahasiswa yang hendak pergi kuliah dan tidak membawa jas hujan. Pemuda itu memilih untuk berteduh di depan tokonya, sambil melihat-lihat dari luar ke dalam toko mainan Helva Suntari. Tak lama kemudian, ia masuk ke toko itu, sambil terus melihat-lihat mainan yang ada.
Melihat ada tamu yang masuk ke tokonya, Helva Suntari langsung mempersilahkan pemuda itu dan menghentikan pekerjaannya menghitung laba. “Ada yang bisa saya bantu?” tanya Helva Suntari.
“Oh, maaf kebetulan saya kehujanan dan berteduh di depan, saya baru ingat kalau saya memerlukan spare parts untuk mobil remote control saya dirumah” jawab pemuda itu.
“Wah, kalau spare parts remote control, kebetulan disini cukup lengkap, kalaupun di etalase kosong, mungkin bisa saya carikan di gudang”. Ujar Helva Suntari.
”Memangnya bagian apa yang diperlukan?”
“Saya butuh dinamo dan ban untuk mobil remote control saya dirumah,” jawab pemuda itu.
Sambil menerangkan jenis yang dicarinya ia terus mengamati Helva Suntari yang sedang mengecek buku inventarisnya. Ia baru saja menyadari, bahwa lawan bicaranya itu ternyata sangat menggoda dan membangkitkan gairahnya. Terutama di pagi hari yang sangat dingin itu. Melihat keadaan toko yang sepi itu, ia ingin mencoba mencari kesempatan di dalam kesempitan.
Ia pun berusaha berkenalan dengan Helva Suntari.
“Oya, kenalkan nama saya Manto,” pancing pemuda itu dan panggil saja anto
“Oh, saya Helva Suntari,” balas Helva Suntari.
“Saya mesti panggil Mbak atau Tante nih?” tanya Anto lagi.
“Terserah deh! Enaknya Dik Anto aja gimana,” jawab Helva Suntari.
”Wah, sepertinya dinamo yang untuk model itu disini sudah habis, saya memang nggak menyimpan stok banyak, karena kurang banyak peminatnya”.
“Yah, sayang sekali.. Apa di gudang juga sudah habis?” pancing Anto.
“Oh iya, saya hampir lupa, sebentar saya coba carikan,” lanjut Helva Suntari sambil mengunci mesin kas-nya dan beranjak keluar meja kasir ke arah gudang di lantai dua toko itu.
”Dik Anto tunggu sini sebentar ya?”.Saat melihat Helva Suntari berdiri dan berjalan, gairah Anto semakin meluap.
Terlebih lagi ketika ia mengamati Helva Suntari menaiki tangga kayu itu, matanya semakin nakal melirik ke arah bongkahan pantat Helva Suntari yang terbungkus rok jeans mini. Entah ke berapa kalinya ia menelan ludah, sejak ia pertama kali melihat Mbak Helva Suntari itu. Dan entah desakan dari mana yang membimbing Anto mengikuti Helva Suntari, naik ke lantai dua.
Ia kemudian memegang pegangan tangga, untuk mengikuti Mbak Helva Suntari itu, sambil mendongak ke atas melihat Helva Suntari yang masih menaiki tangga itu. Terlihat jelas oleh matanya, Helva Suntari saat itu mengenakan celana dalam hitam berenda dan samar-samar memperlihatkan gundukan putih menggiurkan yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
Pemandangan itu membuat nafasnya semakin naik turun.Perlahan-lahan agar tak terdengar oleh Mbak Helva Suntari itu ia mulai meniti anak tangga, hingga akhirnya ia sampai ke lantai dua yang merupakan gudang di toko itu. Ia menghampiri Helva Suntari yang sedang berjongkok mengaduk-aduk sebuah kardus. Anto mengendap-endap ke belakang Helva Suntari, kemudian berdiri tepat di belakang Helva Suntari, menunggu Mbak Helva Suntari itu berdiri.
Tak lama kemudian, kelihatannya Helva Suntari sudah menemukan apa yang di carinya, setelah menaruh kembali kardus itu ke tempat semula, ia pun berdiri, dan langsung dikejutkan oleh kehadiran Anto di hadapannya.
“Lho..”Belum sempat Helva Suntari menyelesaikan kalimatnya, Anto langsung memeluk Helva Suntari, sambil membungkam mulut Mbak Helva Suntari itu dengan tangannya.
Otomatis Helva Suntari meronta dan berusaha berteriak, sambil memukuli punggung Anto. Akan tetapi, hal itu sia-sia belaka, tangan Anto yang lebih kuat semakin mendekap tubuhnya dan membungkam mulut Helva Suntari. Hingga akhirnya Helva Suntari sadar bahwa usaha apapun yang dilakukannya akan sia-sia.
Tubuh montoknya pun menjadi lemas. Melihat Helva Suntari sudah menjadi lemas, Anto mengendurkan dekapan dan bungkaman pada bibir Helva Suntari. Ia langsung menciumi bibir Mbak Helva Suntari itu, dilumatnya habis wajah Helva Suntari.
Diciumi dan dijilatinya wajah cantik itu sambil nafasnya tersengal-sengal penuh nafsu.
“Aa.. Apa yang kau lakukan?? Kurang ajar kamu!” bisik Helva Suntari terpatah- patah karena ketakutan.
“Tenang Mbak Helva Suntari.. Jangan takut, Mbak Helva Suntari nurut aja.. Lagi pula teriakan Mbak Helva Suntari nggak akan terdengar karena derasnya hujan,” jawab Anto sambil terus menciumi bibir Helva Suntari dan tangannya sudah mulai menjamah bagian buah dada Mbak Helva Suntari itu.
“Jjja.. Ngann.. Please.. Kenapa kamu nggak nyari perempuan yang lebih muda aja?” Pinta Helva Suntari sambil berusaha menepis tangan Anto yang sudah mulai meremas lembut puting kirinya yang masih terbungkus bra dan blouse dari luar.
“Kalau kamu mau uang, ambil aja di kassa.. Tapi jangan seperti ini.. Please..”
“Aku mau Mbak Helva Suntari aja.. Sudah deh, Mbak Helva Suntari nurut aja.. Ntar pasti Mbak Helva Suntari nikmatin juga. Percaya deh!” bisik Anto di telinga Helva Suntari, sambil kemudian dijilatinya telinga yang putih kemerahan itu.
“Mmmhh.. Mbak Helva Suntari begitu harum.. Kulit Mbak Helva Suntari mulus dan wangi..” sambung Anto sambil terus menggerayangi buah dada dan lengan Helva Suntari.
Helva Suntari enggan mengakui kalau ia merasa tersanjung oleh kata-kata pemuda yang sedang mencoba memperkosanya itu, tetapi hati kecilnya tergoda juga oleh kata- kata pemuda itu. Sambil mendorong tubuh Helva Suntari agar rebah ke lantai, tangan Anto kini mulai berpindah ke daerah perut Helva Suntari, yang kelihatannya sudah semakin tak berkutik. Direnggutnya blouse Mbak Helva Suntari itu ke atas, dan terpampanglah perut yang putih mulus, walaupun agak sedikit gemuk, tetapi tak mengurangi keseksian Mbak Helva Suntari itu.
Ciuman-ciuman Anto kini mulai turun ke leher, buah dada yang masih terbungkus pakaian, dan akhirnya mulai menggerayangi perut dan pusar Helva Suntari. Rupanya ciuman Anto di bagian perut dan permainan lidah di pusarnya itu lama kelamaan menimbulkan kegelian yang amat sangat. Tak munafik, Helva Suntari menikmati hal itu. Teriakannya berangsur- angsur berubah menjadi desahan. Tangannya yang berusaha mendorong tubuh Anto, sekarang sesekali meremas rambut Anto dan menekan kepala Anto semakin dalam dan merapat dengan tubuhnya.
Saat ini yang ada hanyalah erangan-erangan kecil dari mulut Helva Suntari yang sedang di permainkan oleh lidah nakal Anto.
“Ssshhtt.. Jjjangann.. Llleppasskanhh.. Aaauuhhff..” bisik Helva Suntari kegelian.
Helva Suntari pun akhirnya dilanda kebimbangan karena di satu sisi ia merasa harus mempertahankan dirinya agar tidak diperkosa oleh pemuda itu, di lain sisi ia mulai menikmati permainan yang sedikit kasar itu.
Sementara itu, tanpa disadarinya tangan Anto sudah berhasil menyingsingkan rok mininya ke atas, dan tangan pemuda itu sudah mulai menggerayangi daerah kemaluan Helva Suntari.
“Nngghh..” tak sadar Helva Suntari melenguh nikmat.
Tangan kekar itu tak henti-hentinya mengelus-elus bukit kenikmatannya dari luar celana dalamnya yang sudah mulai basah. Ciuman pemuda itu pun tak henti-hentinya menggerayangi bibir, leher dan buah dadanya yang montok dan masih terbungkus bra hitam berendanya itu.
“Ahh.. Sshh..” lenguh Helva Suntari.
