Senin, 05 Januari 2015

Cerita Sex | Dientot Dua Buruh Bangunan

Cerita Dewasa, Perkenalkan nama gw Tiwi, gw memiliki kulit putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh gw sangat Sexy dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh gw! Sampai saat ini sebenarnya gw sedikit bingung bagaimana memulai cerita sex dewasa pemerkosaan ini. Tetapi perlu anda ketahui bahwa yang gw ceritakan ini benar-benar terjadi pada diri gw!kisah sex nyata gitu bro! Saat ini gw berusia 22 tahun dan sudah menikah. Gw sampai saat ini masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima. Gw menikah dengan suami gw Bang Zukri yang lebih tua 8 tahun dari gw karena dijodohkan oleh orangtua gw pada saat gw masih berusia 20 tahun dan baru saja masuk kuliah. Namun gw sangat mencintai suami gw ini. Begitu pula suami gw yang sangat sangat mencintai gw .

Karena gw dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka gw pun seorang yang taat agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami gw oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, gw menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal gw ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat gw tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami.

Karena rumah kami masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau memasak gw harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa memiliki barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan gw tetap kuliah.

Sampai suatu hari, gw sedang libur dan suami gw tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Zukri sampai ke depan gerbang, gw pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan gw sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Om Wahya dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat gw ada di rumah, karena gw tidak bilang sebelumnya bahwa gw libur.

“Eh, kok Buk Tiwi nggak berangkat kuliah..?”
“Iya nih Om Wahya, lagi libur..” jawab gw sambil membukakan pintu rumah.
“Kalo gitu gw mau nerusin kerja di belakang Neng..” katanya.
“Oh, silahkan..!” kata gw.

Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan gw mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidur gw. Namun ketika baru saja gw mau menuju tempat tidur, gw lihat melalui jendela kamar Om Wahya sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya gw menyaksikan bagaimana Om Wahya tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga gw dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting kontolnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suami gw.

Gw seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Om Wahya juga memandang gw. “Eh, ada apa buk..?” katanya sambil menatap ke arah gw yang masih dalam keadaan telanjang dan gw lihat kontol itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi. Gw terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika diri gw diliputi perasaan aneh, belum pernah gw melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami gw, suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh kami.

Gw mencoba mengalihkan persaan gw dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Akhirnya gw putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat gw masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai, gw baru sadar gw tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang gw kenakan sudah gw basahi dan penuh sabun karena gw rendam. Gw bingung, namun akhirnya gw putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Gw yakin mereka tidak akan melihat, dan gw pun mulai berlari ke arah kamar gw yang pintunya terbuka.

Namun baru gw akan masuk ke kamar, tubuh gw menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang gw tabrak itu adalah Om Wahya.
“Maaf Buk.., tadi gw cari Buk Tiwi tapi Buk Tiwi nggak ada di kamar. Baru gw mau keluar, eh Buk tiwi nabrak gw..” katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau gw sedang telanjang bulat.
Gw begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah gw.

Namun Om Wahya segera menangkap tangan gw dan berkata, “Nggak usah malu Neng.., tadi Buk juga udah ngeliat punya gw, gw nggak malu kok..”
“Jangan Pak..!” kata gw, namun Om Wahya malah mengangkat gw ke arah halaman belakang menuju dua orang temannya. Gw berusaha memberontak dan berteriak, tapi Om Wahya dengan santainya malah berkata, “Tenang aja Buk.., di sini sepi. Suara teriakan Buk nggak bakal ada yang denger..” Melihat tubuh telanjang gw, kedua teman Om Wahya segera bersorak kegirangan. “Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara gw sekeras-kerasnya.”Tolong jangan perkosa gw, gw nggak bakalan lapor siapa-siapa…” kata gw. “Tenang aja deh kamu nikmati aja…” kata teman Om Wahya yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan gw, sedang Om Wahya masih memegang kedua tangan gw dengan kencang.

Tidak berapa lama kemudian gw lihat ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Gw melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan kontol mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh gw di atas pasir. Kemudian Om Wahya mulai menjilati kemaluan gw.
“Wah.., memeknya wangi loh..” katanya.
Gw segera berontak, namun kedua teman Om Wahya segera memegangi kedua tangan dan kaki gw. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan gw sambil menghisap puting susu gw. Tidak berapa lama kemudian Om Wahya mulai mengarahkan kontolnya yang besar ke lubang memek gw. Dan ternyata, yang tidak gw duga sebelumnya, rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami gw. Namun karena malu, gw terus berontak sampai Om Wahya mulai mengoyangkan kontolnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa gw justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar gw berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

Melihat itu kedua teman Om Wahya tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, gw sadar namun mau memberontak lagi gw merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah gw terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan gw tetap tidak berusaha melepaskan diri dari om wahya.