Helva Suntari semakin menikmati kenakalan pemuda itu. Saat ini ia justru mengharapkan agar pemuda itu semakin berbuat kurang ajar padanya. Matanya mulai terpejam seiring dengan semakin membanjirnya lendir kenikmatan di vaginanya. Pikirnya, pemuda itu memang tahu caranya memanjakan wanita. Helva Suntari pun sudah tak merasa bahwa dirinya akan diperkosa. Ia justru mendambakan sentuhan pemuda itu.Jemari Anto bermain di pinggiran celana dalam Helva Suntari.
Diusap-usapnya jahitan pinggir celana dalam hitam berenda yang semakin basah itu.
Sesekali jemari nakalnya menyelip masuk ke dalam celana dalam itu sambil mengusap lembut gundukan yang ada di dalamnya. Usapan jemari Anto pada jahitan renda pinggiran celana dalam Helva Suntari menimbulkan suatu sensasi dan rangsangan yang sangat dinikmatinya. Jahitan dari motif renda yang tak rata itu menyebabkan jemari Anto yang bermain diatasnya seakan-akan menggaruk-garuk daerah sekitar vaginanya. Terlebih saat Anto memang sengaja menggaruk bagian itu dengan kukunya.
Hal ini membuat Helva Suntari semakin tak kuasa untuk menahan lendir kenikmatannya yang semakin membanjiri daerah itu.
“Aughh.. Nakal kamu ya!” jerit Helva Suntari saat merasakan jari telunjuk pemuda itu menyelip masuk dan mengusap lembut labium mayoranya.
Sesaat telunjuk pemuda itu keluar dari dalam celana dalam Helva Suntari, ia langsung menyodorkan jemari yang dibasahi oleh lumuran lendir kenikmatan Helva Suntari itu ke bibir seksi Mbak Helva Suntari itu. Dan langsung saja Helva Suntari menyambut dan mengulum telunjuk yang penuh dilumuri oleh lendir kenikmatannya sendiri itu dengan penuh nafsu. Anto sendiri tak henti-hentinya menggerak-gerakkan telunjuknya yang sedang dikulum Helva Suntari seakan-akan ingin mengorek-ngorek bagian dalam mulut wanita itru dengan lembut.
Melihat Mbak Helva Suntari itu menjilati telunjuknya dengan penuh nafsu, Anto langsung mendekati bibir wanita itu, berharap agar masih ada sisa lendir kenikmatan wanita itu dalam mulut seksinya. Helva Suntari agaknya mengerti oleh apa yang diinginkan pemuda itu. Ia langsung mengumpulkan ludah dalam mulutnya yang memang masih bercampur dengan lendir kenikmatannya, kemudian disodorkannya ludahnya itu dengan bibir sedikit terbuka penuh gairah. Anto langsung melumat gemas bibir Helva Suntari. Dikecap-kecapnya sebentar ludah Mbak Helva Suntari itu dalam mulutnya, kemudian ditelannya penuh nafsu.Melihat kelakuan pemuda itu, Helva Suntari menjadi semakin terbakar oleh nafsu.
Ia semakin lupa pada keadaan dirinya yang hendak diperkosa. Dan agaknya keadaan itu sekarang telah berubah menjadi keinginan untuk sama-sama saling memuaskan karena Helva Suntari sudah mengabil posisi telentang dengan pahanya agak terbuka. Helva Suntari langsung menarik kepala pemuda itu, diciuminya bibir pemuda itu dengan penuh gairah. Kemudian dijambaknya rambut Anto sambil didorongnya kepala pemuda itu agar mulutnya mengarah ke vaginanya. Anto yang memang sudah terbakar oleh nafsu sejak pertemuan di meja kasir tadi, langsung saja menuruti keinginan Mbak Helva Suntari itu.
Tanpa membuka celana dalam Helva Suntari, ia langsung menjilati vagina Helva Suntari dengan hanya cukup menarik pinggiran berenda celana dalam Mbak Helva Suntari itu di sekitar vaginanya.
Dijilati dan digigitnya dengan penuh nafsu vagina itu sambil kepalanya terus dipegang dan dijambaki oleh Helva Suntari. Rupanya Helva Suntari tak cukup hanya dipuaskan dengan jilatan-jilatan liar Anto, ia juga ingin mendusal-dusalkan wajah pemuda itu pada vaginanya.
Hingga tak lama kemudian, Anto merasakan daerah sekitar selangkangan Mbak Helva Suntari itu bergetar, dan makin lama getaran itu makin hebat, hingga tak lama kemudian, saat ia sedang menggigit-gigit kecil klitoris Mbak Helva Suntari itu, diiringi teriakan liar Helva Suntari.
“Ooghh iiyyaahh.. Terrusshh.. Mmmppffhh.. Ghhaahh..” Racau Helva Suntari.
Hingga tak lama kemudian,
“Crroottss..”Wajah Anto langsung tersembur oleh cairan yang hangat dan kental yang berasal dari dalam liang vagina Helva Suntari.
Rupanya saat itu Helva Suntari baru saja mengalami orgasme yang cukup banyak di awal permainan mereka. Dan langsung saja, tanpa diberi komando, dengan lahapnya Anto menjilati dan meraupi lelehan lendir kenikmatan yang tak henti-hentinya meleleh dari dalam vagina Mbak Helva Suntari itu.
Hal ini tentunya membuat Helva Suntari yang baru saja mencapai orgasme dilanda rasa geli yang amat sangat.
“Hhhaahh ssttoopp!! Sttoopp!! Ghiillaahh.. Ohh Sttoopp Sshh..” teriak Helva Suntari sambil berusaha menjauhkan selangkangannya dari wajah pemuda itu.
Tetapi Anto justru tak mau memindahkan mulut dan jilatannya sedikit pun dari vagina yang sedang dibanjiri cairan nikmat itu. Ia terus mengumpulkan lendir Helva Suntari di dalam mulutnya dan kemudian langsung menelannya dengan rakus. Mulut dan wajah pemuda itu belepotan oleh lendir Helva Suntari.Setelah Anto merasa bahwa vagina Helva Suntari telah bersih kembali, ia langsung beranjak ke arah bibir Helva Suntari, dengan masih mengulum lendir dari vagina Mbak Helva Suntari itu ia menyuapkannya ke bibir seksi di hadapannya. Helva Suntari langsung mengerti apa yang akan dilakukan Anto.
Ia langsung membuka bibir seksinya seraya berkata,
“Ludahkan! Ludahkan padaku Sayang!”. Pintanya dengan tatapan sayu menggairahkan sambil meremas-remas lembut payudaranya sendiri.
“Ooohh.. Ssshh..”
“Cuhh..” Anto langsung meludahkannya ke dalam mulut Mbak Helva Suntari itu.
Dan langsung disambut dengan desahan bergairah Helva Suntari.
“Mmmhh.. Nikmatthh,” bisik Helva Suntari setelah menelan lendir kenikmatannya sendiri dengan rakus.
Anto yang semakin terbakar gairahnya melihat adegan itu langsung melucuti pakaiannya sendiri. Sejak melihat tubuh molek Mbak Helva Suntari itu ia memang tak sabar untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina sang Mbak Helva Suntari dan menggarapnya penuh nafsu.
Setelah dirinya telanjang bulat, ia berdiri sejenak dihadapan sang Mbak Helva Suntari sambil mengacung- acungkan penisnya yang sejak tadi telah menegang penuh dihadapan Helva Suntari.
“Woow..” kagum Helva Suntari sambil mengarahkan tangannya untuk menggenggam penis itu.
“Aaahh.. Mbak Helva Suntariehh..” bisik Anto saat jemari Mbak Helva Suntari itu menggenggam dan meremas lembut penisnya.
Helva Suntari langsung mengocok penis digenggaman tangan kanannya itu dengan penuh kelembutan. Sementara itu tangan kirinya mengusap-usap vaginanya sendiri yang mulai basah kembali. Rupanya ia pun tak sabar ingin digarap oleh pemuda itu.
Dipindahkannya tangan kirinya yang sudah dibasahi lendir kenikmatannya ke penis Anto, dan dibalurinya penis yang menegang keras itu dengan lendirnya.
“Aaahh.. Angett Mbak Helva Suntarie..” Bisik Anto sambil memejamkan matanya.
“Hhhmm?? Anget? Aku punya yang lebih panas Sayang!” Tantang Helva Suntari sambil mengarahkan bibir seksinya ke penis pemuda itu.
Dan langsung dikulumnya penis dihadapannya dengan penuh nafsu.
“Ngghh.. Mmmhh..” Desahnya.
“Ooohh.. Iyaahh terusshh Mbak Helva Suntariiii.. Ssshh..” Anto pun semakin meracau tak karuan.
Helva Suntari menemukan kenikmatan yang lebih memacunya untuk terus mengerjai penis pemuda itu karena ia mencium dan merasakan aroma dan basah dari lendir kenikmatan yang berasal dari vaginanya sendiri.
Dan itu membuatnya semakin liar menjilati benda yang panjang dan panas itu.
“Mmmhh.. Ssshh..” Bisik Anto tak henti-hentinya sambil mengacak-acak rambut Mbak Helva Suntari itu, sehingga rambut merah ikal Helva Suntari yang semula diikat ke atas menjadi acak-acakan dan terlihat sangat menggairahkan.
Helva Suntari berhenti sejenak dari kegiatannya mengelomoti penis pemuda itu, sambil terus berjongkok dihadapan Anto, ia menengadah menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sayu penuh gairah. Melihat wajah Mbak Helva Suntari-Mbak Helva Suntari yang sedang terbakar oleh gairah seperti itu membuat Anto semakin tak sabar untuk segera menggarap Mbak Helva Suntari itu.
Diacak-acaknya rambut Helva Suntari dengan gemas.
“Kau ingin lebih panas Sayang? Hhmm?” Tantang Helva Suntari dengan tatapan penuh nafsu..
“Siksa aku Mbak Helva Suntari! Siksa aku dengan tubuhmu!” Pinta Anto sambil terus mengacak-acak rambut Helva Suntari.
“As you wish honey!” jawab Helva Suntari sambil melucuti kancing blousenya dan rok spannya sendiri.
Helva Suntari yang saat ini tinggal mengenakan bra dan celana dalam hitam berendanya kembali mengerjai penis Anto. Dikulum-kulum dan dijilatinya batang kemaluan pemuda itu hingga penis itu basah dilumuri oleh ludahnya sendiri. Helva Suntari semakin menggila dan liar. Sampai-sampai bola matanya nyaris berputar kebelakang saat ia mengelomoti batang yang menegang dan panas itu.
Sesekali digigitinya urat-urat kemaluan Anto yang menonjol-menonjol akibat tegangnya penis itu hingga pemuda itu meringis kesakitan.Anto yang semakin tak sabar dan terbakar oleh gairah langsung saja menarik tubuh Mbak Helva Suntari itu agar berdiri dihadapannya, dan langsung saja Helva Suntari menyerang bibir pemuda itu dengan penuh nafsu. Digigitinya pula bibir dan lidah Anto.
Ia memang benar-benar sudah terbakar oleh nafsu.
“Mbak Helva Suntari, aku sudah nggak tahan nih!” pinta Anto sambil membalas kecupan-kecupan liar Mbak Helva Suntari itu.
“Aku juga Sayang! Cepat kerjai vaginaku To!” balas Helva Suntari dengan tatapan sayu memelas penuh nafsu.
”Sebentar kubuka BH dan celana dalemku dulu ya Honey!? Sabar Sayang!”.
“Nggak usah Mbak Helva Suntari! Aku suka ngeliat Mbak Helva Suntari Cuma pake pakaian dalem gitu,” pinta Anto,
“Tenang aja, tetep nikmat kok!” sambungnya menenangkan Helva Suntari sambil meremas-remas lembut gumpalan daging putih yang masih terbungkus bra hitam renda itu.
Anto langsung mendorong tubuh montok Mbak Helva Suntari itu agar membelakangi tubuhnya, kemudian diaturnya agar tubuh Helva Suntari menungging. Helva Suntari langsung menyadari, rupanya pasangannya ini ingin mengerjainya dalam posisi doggie style terlebih dahulu. Ia langsung mengambil ancang-ancang doggie style, bongkahan pantatnya yang montok mulus itu menghadap Anto, siap untuk dikerjai. Dengan paha yang lebarkan Helva Suntari terlihat sangat menggairahkan saat itu. Dan hal ini semakin membuat Anto terangsang dan tak sabar.
Pemuda itu langsung mengarahkan penisnya yang sudah benar-benar panjang dan tegang tepat ke arah vagina Mbak Helva Suntari itu. Tetapi saat ia melihat bongkahan pantat putih mulus dan montok yang masih terbungkus celana dalam hitam itu timbul keinginannya untuk menjilati liang anus Mbak
Helva Suntari itu.
Dan langsung saja ia menunduk ke arah pantat Helva Suntari yang sedang menungging dan tak mengetahui bahwa Anto akan mengerjai anusnya terlebih dahulu, kemudian ditariknya celana dalam Helva Suntari yang menutupi bagian vagina dan anusnya ke sebelah kanan tanpa membuka celana dalam itu, hingga tiba- tiba..
“Aaahh..”Helva Suntari merasakan sesuatu yang hangat dan basah mengusap liang anusnya dan Mbak Helva Suntari itu langsung saja merasakan geli yang amat sangat.
“Kau apakan tadi To?”Desah Helva Suntari sambil menengok kebelakang, dan ia langsung mendapati pemuda itu sedang menjilati dan menciumi pantat dan anusnya dengan begitu rakus.
Helva Suntari benar- benar semakin menikmati permainan liar ini. Digeleng-gelengkannya kepalanya kesana kemari sampai rambutnya semakin acak- acakan. Dan pemandangan itu benar-benar sangat merangsang. Entah untuk keberapa kalinya kedua bola matanya itu nyaris berputar ke belakang saat tubuhnya mendongak ke atas mengimbangi kenikmatan yang ia dapatkan dari Anto. Sementara itu Anto semakin giat saja mengerjai anus Mbak Helva Suntari itu.
Entah ke berapa kalinya ia membuat Helva Suntari berteriak dan meringis kesakitan saat ia menggigit gemas bongkahan pantat Mbak Helva Suntari itu. Lidah pemuda itu menyapu-nyapu dari atas ke bawah, dari anus Helva Suntari turun ke liang vagina Mbak Helva Suntari itu. Hal ini tentu saja semakin membuat Helva Suntari menggelinjang kenikmatan.
Tangan Helva Suntari yang kanan berpegangan ke rak mainan disampingnya sementara tangan kirinya sibuk meremasi sendiri buah dadanya yang masih terbungkus bra hitam itu. Dipuntir-puntirnya sendiri putingnya yang masih ada dalam bungkus renda itu. Gesekan yang ditimbulkan oleh renda dan jemari tangannya pada putingnya benar- benar menambah rangsangan pada dirinya.
Helva Suntari semakin menggila, ia ingin dijadikan budak seks oleh Anto.
“Ooocchh.. Yaahh.. Ssshhtt..” racau Helva Suntari,
“Terus ssaayyaang.. kkeerrjaaii akkuuhh.. oohh”Tak henti-hentinya ia meremas payudara dan menjambaki rambutnya sendiri.
“Oh Mbak Helva Suntari.. Pantatmu begitu mulus.. Liang vaginamu begitu harum Mbak Helva Suntari..” racau Anto sambil terus menjilati anus dan vagina Helva Suntari, mengeluar masukkan lidahnya ke dalam liang vagina dan anus Helva Suntari bergantian.
Tiba-tiba Helva Suntari merasa ada sesuatu yang akan meledak lagi dari dalam selangkangannya. Tubuhnya tergetar hebat. Anto pun merasakan vagina dan daerah selangkangan Mbak Helva Suntari itu mengejang dan bergetar hebat. Dan ia langsung menyadari bahwa Mbak Helva Suntari itu akan segera mendapatkan orgasme lagi, sehingga pemuda itu semakin mempercepat rangsangannya pada daerah selangkangan Mbak Helva Suntari itu, sampai tiba-tiba saat Anto menusukkan lidahnya pada vagina Helva Suntari dalam- dalam, Mbak Helva Suntari itu tersentak sambil berteriak..
“Ooocchh.. Aaacchh.. Ggghhaahh.. Sshhiitt!!” racau Helva Suntari dengan liarnya, dan.. crootss.. Untuk kedua kalinya wajah Anto tersembur oleh cairan kenikmatan yang muncrat dari dalam vagina Helva Suntari.
“Ahh Ghiillaa..” teriak Helva Suntari sambil tubuhnya mengejang dan kedua tangannya berpegangan pada rak dan lantai, kakinya direnggangkan penuh seakan- akan ia ingin memeras lebih banyak cairan yang keluar dari dalam rahimnya itu.
Beberapa menit kemudian tubuh montoknya langsung terkulai lemas berpegangan rak mainan di gudang itu dan mungkin karena tak kuat menahan sisa-sisa orgasmenya ia langsung terjatuh ke lantai karena seluruh persendiannya seakan-akan lepas dan sangat lemas. Anto pun menghentikan kegiatannya untuk memberikan kesempatan istirahat pada Helva Suntari.
Tetapi ia tak menghentikan ciuman-ciuman dan jilatan pada daerah sekitar selangkangan Mbak Helva Suntari itu karena ia ingin membersihkan dan mereguk lagi lendir kenikmatan yang terus menetes dari dalam vagina Helva Suntari.
“Aaacchh.. shhtt.. gelii Sayang.. ohhff.. Hentikann!!” desah Helva Suntari saat Anto menjilat-jilati sekitar vaginanya yang masih terasa sangat peka.
“Mmmffhh.. Ohh yaahh.. Banjir Sayang?” bisik Helva Suntari sambi melirik pada Anto yang terus mengerjai vaginanya yang masih berdenyut-denyut itu.
“Hmm.. Mbak Helva Suntari mau? Wangi banget Sayang!” jawab Anto sambil nafasnya tersengal-sengal penus nafsu.
“Mmmhh sini Sayang!” pinta Helva Suntari sambil menarik rambut Anto agar mendekati menaiki tubuhnya.
Rupanya ia ingin menikmati lendir kenikmatannya lagi dari mulut pemuda itu. Anto langsung menuruti permintaan Helva Suntari, lagi pula ia semakin tak sabar ingin menaiki tubuh montok dihadapannya itu. Perlahan-lahan ia menindih tubuh Helva Suntari yang masih mengenakan pakaian dalamnya.