Tidak lama kemudian Om Wahya membalikkan tubuh gw dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan gw. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan kontolnya ke mulut gw. Gw berusaha berontak, namun si gendut menjambak gw dengan keras, sehingga gw menurutinya. Gw benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian gw mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah gw alami sebelumnya. Tubuh gw menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Om Wahya belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim gw.

Begitu Om Wahya mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milik gw tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam mulut gw dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam mulut gw. Banyak sekali spermanya yang gw rasakan di mulut gw, namun ketika gw hendak membuang sperma itu, Om Wahya yang gw lihat sedang duduk beristirahat berkata.
“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama… pasti nikmat… ha.. ha.. ha..”
Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, gw menurutinya berkumur dengan seperma itu. Sementara si botak terus mengocok kontolnya di dalam kemaluan gw, gw melihat Om Wahya masuk ke dalam rumah gw dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang gw beli tadi pagi untuk gw masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik gw. Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan gw pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Om Wahyamenghampiri gw sambil memaksa gw kembali ke posisi merangkak.

“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam vagina gw. Tentu saja gw terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi gw. Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam vagina gw. Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga gw menggoyang-goyangkan pantat gw ke kiri dan kanan. “Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha… ha… ha…” kata si tukang bangunan.

“Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!” kata si tukang bangunan. Dengan perlahan gw merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.
Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit gw berhenti, tetapi setiap gw berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat gw. Tidak berapa lama gw mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Om Wahya kemudian menghampiri gw, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus gw.

Gw kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!” Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata. “Sekarang kamu maju pelan-pelan..” Dan ketika gw bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus gw sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan gw sampai kemudian mereka siap memperkosa gw lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks gw pun turut orgasme dengan arti gw menikmati diperkosa.

Malam harinya ketika suami gw pulang, gw sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, ga tau entah kenapa!mungkin saking nikmatnya ngentot bareng 3 buruh bangunan sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap gw sedang tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, buruh bangunan ini selalu menyelingi dengan mengerjai gw dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai dapur gw selesai dibangun! Sunguh nikmatnya diperkosa buruh bangunan lho tubuh mereka kekar dan tenaga meraka sangat kuat dalam melakukan hubungan sex! Patut kalian coba lho tapi gw ga tanggung akibatnya! Hihihihi… salam cerita sex dewasa!
21.37 | 0 komentar

Cerita Dewasa | Ganasnya Ibu Majikanku

Cerita Dewasa,Cerita dewasa dengan tante ini terjadi bersama ibu majikanku yang memang terlihat sangat ganas sekali dan haus sseks sekali. Sebagai laki - laki normal yang hanya pernah mendengar dalam cerita, tentu aku tidak mampu menolak dan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kenyataan inilah yang harus kualami, apalagi ini adalah perintah majikan.

Tanpa berpikir panjang lagi, aku segera menjatuhkan kedua tanganku di atas bukit kembar itu. Mula-mula hanya kusentuh, kuraba dan kuelus-elus saja, tapi lama kelamaan aku mencoba memberanikan diri untuk memegang dan menekan-nekannya. Ternyata nikmat juga rasanya menyentuh benda kenyal dan hangat, apalagi milik majikanku. Ibu majikanku kelihatan juga menikmatinya, terlihat dari nafasnya yang mulai pula tidak teratur.

Desiran mulutnya mulai kedengaran seolah tak mampu menyembunyikannya di depanku. "Auhh...terus Nis, nikmat sayang. Tekan...ayo...teruuuss...aakhh... isap Nis...jilat donk.." itulah erangan ibu majikanku sambil meraih kepalaku danmembawanya ke payudaranya yang kenyal, empuk dan tidak terlalu besar itu.

Aku tentu saja tidak menolaknya, bahkan sangat berkeinginan menikmati pengalaman pertama dalam hidupku ini. Aku segera menjilat-jilat putingnya,mengisap dan kadang sedikit menggigit sambil tetap memegangnya dengan kedua tanganku. Aku tidak tahu kapan ia membuka celananya, tapi yang jelas ketika aku sedikit melepas putingnya dari mulutku dan mengangkat kepala, tiba-tiba kulihat seluruh tubuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di badannya.

"Ayo Nis, kamu tentu tau apa yang harus kamu perbuat setelah aku bugil begini. Yah khan?"pintanya sambil meraih kedua tanganku dan membawanya ke selangkangannya. Lagi-lagi aku tentu mengikuti kemauannya. Aku mengelus-elus bulu-bulu yang tumbuh agak tipis di atas kedua bibir lubang kemaluannya yang sedikit mulai basah itu.

Aku rasanya tak ingin memindahkan mulutku dari bukit kenyalnya itu, tapi karena ia menarik kepalaku turun ke selangkangannya di mana tanganku bermain-main itu, maka aku dengan senang hati menurutinya.