Gesekan yang ditimbulkan oleh pakaian dalam Helva Suntari yang berenda dengan tubuh Anto menimbulkan suatu sensasi yang merangsang gairah Anto.
“Kemari Sayang, naiki tubuhku! Merapatlah padaku To! Hsshh..” pinta Helva Suntari sambil menarik dan memeluk rapat tubuh Anto.
Mulut Anto yang masih mengulum cairan kenikmatan dari vagina Helva Suntari langsung diarahkannya ke bibir Helva Suntari yang sedang membuka seksi.
“Mmmhh..” desah Mbak Helva Suntari itu saat bibir Anto memagut bibirnya sambil meludahkan lendir kenikmatan dari vagina Helva Suntari.
“Mmmhh Mbak Helva Suntari..” bisik Anto sambil mempererat dekapannya pada tubuh montok
Helva Suntari yang terasa makin panas dihari yang dingin itu, hal itu pun makin menimbulkan rangsangan pada tubuh Anto sehingga penisnya pun semakin menegang minta dipuaskan.
“Hmm.. Ada yang tegang tuh di bawah!” bisik Helva Suntari seusai menelan habis cairan kenikmatan yang disodorkan Anto.
“Sudah siap Sayang?” tantang Anto sambil menciumi telinga dan leher Mbak Helva Suntari itu.
“Nnngghh.. Give me that Honey! Please..” pinta Helva Suntari.
Langsung saja Anto bangun dari tubuh Helva Suntari, kemudian dipelorotkannya celana dalam hitam Mbak Helva Suntari itu, lalu diaturnya posisi kaki Helva Suntari agar mengangkang lebar. Terlihatlah dihadapannya vagina Helva Suntari yang merekah. Walaupun sudah berumur, tetapi vagina Mbak Helva Suntari itu masih terlihat memerah segar, kontras dengan kulit Helva Suntari yang putih. Bulu-bulu disekitar vagina Helva Suntari terpotong rapi, menandakan bahwa Mbak Helva Suntari ini memang cukup memperhatikan organ kewanitaannya tersebut. Pemandangan itu semakin membuat Anto tak henti-hentinya menelan ludah.
Dikocok-kocoknya penisnya sebentar, kemudian diarahkannya langsung ke vagina Helva Suntari, digesek- gesekkannya di bagian labium mayora Helva Suntari. Rupanya ia ingin menggoda Mbak Helva Suntari itu sebentar.
“Cepat To! Masukkan penismu! Aku nggak sabar Sayang! Please..” racau Helva Suntari sambil meremasi buah dadanya yang masih terbungkus BH hitam berenda itu.
“Hmm.. Nggak sabar ya Mbak Helva Suntari? Tadi katanya nggak mau?” goda Anto sambil terus menggesekkan penisnya naik turun pada vagina Helva Suntari.
“Ooohh Shit! Persetan dengan tadi! Pokoknya aku mau penismu didalam vaginaku sekarang! Ayo dong Sayang!?”Rupanya Helva Suntari sudah semakin tak sabar dan mempersetankan segalanya.
“Mmmhh.. Oohh.. “Anto rupanya memang sengaja ingin mengalihkan perhatian Mbak Helva Suntari itu.
Ia ingin mempermainkan Helva Suntari, dan membuat Mbak Helva Suntari itu terlena dengan sumpah serapahnya, sampai tiba-tiba, saat Helva Suntari tak menyadarinya…. Bless…..Melesaklah penis Anto yang besar, panjang dan panas berdenyut-denyut itu perlahan-lahan ke dalam vagina Helva Suntari. Kejutan ini benar-benar mengagetkan Helva Suntari.
Kedua matanya melotot nyaris keluar. Entah karena kenikmatan yang dirasakannya atau karena rasa kagetnya, tetapi yang pasti ia sangat menikmatinya.
“Ooohh.. Gila kamu! Kenapa nggak bilang-bilang? Aaahh.. Ssshhtt.. Gillaahh.. Mmmhh..” racau Helva Suntari.
Kali ini ia benar-benar merasakan kehebatan penis Anto. Denyutan penis Anto dalam vaginanya itu seakan-akan memompa lendir kenikmatannya semakin banyak keluar dari dalam vaginanya. Anto rupanya sengaja membiarkan pinggulnya tak bergoyang dahulu. Ia ingin menikmati saat-saat pertama kalinya penisnya itu berada dalam relung vagina Mbak Helva Suntari itu.Penis itu terus berdenyut-denyut keras di dalam vagina Mbak Helva Suntari itu. Begitupun dengan vagina Helva Suntari yang terus berkontraksi memijat-mijat benda asing yang sedang berada dalam relung kewanitaannya itu. Kedua mata mereka terpejam erat menikmati sensasi yang mereka rasakan.
Sambil menikmati denyut demi denyut dari dalam vagina Helva Suntari, Anto meremas- remas bongkahan pantat Mbak Helva Suntari itu penuh nafsu, tingkahnya mirip seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan. Kenakalan Anto itu tentunya semakin membuat Helva Suntari menggelinjang tak karuan.
Denyutan vaginanya pun makin menggila, sehingga otomatis penis Anto semakin merasakan kenikmatan.Keduanya saling berciuman. Berpagutan dengan liarnya tiada henti. Helva Suntari menggigiti lidah dan bibir Anto sambil terus menekan dan membuat jepitan dalam vaginanya. Mbak Helva Suntari itu rupanya sudah berubah menjadi liar dan buas.
Sesekali Helva Suntari meludahkan air liurnya ke dalam mulut Anto yang sedang tergagap-gagap kenikmatan.
Dikumur- kumurnya liur Mbak Helva Suntari itu oleh Anto sebelum ditelannya. Perlahan-lahan Anto mencabut penisnya dari dalam vagina Helva Suntari. Ia tak ingin melakukannya tergesa-gesa. Gesekan penisnya yang dilakukan perlahan namun pasti itu benar-benar menimbulkan sensasi yang menggilakan.
Helva Suntari semakin terpejam dan bibirnya yang dibalut lipstik merah menyala itu semakin terbuka seksi.
“Ooohh.. Mmmhh..” desah Mbak Helva Suntari itu mengiringi gesekan penis pemuda itu dalam vaginanya.
“mbaa.. aakk.. Aahh.. Ssshh.. Nikkmaatthh.. ” balas Anto.
“Iyyaahh.. Terushh Too.. ” bisik Helva Suntari.Dicabutnya perlahan penis itu oleh Anto hingga keluar dari dalam vagina Helva Suntari.
Hal ini menimbulkan kekecewaan yang besar dalam hati Helva Suntari. Ia masih menginginkan penis itu berada dalam relung kewanitaannya,mengobok-obok vaginanya penuh nafsu, ia ingin menduduki penis itu hingga melesak jauh ke dalam vaginanya, ia ingin dijadikan budak nafsu pemuda yang baru saja dikenalnya itu, ia semakin mempersetankan semuanya.
Sementara itu dengan senyum penuh menggoda, Anto hanya memandangi wajah kecewa Helva Suntari sambil mengocok- ngocok penisnya yang basah dibaluri lendir kenikmatan dari dalam vagina Helva Suntari.
“Please.. Too.. Kerjai aku lagi Sayang! Perkosa aku sekarang juga!” racau Helva Suntari makin tak karuan.Kali ini jemari lentiknya menggantikan penis Anto bermain di sekitar kemaluannya.
Digosok-gosoknya vaginanya yang semakin terasa gatal itu. Helva Suntari benar-benar menginginkan penis Anto. Sambil mengelus-elus dan mengeluar masukkan jari tangan kanannya ke dalam vaginanya, ia terus menggelinjang dan merintih.
Sementara itu tangan kirinya tak henti-hentinya meremas-remas payudaranya sendiri.
“Please.. Too.. Garap akuuhh.. Perkosa akuuhh.. Hamili aku! Perlakukan aku sesukamu Sayang! ” racau Helva Suntari makin menggila.Anto terus menggoda Mbak Helva Suntari itu, sambil mengocokkan penisnya di hadapan Helva Suntari.
Hal ini tentunya makin membakar gairah Helva Suntari. Dirinya semakin mendesis-desis dan menggeliat tak karuan. Tak kuat melihat pemandangan menggiurkan di hadapannya, Anto langsung mendekati Helva Suntari, memeluk tubuh montok Mbak Helva Suntari itu dan menindihnya penuh nafsu. Bibir seksi Helva Suntari langsung menyambut pagutan panas pemuda itu.
Dihisapnya lidah nakal Anto yang langsung menjilati seluruh permukaan bibirnya. Helva Suntari begitu menikmati sensasi permainan ini. Ia semakin melupakan kejadian pemerkosaan tadi dan justru semakin dibuat menggila oleh pemuda itu. Tak terhitung lagi berapa kali lendir pelumas keluar dari dalam vaginanya yang semakin terasa panas bila bergesekan dengan paha atau penis Anto. Rupanya Anto pun menyadari hal ini.
Ia telah berhasil membakar gairah Mbak Helva Suntari itu sepanas-panasnya. Dan ia pun semakin tak sabar untuk mendorong masuk lagi penisnya ke dalam vagina Mbak Helva Suntari itu.
“Aku nggak kuat lagi Sayang! Kumasukkan sekarang ya!?” pinta Anto sambil menciumi wajah Helva Suntari, sementara tangan kanannya mengocok penisnya yang telah menegang penuh tepat diantara selangkangan Helva Suntari yang mengangkang lebar.
“Gila kau Sayang! Kenapa nggak dari tadi? Aku juga sudah nggak kuat! Cepat masukkan Thoo! Ssshh..” racau Helva Suntari sambil mengangkat pinggulnya mengarahkan vaginanya yang merah basah, kontras dengan kulit putih mulusnya mendekati penis Anto yang menegang dipenuhi urat-urat.
Dan tak lama kemudian..Blesshh.. Melesaklah penis itu ke dalam vagina Helva Suntari perlahan-lahan.
“Ssshh.. Ooohh.. Teruusshh Sayang.. Mmmhh” bisik Helva Suntari sambil mulutnya menganga lebar dan matanya terbelalak, pertanda ia amat menikmati penetrasi itu.
“Mbak Helva Suntarie.. Nnngghh..” desah Anto menyertai gerakan pinggulnya mendorong masuk penisnya perlahan-lahan ke dalam vagina Helva Suntari.
Ia amat menikmati setiap inci rongga vagina Helva Suntari yang dilewati penisnya. Vagina itu begitu kenyal, panas, basah dan terasa berkedut-kedut seakan-akan sedang memijat penisnya yang sedang berada di dalamnya. Saat penisnya sudah berada penuh didalam vagina Mbak Helva Suntari itu, tanpa membuat gerakan apapun, keduanya menikmati sensasi demi sensasi yang mereka rasakan. Tanpa langsung mengocokkan penisnya, Anto menciumi seluruh bagian tubuh Helva Suntari yang berada dalam jangkauannya bibir dan lidahnya. Dipilinnya puting Mbak Helva Suntari itu dengan menggunakan giginya. Diseruputnya berulang-ulang puting itu penuh nafsu.
Sesekali ia menyupang buah dada Mbak Helva Suntari itu, sehingga disana-sini meninggalkan garis merah yang kontras dengan warna putih kulit payudara Helva Suntari.Keduanya semakin terbakar gairah, hingga di satu saat, keduanya tak kuat lagi menahan nafsu yang tertahan, tanpa dikomando oleh salah satu dari mereka, baik Anto maupun Helva Suntari membuat gerakan yang mengejutkan dengan sama- sama mengangkat pinggul mereka sejauh mungkin tetapi tanpa melepaskan ujung penis Anto, kemudian secara berbarengan keduannya saling menghujamkan pinggul dan selangkangan mereka.
“Aaahh yyhhaahh.. Ssshh..” teriak Helva Suntari saat penis Anto melesak masuk dengan cepat ke dalam vaginanya dan mentok menabrak dinding rahimnya.
“Ggghhaahh.. Oooffhh.. Mmmhh..” racau Anto tak kuat menahan suaranya sendiri.
Kemudian keduanya langsung saling berlomba mengayunkan pinggul mereka. Anto yang sudah menahan nafsu sejak tadi langsung memompa vagina Helva Suntari secepat mungkin. Begitupun dengan Helva Suntari, ia mengangkangkan selebar mungkin pahanya yang putih mulus dan mengimbangi gerakan pinggul Anto dengan sedapat mungkin menyambut penis pemuda itu dengan vaginanya bila ia merasakan pinggul Anto bergerak ke arahnya.Keduanya langsung saja saling berlomba untuk memberikan yang terbaik buat pasangannya dan saling mengejar meraih kenikmatan.
Ruangan itu pun langsung dipenuhi suara erangan kenikmatan keduanya diiringi decak becek dari vagina Helva Suntari dan sayup- sayup terdengar suara hujan yang makin lama makin deras sehingga semakin menimbulkan hawa dingin yang justru makin membuat keduanya terbakar nafsu.
Helva Suntari begitu menikmati permainan pinggul Anto. Jujur saja dalam hatinya ia mengakui bahwa permainan pemuda itu begitu hebat sampai-sampai terkadang ia tak sempat mengambil nafas. Anto mengayunkan pinggul begitu cepatnya seakan-akan ia sedang diburu-buru oleh suatu hal sehingga ia ingin cepat-cepat mengakhiri permainan ini. Erangan Helva Suntari yang terbata-bata akibat serangan goyangan pinggul Anto yang begitu cepatnya justru semakin membakar Nafsu Anto.
Ia begitu menikmati saat memandangi wanita yang sedang disetubuhinya itu mengerang tak jelas dan kadang-kadang meneriakkan umpatan kasar dan jorok yang secara tak sadar keluar dari mulut seksi Helva Suntari yang sedang diperbudak oleh gairah.
“Ooohh.. Masukkan penismu lebih dalam Sayang! Puaskan dirimu! Perkosa aku! Hamili Aku! Aaahh.. Aahh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Ooohh.. Ttterrusshh.. Yyyaahh.. Therusshh.. Nnngghh.. SSsshshh..” racau Helva Suntari sambil kedua tangannya mempermainkan dan meremas payudaranya sendiri.
“Ooohh.. Mbak Helva Suntari.. Mmmhh.. Tannttee.. Nikmat banget Sayang! vaginamu nikmat banget Mbak Helva Suntari!!” racau Anto terbata-bata.
“Ttterruusshh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Perkosa aku! Aku pelacurmu Thoo.. Puaskan dirimu! Ayoohh..”Helva Suntari semakin menggelinjang tak karuan dan semakin menggila oleh nafsu.
“Ayoo Sayang.. Hamili aku! Perkosa aku! Aku budakmu Sayang! Teruss.. Ohh.. Ooohh.. Ghhaahh..” Mereka bermain dengan posisi Helva Suntari mengangkang lebar-lebar dengan kakinya bertumpu pada rak mainan di kanan kirinya sambil kedua tangannya terus bergerilya ditubuh Anto atau tubuhnya sendiri meremas-remas buah dadanya dan menjambaki rambutnya sendiri.
Sedangkan Anto terus bertahan diatas tubuh Mbak Helva Suntari itu dengan lutut yang bertumpu ke lantai dan mulutnya yang terus mengecupi seluruh bagian tubuh Helva Suntari yang bisa dijangkaunya. Pinggulnya terus memompa vagina Helva Suntari dengan tempo cepat sehingga keduanya benar-benar bermandikan keringat.
Sesekali Anto menjilati tubuh Mbak Helva Suntari itu yang basah oleh keringat. Dijilatinya dengan keringat yang bercampur dengan aroma parfum dari tubuh Mbak Helva Suntari itu. Mereka bertahan dengan posisi itu selama beberapa menit sampai akhirnya Anto merasa pegal di kedua lututnya karena terus menumpu bobot badannya. Tak lama kemudian Anto mengajak Helva Suntari untuk berganti posisi yang langsung disetujui oleh Mbak Helva Suntari itu.
Kali ini Helva Suntarilah yang menentukan posisi permainan mereka. Ia langsung mendorong tubuh Anto agar berbaring dilantai yang dingin itu, kemudian Mbak Helva Suntari itu langsung menggenggam erat penis Anto, dikocok-kocoknya sebentar, kemudian dijilatinya penis yang basal dilumuri oleh lendir dari vaginanya sendiri. Helva Suntari begitu menikmatinya. Dijilatinya hingga tak ada lagi sisa lendir dari vaginanya yang menempel di penis Anto. Pemuda itu makin terangsang oleh permainan Helva Suntari. Ia benar-benar menikmati pemandangan Helva Suntari yang sedang menjilati lendir dari vaginanya sendiri tanpa rasa jijik.
Sepertinya Mbak Helva Suntari itu benar-benar haus akan kenikmatan. Tak ada bagian dari batang kemaluan pemuda itu yang luput dari garapannya. Sampai-sampai terkadang pinggul Anto dibuatnya mengangkat bila lidahnya bermain menjilati bola kembar milik Anto dan menjilati lubang anus Anto. Setelah penis Anto bersih dari lendir kenikmatannya, Helva Suntari langsung berdiri, memutar, mengambil posisi berlawanan dengan Anto, kemudian ia berjongkok dengan posisi pantat dan vaginanya tepat dihadapan wajah pemuda itu.
“Jilati Sayang! Puaskan rasa hausmu! Ssshh..” pinta Helva Suntari penuh nafsu.
“Mmmhh.. Harum banget Mbak Helva Suntari! Sssllrrpp..” bisik Anto sambil memulai permainannya menjilati vagina dan anus Helva Suntari yang berjonkok tepat diatas wajahnya.
“Aaahh.. Ssshh.. Nikmatt Tttoo!! Terrusshh.. Iyyaahh.. Mmmppffhh..” racau Helva Suntari.
Jemari Anto ikut memainkan vagina Helva Suntari, sehingga sesekali Helva Suntari menjerit kecil bila ia merasakan 1, 2 atau 3 jari Anto masuk ke dalam vaginanya.
“Aawww.. Nakal kamu To!” Jerit Helva Suntari saat ia merasakan Anto menggigit klitorisnya. Dan.. Seerr.. Langsung saja vaginanya bergetar hebat dan Helva Suntari pun mendapatkan orgasme entah keberapa kalinya, Mbak Helva Suntari itu pun semakin merem melek dibuai permainan Anto.