"Cium donk. Jilat sayang. Kamu ngga jijik khan?" tanyanya.

"Ngga bu'" jawabku singkat, meskipun sebenarnya aku merasa sedikit jijik karena belum pernah melakukan hal seperti itu, tapi aku pernah dengar cerita dari temanku sewaktu di kampung bahwa orang Barat kesukaannya menjilat dan mengisap cairan kemaluan wanita, sehingga akupun ingin mencobanya.

Ternyata benar, kemaluan wanita itu harum dan semakin lama semakin merangsang. Entah perasaan itu juga bisa di temukan pada wanita lain atau hanya pada ibu majikanku karena ia merawat dan menyemprot farfum pada vaginanya.

Pinggul ibu majikanku semakin lama kujilat, semakin cepat goyangannya, bahkan nafasnya semakin cepat keluarnya seolah ia dikejar hantu.

Kali ini aku berinisiatif sendiri menguak dengan lebar kedua pahanya, lalu menatap sejenak bentuk kemaluannya yang mengkilap dan warnanya agak kecoklatan yang di tengahnya tertancap segumpal kecil daging. Indah dan mungil sekali. Aku coba memasukkan lidahku lebih dalam dan menggerak-gerakkannya ke kiri dan ke kanan, lalu ke atas dan ke bawah.

Pinggul ibu majikanku itu semakin tinggi terangkat dan gerakannya semakin cepat. Aku tidak mampu lagi mengendalikan gejolak nafsuku. Ingin rasanya aku segera menancapkan penisku yang mulai basah ke lubangnya yang sejak tadi basah pula.

Tapi ia belum memberi aba-aba sehingga aku terpaksa menahan sampai ada sinyal dari dia.

"Berhenti sebentar Nis, akan kutunjukkan sesuatu" perintahnya sambil mendorong kepalaku, lalu ia tiba-tiba bangkit dari tidurnya sambil berpegangan pada leher bajuku. Kami duduk berhadapan, lalu ia segera membuka kancing bajuku satu persatu hingga ia lepaskan dari tubuhku. Ibu majikanku itu segera merangkul punggungku dan menjilati seluruh tubuhku yang telanjang. Dari dahi, pipi, hidung, mulut, leher dan perutku sampi ke pusarku, ia menyerangnya dengan mulutnya secara bertubi-tubi sehingga membuatku merasa geli dan semakin terangsang.

"Nis, aku sekalian buka semuanya yach....." pintanya sambil melepaskan sarung dan celana dalamku. Aku hanya mengangguk dan mebiarkannya menjamah seluruh tubuhku.

Sikap dan tindakan ibu majikanku itu membuat aku melupakan segalanya, baik masalah keluargaku, penderitaanku, tujuan utamaku maupun status dan hubunganku dengan majikannya. Yang terpikir hanyalah bagaimana menikmati seluruh tubuh ibu majikanku, termasuk menusuk lubang kemaluannya dengan tongkatku yang sangat tegang itu.

"Bagaimana Nis....? enak yach?" tanyanya ketika ia berhenti sejenak menjilat dan memompa tongkatku dengan mulutnya. Lagi-lagi aku hanya mampu mengangguk untuk mengiyakan pertanyaannya. Ia mengisap dan menggelomoh penisku dengan lahapnya bagaikan ****** makan tulang.

"Aduhhh...akhhh...uuuhhhh...." suara itulah yang mampu kukeluarkan dari mulutku sambil menjambak rambut kepalanya.

"Ayo Nis....cepat masukkan inimu ke lubangku, aku sudah tak mampu menahan nafsuku lagi sayang,," pintanya sambil menghempaskan tubuhnya ke kasur dan tidur terlentang sambil membuka lebar-lebar kedua pahanya untuk memudahkan penisku masuk ke kemaluannya.

Aku tak berpikir apa- apa lagi dan tak mengambil tindakan lain kecuali segera mengangkangi pinggulnya, lalu secara perlahan menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vaginya yang menganga lagi basah kuyup itu.

Senti demi senti tanpa sedikitpun kesulitan, penisku menyerobot masuk hingga amblas seluruhnya ke lubang kenikmatan ibu majikanku itu. Mula-mula aku gocok, tarik dan dorong keluar masuk secara pelan, namun semakin lama semakin kupercepat gerakannya,sehingga menimbulkan suara aneh seiring dengan gerakan pinggul kami yang seolah bergerak/bergoyang seirama.

"Plag..pliggg....ploggg,,,decak...decikkk..dec ukkk k" Bunyi itulah yang terdengar dari peraduan antara penisku dan lubang vagina ibu majikanku yang diiringi dengan nafas kami yang terputus-putus, tidak teratur dan seolah saling kejar di keheningan malam itu.