Anto yang menyadari bahwa Helva Suntari baru saja mendapatkan orgasmenya langsung mencaplok vagina dihadapannya, dijilati dan dihisapnya kuat-kuat berharap agar ia pun mendapat jatah lendir kenikmatan yang keluar membanjiri vagina Mbak Helva Suntari itu.
“Aaahh.. Ggghaahh.. Gellii Sayang! Ampun! Ooowww.. Mmmhh..” racau Helva Suntari, karena ia merasakan kegelian dan kenikmatan yang amat sangat saat Anto menghisap-hisap dan menjilati vaginanya yang baru saja merasakan orgasme itu.
Vaginanya semakin berkedut-kedut tak karuan. Helva Suntari memejamkan matanya erat-erat menikmati perasaan yang membuatnya melayang itu. Ditengah-tengah buaian orgasmenya, antara sadar dan tak sadar ia merasa ingin kencing dan tak kuat untuk menahannya.
Perasaan kebelet kencing itu benar-benar mendadak dan tak tertahankan, sampai-sampai..
“Sebentar Sayang! Ahh Stopp!” pinta Helva Suntari sambil mengengkat pinggulnya menjauhi wajah Anto yang sedang didudukinya itu.
“Kenapa Mbak Helva Suntari?” Tanya Anto keheranan.
“Aku..”Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba.. Serr.. Keluarlah air kencing Helva Suntari dari dalam vaginanya langsung menyembur wajah Anto hingga pemuda basah kuyup.
“Ahh.. Maaf!” ujar Helva Suntari benar-benar merasa tak enak.
“Wow.. Mmmhh..”Rupanya kejadian itu justru membuat Anto kegirangan dan langsung saja mencaplok vagina Helva Suntari yang masih mengangkangi wajahnya dan sedikit-demi sedikit masih meneteskan air kencingnya.
Diraup dan diteguknya cairan yang masih menetes itu langsung dari sumbernya.
“Hei! Itu jorok kan!? Mmmhh.. Aaahh..” desis Helva Suntari sambil menahan geli karena tak henti-hentinya mulut Anto menyedot-nyedot vaginanya.
“Jorok? Nikmat banget Sayang! Mbak Helva Suntari mau?” ujar Anto sambil berusaha bangun setelah mengecup kecil klitoris Helva Suntari, langsng mendekati wajah tente keheranan Mbak Helva Suntari itu.
“Hmm.. Kayaknya nikmat juga deh! Sini Sayang!” pinta Helva Suntari sambil menarik wajah Anto dan langsng menjilati seluruh bagian wajah itu.Bahkan ia sempat mencaplok dan menyedot sisa-sisa air kencingnya yang dikulumkan oleh Anto untuknya.
“Hhh.. Nikmat Sayang! Aku benar- benar dibuat gila olehmu Sayang!” racau Helva Suntari sambil terus menjilati sisa-sisa air kencingnya sendiri yang membasahi dada dan leher Anto.
Dalam hatinya ia mengakui kelihaian pemuda itu dalam membuai nafsunya. Belum pernah ia diperlakukan seperti ini oleh siapapun, terlebih suaminya yang seringkali tak pernah membuatnya puas seperti saat ini. Setelah puas menjilati wajah, leher dan dada Anto yang berlepotan dengan air sisa-sisa air kencingnya sendiri itu, Helva Suntari langsung bangkit berdiri, kemudian mengambil posisi mengangkangi penis Anto yang masih menegang dengan gagahnya.
Anto yang terlentang di lantai memandangi tubuh montok Helva Suntari yang membelakanginya dan saat ini tengah mengarahkan selangkangannya tepat diatas penisnya. Dipandunya pinggul Mbak Helva Suntari itu dengan memegangi bongkahan pinggul Helva Suntari agar segera melesakkan vaginanya dihadapan penis Anto. Pemandangan dihadapan pemuda itu begitu menggiurkan.
Bongkahan pantat yang putih mulus, selangkangan yang sedang mengangkang lebar dan perlahan-lahan turun mendekati penisnya, dan lubang anus yang kemmerahan, kontras dentgan kulit putih mulus Helva Suntari.Tak henti-hentinya Anto menelan ludahnya sendiri. Ia benar- benar tak sabar untuk menyatukan raga bagian bawah mereka lagi. Dan tanpa diduga, ternyata Helva Suntari memang sengaja mempermainkan Anto. Ia tak langsung membiarkan penis dibawahnya itu melesak masuk ke dalam relung vaginanya.
Diputar-putarnya pinggul montoknya tepat di atas penis Anto, hingga terkadang vagina atau lubang anusnya bergesekan dengan kepala zakar milik Anto, yang semakin membuat Anto melenguh dan menggelinjang tak karuan.
“Ayo Mbak Helva Suntari! Jangan nakal gitu dong!” bisik Anto tak sabar.
“Biar tahu rasa kau! Ya gitu itu nggak enaknya kalau digodain To! Biar sekalian kamu tahu kalau aku juga bisa nakal Sayang! Kerling Helva Suntari.
“Wah, Mbak Helva Suntari nakal banget sih! Sini kupukul pantat montoknya!” ujar Anto sambil kemudian menampar gemas bongkahan bokong Helva Suntari.
Plak’..
“Aawww.. Ssshh..” teriak Helva Suntari kaget.
“Ok deh kalau sudah nggak sabar gitu!”.Cepetan Mbak Helva Suntari! Aku sudah mulai gila nih!” rujuk Anto sambil mengelus-elus bongkahan kanan pantat putih yang sekarang memerah akibat tamparan gemasnya tadi.
“Hhh.. Biar tahu rasa kamu Sayang!” ujar Helva Suntari sambil menggeraikan rambut ikalnya kekiri, kemudian dengan tangan kanannya masih berpegangan pada rak, tangan kirinya menggenggam penis
Anto yang semakin menegang dan dipehuhi urat-urat itu kemudian membimbingnya melesak perlahan-lahan masuk ke dalam belahan vaginanya.
Blleesshh..
“Ooohh.. Ssshh..” desah Helva Suntari penuh kenikmatan.
“Mmmhh.. Terush Mbak Helva Suntari.. Nikmat dan hangat!” bisik Anto sambil meregangkan kakinya lebar-lebar dan semakin menyorongkan pinggulnya mendekati selangkangan Helva Suntari.
Helva Suntari terus menekan selangkangannya menerima hujaman penis Anto dari bawah. Badannya membelakangi tubuh Anto. Kepalanya menunduk menahan rasa nikmat yang menggelora dibagian selangkangannya. Kali ini kedua tangannya berpegangan pada rak disampingnya. Tubuhnya berjongkok sambil sedikit memutar pinggulnya berharap agar setiap sisi relung vaginanya dapat tersentuh oleh denyut penis pemuda itu.
Bola matanya nyaris berputar ke belakang dan tak henti-hentinya ia menggigit bibirnya sendiri sambil mengeluarkan suara desah kenikmatan.Setelah Helva Suntari merasakan kepala zakar Anto sudah membentur mentok dalam vaginanya, masih dalam posisi berjongkok ia terdiam, menikmati sensasi yang dirasakannya jauh dalam liang kewanitaannya itu. Denyut demi denyut yang dirasakannya dari penis Anto benar-benar membuat dirinya semakin terbuai akan kenikmatan itu sampai-sampai ia bisa saja nyaris tertidur dalam kenikmatan.
Hingga tiba-tiba Anto menepuk bongkahan kanan pantat, dan meminta Helva Suntari agar mengangkat pantatnya.“Naikkan sedikit pantatnya Mbak Helva Suntari!” pinta pemuda itu sambil mendorong pantat Helva Suntari. Gerakan itu otomatis membuat penis Anto yang sedang tertancap jauh dalam vagina Helva Suntari menjadi sedikit tercabut sampai bagian kepala penis Anto.
Sehingga menimbulkan gesekan yang membuat keduanya melenguh kenikmatan.
“Mmmhh.. Nikmat Sayang!” bisik Helva Suntari sambil merasa tak rela karena kenikmatannya terganggu.Tetapi ia langsung mengerti bahwa pemuda itu pasti hendak berbuat sesuatu yang lebih liar pada dirinya.
“Ssshh.. Sabar! Sebentar Sayang!” bisik Anto menenangkan Helva Suntari.
Setelah Anto merasakan posisinya pas ia melepaskan pegangannya pada bokong Mbak Helva Suntari itu, kemudian kedua lengannya bertumpu pada lantai, dan dengan kaki yang sedikit dibuka ia mengayunkan pinggulnya ke atas.
Blesshh……penisnya langsung menyeruak masuk ke dalam vagina Helva Suntari yang terpampang tepat diatasnya. Tepat setelah penis yang menegang penuh dan dipenuhi urat menonjol itu menghentak mentok bagian dalam vaginanya, Anto langsung mencabutnya sedikit, kemudian mulai mengocoknya dengan tempo yang cepat dan konstan. Keduanya langsung merasakan kehangatan dibagian selangkangan mereka.
Helva Suntari mendesis seperti orang yang sedang kepedasan. Kepalanya membanting-banting liar menggeraikan rambut ikal kemerahannya. Ia terlihat semakin binal dan liar.
“Yiiaahh.. Ssshh.. Terush Sayang! Terus!” teriak Helva Suntari saat menerima kocokan penis Anto dalam vaginanya.Sementara tubuhnya tergoncang- goncang naik turun dengan tangannya tetap berpegangan erat pada rak mainan.
“Ohh.. Nikmat Mbak Helva Suntari! vaginamu nikmat! Terus Mbak Helva Suntari! Puaskan dirimu! Ssshh..” desis Anto sambil terus mengocok vagina Helva Suntari dan mengimbangi gerakan naik turun Mbak Helva Suntari itu.
“Terus To! Hamili aku! Perkosa aku! Jadikan aku pelacurmu Sayang! Yaahh.. Yiiaahh.. Nngghh.. Ohff..” teriakan Helva Suntari makin tak beraturan.
Ia semakin mempersetankan semuanya.“Mbak Helva Suntari! Mbak Helva Suntari! Terus Mbak Helva Suntari! Nikmat banget Mbak Helva Suntari!” racau Anto.Mereka terus bertahan dalam posisi itu sampai kira-kira 10 menit, kemudian Anto meminta Helva Suntari menungging sambil tetap membelakangi dirinya. Helva Suntari mengerti keinginan pasangannya itu. Ia pun amat menikmati bersenggama dengan posisi doggie style. Ia langsung menungging membelakangi Anto, dibukanya lebar-lebar kedua kakinya, kemudian ia menoleh ke belakang menatap Anto sambil menyibakkan rambutnya. Pemandangan itu terlihat seksi sekali bagi Anto.
Dihadapannya kali ini terpampang seorang Mbak Helva Suntari-Mbak Helva Suntari yang terbakar gairahnya, sedang membuka lebar-lebar pahanya, vaginanya yang baru saja dikocoknya itu terlihat merah merekah dan sedikit membengkak. Lubang anus Helva Suntari terlihat juga ikut berkedut-kedut, mungkin akibat kocokan penisnya pada vagina Mbak Helva Suntari itu.
Vagina Helva Suntari terlihat mengeluarkan lendir putih yang menggiurkan, pertanda Mbak Helva Suntari itu sudah benar-benar terangsang dan ingin segera dipuaskan. Mata Helva Suntari yang sayu menandakan ia ingin segera digarap dan dipuaskan. Anto yang juga ikut bangkit dari posisinya semula, memegangi pinggul Mbak Helva Suntari itu dari belakang. Ia bahkan sempat menjilati vagina Helva Suntari yang dilumuri lendir putih.
Ditelannya cairan kenikmatan itu dengan panuh nafsu.
“Aawww..” teriak Helva Suntari saat pemuda itu melumat vaginanya dan menyedotnya penuh nafsu.
Setelah Anto puas dan merasa vagina Helva Suntari sudah bersih dari lendir pelumasnya, ia langsung bangkit dan mendekatkan penisnya pada pada vagina Helva Suntari.
Dibimbingnya penis yang menegang penuh itu agar sedikit melesak masuk dibelahan vagina Mbak Helva Suntari itu. Helva Suntari semakin tak sabar untuk segera menerima kocokan penis Anto di dalam vaginanya yang terasa semakin berdenyut tak karuan itu. Ia mendorong-dorongkan pinggulnya kebelakang, berharap agar penis Anto segera menyeruak ke dalam vaginanya.
Anto yang juga sudah tak sabar untuk memasukkan penisnya lagi ke dalam vagina Helva Suntari langsung mendorongkan pinggulnya ke depan, dan….Blleesshh…..
“Mmhh.. Nikk.. Mmatthh..” bisik Helva Suntari lirih.
“Ohh Mbak Helva Suntari!” Anto pun tak mampu berkata apa-apa.
“Nngghh.. Nikmat banget Sayang! Aku suka!” bisik Helva Suntari sambil menundukkan kepalanya hingga rambutnya jatuh terurai ke lantai.
Anto kembali mengayunkan pinggulnya perlahan. penisnya keluar masuk vagina Mbak Helva Suntari itu perlahan-lahan, dan menyebabkan vagina Helva Suntari yang terasa masih seret itu sesekali ikut tersedot keluar, kemudian saat Anto mendorong penisnya masuk, vagina itu melesak masuk ke dalam. Benar-benar pemandangan yang menggiurkan.Mereka bermain dalam tempo yang lambat.
Helva Suntari pun tak henti- hentinya meracau dan terkadang mulutnya yang seksi itu mengeluarkan sumpah serapah dan kata-kata kotor lainnya.
“Terus To! Hamili aku gigoloku! Oohh.. Nnngghh.. Gila penismu nikmat banget Sayang!” racau Helva Suntari.
“Yiiaahh Mbak Helva Suntari! vaginamu benar-benar gila! penisku bisa- bisa nggak mau lepas nih! Ohh.. Ssshhtt” teriak Anto sambil sesekali menampari bokong Mbak Helva Suntari itu dengan gemasnya.
Plak, plak..
“Puaskan dirimu To! Aku pelacurmu! Keluarkan spermamu dalam vaginaku Sayang! Ooohhff.. Nngghh..” Helva Suntari semakin menggila.
Lama-kelamaan ayunan pinggul mereka semakin cepat, seakan-akan ada sesuatu yang dikejar.
Teriakan dan desis keduanya berubah menjadi lenguhan. Keringat mereka bercucuran disana sini. Terkadang Anto pun menjilati punggung Helva Suntari yang dibanjiri keringat itu. Pegangan Anto pun berpindah dari pinggul Helva Suntari ke pundak Helva Suntari. Tangan kanannya memegang erat pundak Mbak Helva Suntari itu, sementara tangan kirinya menjambak rambut ikal Helva Suntari. Ia terlihat memperlakukan Mbak Helva Suntari itu dengan liarnya. Pinggulnya mengayun dengan cepat. Suara liar mereka berpadu dengan decak becek yang timbul dari kocokan penis Anto pada vagina Helva Suntari.
Bola mata Helva Suntari nyaris berputar kebelakang saking nikmatnya. Rasanya belum pernah ia diperlakukan sebegini liarnya oleh siapapun. Ia pun benar- benar dilupakan akan statusnya sebagai ibu dari anak-anaknya dan istri dari suaminya. Ia bahkan mempersetankan suaminya. Ia ingin terus diperlakukan seperti ini oleh pemuda yang baru saja dikenalnya ini. Ia tak ingin kembali ke pelukan suaminya yang lebih sering membuat vaginanya terasa geli daripada nikmat. Helva Suntari benar-benar semakin mempersetankan segalanya.
Tiba-tiba ia merasakan vaginanya berdenyut tak karuan, selangkangannya pun bergetar gila-gilaan. Ia sadar bahwa dirinya akan merasakan orgasme atau bahkan multi orgasme. Sesuatu yang teramat jarang dirasakannya bila sedang bersama suaminya.
Sebenarnya ia tak ingin mendapatkan orgasmenya cepat-cepat, tetapi hati kecilnya menginginkan sesuatu yang teramat jarang didapatkannya itu. Teriakannya pun semakin liar. Goyangan pinggulnya semakin tak karuan. Dan ia pun menyadari bahwa ayunan pinggul Anto semakin menggila dan lebih cepat dari sebelumnya.
Membuatnya tak sempat untuk meminta pemuda itu agar memperlambat ayunannya, bahkan untuk menarik nafas pun terasa sulit.
“mbaa.. aak aku mau keluar nih!” teriak Anto.
“Oh, yah.. Terus Sayang! Keluarkan didalam saja! Hamili aku! Beri aku anakmu Sayang! Teruusshh..!” Helva Suntari pun semakin tak dapat menahan orgasmenya sampai tiba-tiba.. vaginanya berdenyut hebat dan selangkangannya terasa bergetar gila-gilaan lagi, ia pun sadar bahwa ia tak akan mampu menahannya.
Helva Suntari pun pasrah menerima kocokan demi kocokan penis pemuda itu dalam vaginanya. Begitupun halnya dengan Anto yang juga sudah mendekati puncaknya, ia mempercepat ayunan pinggulnya mendorong keluar masuk penisnya dalam vagina Helva Suntari, sampai tiba-tiba..
Pinggulnya menegang, seakan- akan memompa sesuatu yang akan meledak dari dalam selangkangannya. Ia bahkan sempat melihat Helva Suntari menghempaskan rambutnya kesamping. Pemandangan itu benar-benar seksi.
Dan…..Croott….Meledaklah larva panas dari dalam saluran sperma Anto.Memuntahkan bermili-mili liter air mani yang panas ke dalam vagina Helva Suntari.
“Nnngghh.. Oohhff.. mbaaa.. aak.. Hhh..” lenguh Anto sambil menghujamkan penisnya dalam-dalam ke dalam vagina Helva Suntari.
Helva Suntari yang merasakan semburan lahar panas dalam vaginanya semakin tak dapat menahan orgasmenya. Selangkangannya yang sejak tadi bergetar hebat dan vaginanya yang berdenyut gila- gilaan mencapai suatu titik yang membuatnya tak dapat menahan suaranya sendiri.
“Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Mbak Helva Suntari itu sambil menekankan dalam- dalam vaginanya dengan penis Anto.Ia pun mungkin tak sadar bahwa teriakannya memenuhi ruangan gudang itu.“Ohh terus Mbak Helva Suntari! Terus Sayang!” teriak Anto yang menyadari Helva Suntari baru saja mencapai orgasmenya.Ia terus menekan dan menempelkan erat-erat penisnya agar semakin melesak masuk ke dalam vagina Helva Suntari.