Aku yakin tak seorangpun mendengarnya karena semua orang di rumah itu pada tidur nyenyak, apalagi kamar tempat kami bergulat sedikit berjauhan dengan kamar lainnya, bahkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00-12.00 malam.

"Bu...bu.....aku ma..mau..kkk" belum aku selesai berbisik di telinganya, ibu majikanku tiba-tiba tersentak sambil mendorongku, lalu berkata:

"Tunggu dulu. Tahan sebentar sayang" katanya sambil memutar tubuhku sehingga aku terpaksa berada di bawahnya. Ternyata ia mau merubah posisi dan mau mengangkangiku. Setelah ia masukkan kembali penisku ke lubangnya, ia lalu lompat-lompat di atasku sambil sesekali memutar gerakan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Akibatnya suara aneh itu kembali mewarnai gerakan kami malam itu "decik...decakkk..decukkk".

Setelah beberapa menit kemudian ibu majikanku berada di atasku seperti orang yang naik kuda, ia nampaknya kecapean sehingga seluruh badannya menindih badanku dengan menjulurkan lidahnya masuk ke mulutku.

Aku kembali merasakan desakan cairan hangat dari batang kemaluanku seolah mau keluar.

Aku merangkul punggung ibu majikanku dengan erat sekali.

"Akk..aakuuu tak mampu menahan lagi bu'. Aku keluarkan saja bu...yah" Pintaku ketika cairan hangat itu terasa sudah diujung penisku dan tiba-tiba ibu majikanku kembali tersentak dan segera menjatuhkan badannya di sampingku sambil terlentang, lalu meraih kemaluanku dan menggocoknya dengan keras serta mengarahkannya ke atas payudaranya. Cairan hangat yang sejak tadi mendesakku tiba-tiba muncrat ke atas dada dan payudara ibu majikanku. Iapun seolah sangat menikmatinya. Tarikan nafasnya terdengar panjang sekali dan ia seolah sangat lega.

Tindakan ibu majikanku tadi sungguh sangat terkontrol dan terencana. Ia mampu menguasai nafsunya. Maklum ia sangat berpengalaman dalam masalah sex.

Terbukti ketika spermaku sudah sampai di ujung penisku, ia seolah tau dan langsung dicabutnya kemudian ditumpahkan pada tubuhnya. Entah apa maksudnya, tapi kelihatannya ia cukup menikmati.

"Nis,, anggaplah ini hadiah penyambutan dariku. Aku yakin kamu belum pernah menerima hadiah seperti ini sebelumnya. Yah khan?" katanya seolah sangat puas dan bahagia ketika kami saling berdamping dalam posisi tidur terlentang. Setelah berkata demikian, ia lalu memelukku dan mengisap-isap bibirku, lalu berkata:

"Terima kasih yah Nis atas bantuanmu mau memijit tubuhku. Mulai malam ini, Kamu kujadikan suami keduaku, tapi tugasmu hanya menyenangkan aku ketika suamiku tidak ada di rumah. Mau khan?" katanya berbisik.

"Yah,,bu'. Malah aku senang dan berterima kasih pada ibu atas budi baiknya mau menolongku. Terima kasih banyak juga bu'" jawabku penuh bahagia, bahkan rasanya aku mulai sedikit terangsang dibuatnya, tapi aku malu mengatakannya pada ibu majikanku, kecuali jika ia memintanya.

Sejak saat itu, setiap majikan laki-lakiku bermalam di luar kota, aku dan ibu majikanku seperti layaknya suami istri, meskipun hanya berlaku antara jam 21.00 sampai 5.00 subuh saja. Sedang di luar waktu itu, kami seolah mempunyai hubungan antara majikan dan buruh di rumah itu. Aku sangat disayangi oleh seluruh anggota keluarga majikanku karena aku rajin dan patuh terhadap segala perintah majikan, sehingga selain aku diperlakukan layaknya anak atau keluarga dekat di rumah itu, juga aku dibiayai dalam mengikuti pendidikan pada salah satu perguruan tinggi swasta di kota Makassar, bahkan aku diberikan sebuah kendaraan roda dua untuk urusan sehari-hariku.

Sayang aku dikeluarkan dari perguruan tinggi itu pada semester 3 disebabkan aku tidak lulus pada beberapa mata kuliah akibat kemalasanku belajar dan masuk kuliah.

Karena aku sangat malu dan berat pada majikan laki-lakiku atas segala pengorbanan yang diberikan padaku selama ini, terpaksa aku meninggalkan rumah itu tanpa seizin mereka dan aku kembali ke kota Bone untuk melanjutkan pendidikanku pada salah satu perguruan tinggi yang ada di kotaku tersebut. Untung aku punya sedekit tabungan, karena selama kurang lebih 2 tahun tinggal bersama majikanku, aku rajin menabung setiap diberikan uang oleh majikanku.
20.49 | 0 komentar