Keduanya merasakan denyut yang gila-gilaan pada raga bagian bawah mereka. Mereka benar-benar menikmati sensasi yang baru saja mereka rasakan. penis Anto terus berdenyut-denyut memompa sisa-sisa air maninya ke dalam vagina Helva Suntari. Begitu pun vagina Helva Suntari, terus bergetar dan berdenyut tak karuan. Mereka bertahan dalam posisi doggie style seperti itu sambil terus menikmati sisa-sisa orgasme yang seakan-akan tak akan hilang dari raga bagian bawah mereka.
Helva Suntari merasa lemas pada bagian lututnya. Ia tak sadar bahwa ia telah bertumpu pada posisi seperti ini dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, ia baru saja mendapat orgasme yang sanggup melemaskan seluruh persendiannya.
“Lepas dulu Sayang! Lututku pegel nih! Pelan-pelan tapi ya! Aku sebenernya nggak ingin lepas,” pinta Helva Suntari pada Anto yang masih menancapkan kejantanannya pada lubang vagina Helva Suntari.
“OK Mbak Helva Suntari!” bisik Anto sambil mencabut penisnya yang sudah mulai melemas tetapi tetap terlihat besar itu.
“Ssshhtt.. Ooohh..” desis Helva Suntari saat Anto mencabut penis yang menancap dalam vaginanya.
Ada perasaan geli yang bercampur nikmat saat perlahan-lahan penis pemuda itu tercabut dari vaginanya.Helva Suntari berguling ke lantai, bersandar pada tumpukan kardus, dengan posisi mengangkang sambil tangan kanannya mengelus-elus vaginanya yang masih berdenyut-denyut dan tangan kirinya meremasi buah dadanya.
Tangan kanannya merasa ada sesuatu yang keluar dari dalam vaginanya. Diraupnya lendir kenikmatannya sendiri yang bercampur dengan air mani Anto, kemudian dijilatinya dengan penuh nafsu. Matanya terbuka sayu dan rambutnya terurai acak-acakan. Pemandangan yang benar-benar membuat jantung Anto berdegub tak karuan.
Anto pun tak ingin ketinggalan bagian nikmat ini. Didekatinya vagina Helva Suntari. Dijilatinya vagina yang masih basah itu dengan penuh nafsu. Dikulum dan disedotnya berkali-kali gundukan daging yang membengkak merah dan mengeluarkan lendir putih dihadapannya itu. Diperlakukan seperti ini Helva Suntari pun menggelinjang tak karuan. Dijambakinya rambut pemuda itu. Ditekannya wajah Anto pada vaginanya. Perasaan campuran antara geli dan nikmat itu semakin menggila.
Merasa perlakuannya mendapat sambutan, Anto pun semakin mempergencar lumatan demi lumatannya pada vagina Helva Suntari..
“Gila kau Sayang! Masa masih kurang? Ooohh.. Terusshh! Mmmhh..” desah Helva Suntari sambil menggelinjang tak karuan.
“Nggak mau nih Mbak Helva Suntari? Beneran?” Goda Anto disela-sela jilatannya pada vagina Helva Suntari.
“Ooohhff.. Terush Sayang! Jangan berhenti! Nnngghh.. Nikk.. Mmaatthh..” desah Helva Suntari.Anto terus menjilati vagina Mbak Helva Suntari itu.
Lidahnya yang kasar dikeluar masukkannya dalam vagina Helva Suntari membuat Mbak Helva Suntari itu semakin diperbudak oleh rasa nikmat. Tempo permainan lidah Anto dalam relung kewanitaan Helva Suntari berubah- ubah. Sesekali lidah kasar itu menyapu lembut vagina Helva Suntari hanya pada bagian luarnya saja, dengan jemari Anto menguakkan labium mayora Helva Suntari.
Terkadang lidah itu menegang dan menyeruak masuk ke dalam vagina Helva Suntari, membuat Mbak Helva Suntari itu melonjak kenikmatan. Helva Suntari merasa beruntung, belum pernah ia merasakan kenikmatan seperti ini. Terlebih berbuat liar seperti yang tengah ia lakukan dengan pemuda yang baru dikenalnya dan semula hendak memperkosa dirinya. Mbak Helva Suntari itu meremas- remas payudaranya sendiri dengan liar.
Dipilin-pilinnya puting miliknya dengan penuh nafsu. Mulutnya pun tak henti-hentinya mengeluarkan erangan dan desahan penuh kenikmatan. Ia benar-benar diperbudak dan dipermainkan kenikmatan. Hingga suatu saat, ia merasa pinggul dan selangkangannya bergetar hebat lagi sedang vaginanya berdenyut-denyut lebih tak karuan dibanding orgasmenya tadi, ia langsung menjambak rambut Anto dan menekan kepala Anto semakin merapat dengan selangkangan dan vaginanya.
Anto yang juga menyadari hal itu semakin buas dalam menjilati liang vagina dan menghisap-hisap labium mayora Mbak Helva Suntari itu. Ia sadar bahwa Helva Suntari akan mendapatkan orgasmenya lagi.
Helva Suntari sendiri merasa sangat keheranan saat ia merasakan sensasi itu lagi. Pikirnya mustahil ia mendapatkan orgasme yang hebat lagi, terlebih setelah orgasme trakhirnya yang langsung meloloskan seluruh persendiannya. Tetapi ia pun sangat menikmatinya. Digoyang-goyangkan pinggulnya mengimbangi irama permainan lidah dan mulut Anto.
Semakin didekapnya kepala dan wajah pemuda diantara selangkangannya, sampai tiba saatnya ia tak dapat menahannya lagi, dan..Crroottss.. Seerr..
“Ssstt.. Ssstt.. Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Helva Suntari tak kuasa menahan suaranya yang memenuhi gudang itu.
Keduanya langsung terkejut karena ternyata dari dalam liang vagina Helva Suntari yang sedang dijilat dan dihisap oleh Anto tersemburlah bermili liter lendir kenikmatan berwarna putih kental yang menyembur keluar berbarengan dengan air kencing. Rupanya Mbak Helva Suntari itu mendapat multi orgasme yang hebat sampai-sampai ia tak dapat menahan kencingnya sendiri yang langsung menyembur wajah Anto yang sedang berada tepat dihadapannya.
Anto yang menyadari hal itu langsung saja tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dijilatinya sekitar selangkangan Helva Suntari yang dibanjiri oleh lendir kenikmatan dan air kencing Mbak Helva Suntari itu. Ditelannya semua yang berhasil ia jilat dan kulum dalam mulutnya. Hal ini tentunya membuat Helva Suntari yang sedang mengalami masa relaksasi meringis-meringis kegelian dan men desah- desah tak karuan menahan rasa geli yang melanda seluruh bagian selangkangannya.
Tetapi tubuh montoknya benar-benar lemas hingga ia nyaris tak sanggup mendorong dan menyingkirkan kepala Anto yang berada siantara selangkangannya dan sedang sibuk menjilati vaginanya dengan rakus.Anto pun bangun dan mendekati Helva Suntari yang sedang terpejam menikmati sisa-sisa orgasmenya.
Didekatkannya mulutnya yang sedang mengulum lendir kenikmatan dan air kencing Helva Suntari ke mulut Mbak Helva Suntari itu, kemudian dikecupnya bibir Helva Suntari yang sedang menganga seksi.
“Nngghh..” Lenguh Helva Suntari.
Anto langsung menyodorkan kulumannya untuk dibagi dengan Mbak Helva Suntari itu, yang langsung saja disambut penuh nafsu oleh Helva Suntari. Dilumatnya mulut Anto yang dipenuhi dengan lendir kenikmatan dan air kencingnya sendiri, kemudian ditelannya hingga tak bersisa. Helva Suntari benar- benar puas dengan permainan mereka, begitu pun halnya dengan Anto. Ia langsung mendekap tubuh montok Mbak Helva Suntari itu, kemudian bibir mereka saling berpagutan penuh nafsu.
Sesekali bibir Anto menjalar ke leher dan buah dada Mbak Helva Suntari itu.
“Aduuhh.. Masa sih masih kurang Sayang?” bisik Helva Suntari keheranan saat melihat Anto yang menjilati putingnya dengan penuh nafsu.
“Kalau sama Mbak Helva Suntari, aku nggak akan pernah puas. Tapi untuk kali ini, kurasa cukup dulu. Asal kapan-kapan boleh begini lagi ya?” pinta Anto.
“Gila kamu Sayang! Masa sih aku bisa nolak diajak nikmat begini?” jawab Helva Suntari sambil mengecup lembut bibir Anto.
Dalam hatinya ia berbunga-bunga karena akan selalu mendapatkan kenikmatan seperti ini kapan pun ia mau.
Bagaimana Dengan Cerita Nya? Menarik Bukan Karena Di Sini Kita Bisa Ikut Merasakan Rasa Nya Melalui Cerita Dewasa Nya Ini.Oleh Karena Ini Jangan Lupa Untuk Di Simak Cerita Hot Lainnya Di Bawah Ini :
0 komentar:
Posting Komentar